Oleh: Drs H Suhadi M Sahli MAg
KLIKMU.CO
Indonesia dijajah Portugal dan Inggris mulai tahun 1512-1560. Belanda menjajah Indonesia selama 350 tahun mulai 1596-1942. Sedang Jepang 3 tahun, mulai 1942-1945. Kekejaman penjajah menyebabkan bangsa Indonesia sangat menderita, bodoh, miskin, dan terbelakang. Tetapi anehnya selama kurang lebih tiga setengah abad berlalu, bangsa Indonesia diam saja, tanpa melakukan perlawanan yang berarti.
Maka bangkitlah ulama-ulama menjadi pelopor terdepan untuk melawan penjajah, lalu diikuti oleh tokoh-tokoh nasional, masyarakat dan bangsa serta para politisi seperti KH Kahar Muzakkar (Muhammadiyah), Ki Bagus Hadikusumo (Muhammadiyah), Kasman Singodemejo (Muhammadiyah), KH Agus Salim (Muhammadiyah), KH Hasyim Asy’ari (Nahdlatul Ulama’), Ir Soekarno (Nasionalis/Muhammadiyah), M Hatta Nasionalis/Muhammadiyah), Mr Yamin Nasionalis), Maramis (Nasionalis/Kristen).
Sebelumnya juga telah terjadi perlawanan yang sengit kepada penjajah oleh Cut Nyak Dien, Teuku Umar, Cik Ditiro, Pangeran Diponegoro, Pattimura, dan lainnya. Dan setelah kemerdekaan ada perlawanan yang sengit juga kepada penjajah yang ingin bercokol kembali di Indonesia oleh panglima besar Jenderal Sudirman. Setelah itu ada penumpasan terhadap pengkhianatan PKI yang puncaknya terjadi pada tanggal 30 September 1965 oleh Islam dan Abri. Mereka semua adalah pahlawan dan penjaga setia kemerdekaan kesatuan Negara Republik Indonesia.
Alhamdulillah, berkat rahmat Allah Subhaanahuu Wata’ala dan didorong oleh keinginan luhur bangsa Indonesia, Bangsa Indonesia tetap merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945. Secara akal sehat, sulit sekali NKRI bisa merdeka dari penjajahan, karena jauh sekali kemampuannya dibanding penjajah, baik fisik maupun intelektualnya, namun Allah Subhaanahuu Wata’ala menunjukkan kekuasaannya terhadap Umat Islam dan bangsa Indonesia sebagaimana yang telah disinyalir dalam firmannya berikut ini:
17 Agustus 1945 diletakkan pada tanggal 17 Ramadhan bersamaan dengan turunnya wahyu yang pertama kali (Qs Al Baqarah ayat 183). 17 Agustus 1945 ada hubungannya dengan shalat lima waktu yaitu sehari semalam 17 rakaat.
Mari kita lihat firman Allah dalam Al-Quran surat Al Isro’:
عَسَىٰ رَبُّكُمۡ أَن يَرۡحَمَكُمۡ ۚ وَإِنۡ عُدتُّمۡ عُدۡنَا ۚ وَجَعَلۡنَا جَهَنَّمَ لِلۡكَٰفِرِينَ حَصِيرًا
“Mudah-mudahan Tuhan kamu melimpahkan rahmat kepada kamu; tetapi jika kamu kembali melakukan kejahatan, niscaya Kami kembali mengazabmu. Dan Kami jadikan Neraka Jahanam penjara bagi orang kafir.” (QS. Al-Isra’ 17: Ayat 8)
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَإِذَا قَرَأۡتَ ٱلۡقُرۡءَانَ جَعَلۡنَا بَيۡنَكَ وَبَيۡنَ ٱلَّذِينَ لَا يُؤۡمِنُونَ بِٱلۡأٓخِرَةِ حِجَابًا مَّسۡتُورًا
“Dan apabila engkau (Muhammad) membaca Al-Qur’an, Kami adakan suatu dinding yang tidak terlihat antara engkau dan orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat,” (QS. Al-Isra’ 17: Ayat 45)
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِذَا لَقِيتُمۡ فِئَةً فَٱثۡبُتُواْ وَٱذۡكُرُواْ ٱللَّهَ كَثِيرًا لَّعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu bertemu pasukan (musuh), maka berteguh hatilah dan sebutlah (nama) Allah banyak-banyak (berzikir dan berdoa) agar kamu beruntung.” (QS. Al-Anfal 8: Ayat 45).
Ternyata jelas sekali bahwa pada tanggal 17 Agustus 1945, Allah Subhaanahuu Wata’ala telah memberikan kemenangan, kenikmatan, kemerdekaan kepada bangsa kita. Maka wajib kita syukuri dengan lisan, minimal membaca alhamdulillah dengan hati, meyakini bahwa kemerdekaan tersebut adalah yakin dari Allah.
Dengan perbuatan, supaya berkah, maka mengisi kemerdekaan ini dengan beramal sholih sebagai bentuk syukur kepada Allah dan menghormati serta berterimakasih kepada para pahlawan kita. Dan agar negeri ini tidak terlaknat maka tinggalkan perbuatan yang maksiat dan munkar ( QS. Ibrahim ayat 7).
Bagian dari mensyukuri kemerdekaan adalah kita wajib melakukan 3M yaitu:
Pertama, mengkaji Islam. Setiap muslim berkewajiban mempelajari dan memahami ajaran Islam (QS Al Mujadalah 11).
Kedua, mengamalkan Islam. Supaya tidak rugi selamanya, maka setiap muslim wajib mengamalkan ajaran Islam dalam segala aspek kehidupan (QS. Al ‘Ashr 1- ).
Ketiga, memperjuangkan Islam. Setiap muslim wajib memperjuangkan Islam. Dalam berjuang supaya efektif wajib berjamaah ( berorganisasi ).
Berorganisasi adalah perintah Allah dan Rasulnya, maka masuk organisasi Islam itu hukumnya fardlu kifayah atau bahkan wajib. Tetapi berorganisasi harus yang profesional, memiliki tujuan dakwah Islam yang benar dan jelas, aturan dan sarana untuk mencapai tujuan.
Dalil perintah berjuang surat Ash Shof ayat 10-12, An Nisa’ ayat 95, dan lainnya. Dasar kewajiban wajib masuk organisasi adalah firman Allah Ali Imran 104, As Shof 4, hadits, dan qaul Sahabat. Kebenaran yang tidak diorganisir dengan baik, maka akan dikalahkan dengan kebatilan yang diorganisir dengan rapi
Maka organisasi yang paling patut kita ikuti dan perjuangkan adalah Muhammadiyah, karena Muhammadiyah adalah gerakan Islam amar ma’ruf nahi-munkar.
Orang yang berpendapat organisasi itu bidah adalah karena tidak paham Islam secara kaffah, tetapi hanya kulitnya saja atau ada tendensius dengan Slogan “Islam Yes Organisasi No” adalah sesat dan menyesatkan, karena terkontaminasi paradigma penjajah untuk melemahkan kekuatan Islam dan umat Islam.
Berorganisasi di Muhammadiyah adalah bagian dari ibadah dan sarana perjuangan untuk menegakkan Islam di bumi Allah (Khalifal Fil Ardl).
Tetapi yang sangat menjadi keprihatinan bagi kita adalah meskipun secara fisik sudah merdeka selama 78 tahun, tetapi hakekatnya kita belum terlepas dari bentuk penjajahan yang lainnya, seperti penjajahan ekonomi oleh asing dan aseng (oligarki) hampir semua lini ekonomi negara kita sekarang ini 80% dikuasai oleh sekelompok kecil yang hanya sekitar 1-2% dari jumlah penduduk NKRI. Sedangkan kita yang berjumlah sekitar 250 juta itu hanya menguasai ekonomi 10–20 %.
Dan bentuk-bentuk penjajahan baru yang lainnya, banyaknya penghianatan terhadap tujuan didirikan negara ini, seperti kecendrungan ekonomi tidak memihak rakyat kecil, maraknya korupsi, ketidakadilan, dan lain-lain. Bila ini dibiarkan terus, maka tunggulah kehancuran dan azab yang pedih dari Allah di dunia dan akhirat, sebagaimana firmanNya berikut:
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
يَسۡمَعُ ءَايَٰتِ ٱللَّهِ تُتۡلَىٰ عَلَيۡهِ ثُمَّ يُصِرُّ مُسۡتَكۡبِرًا كَأَن لَّمۡ يَسۡمَعۡهَا ۖ فَبَشِّرۡهُ بِعَذَابٍ أَلِيمٍ
“(yaitu) orang yang mendengar ayat-ayat Allah ketika dibacakan kepadanya, namun dia tetap menyombongkan diri seakan-akan dia tidak mendengarnya. Maka peringatkanlah dia dengan azab yang pedih.” (QS. Al-Jasiyah 45: Ayat 8)
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَءَاتَيۡنَٰهُم بَيِّنَٰتٍ مِّنَ ٱلۡأَمۡرِ ۖ فَمَا ٱخۡتَلَفُوٓاْ إِلَّا مِنۢ بَعۡدِ مَا جَآءَهُمُ ٱلۡعِلۡمُ بَغۡيَۢا بَيۡنَهُمۡ ۚ إِنَّ رَبَّكَ يَقۡضِي بَيۡنَهُمۡ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ فِيمَا كَانُواْ فِيهِ يَخۡتَلِفُونَ
“Dan Kami berikan kepada mereka keterangan-keterangan yang jelas tentang urusan (agama); maka mereka tidak berselisih kecuali setelah datang ilmu kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Sungguh, Tuhanmu akan memberi putusan kepada mereka pada hari Kiamat terhadap apa yang selalu mereka perselisihkan.” (QS. Al-Jasiyah 45: Ayat 17)
Bagian dari rasa syukur kepada Allah swt yang telah memberikan kemerdekaan kepada bangsa Ini, kita harus mengusir segala bentuk penjajahan yang telah bercokol maupun yang akan mencengkeram NKRI ini dengan cara:
Umat Islam bangsa Indonesia wajib bersatu padu dalam hal menentukan politik, ekonomi, sosial budaya, dan agama.
Umat Islam harus menguasai iptek. Mampu menciptakan produk-produk penting, jangan hanya menjadi konsumen. Memiliki komitmen yang tinggi tidak akan belanja di tempat tetangga lain selagi di tetangga sendiri masih ada persediaan, dan lain-lain
Istiqamah (konsistensi) dalam melaksanakannya. (*)
Drs H Suhadi M Sahli MAg
Wakil Ketua PDM Kota Surabaya