8 April 2025
Surabaya, Indonesia
Maulid Nabi Mutiara Pendidikan Opini TEMATIS

Menyikapi Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW

Thoat Stiawan, Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PDM Kota Surabaya, Dosen Universitas Muhammadiyah Surabaya. (Dok UM Suabaya)

Oleh: Thoat Setiawan

KLIKMU.CO

Maulid Nabi Muhammad SAW diperingati setiap tanggal 12 Rabiul Awal dan merupakan salah satu hari raya umat muslim dunia. Penyelenggaraan Maulid Nabi Muhammad SAW di berbagai negara berbeda-beda. Khususnya di Indonesia yang memiliki kekhasan tersendiri menurut kawasan dan daerahnya dalam memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Perlu diketahui bahwa hukum memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW ini termasuk dalam perkara ijtihadiyah (masalah yang tidak ada nash yang sharih (tegas) yang menunjukkannya) dan tidak ada kewajiban sekaligus tidak ada larangan untuk melaksanakannya. Perkara ini adalah masalah ijtihad ulama.

Maka bagaimana sikap kita? Tentunya sikap kita harus menghormati ijtihad dari ulama ini. Karena “Siapa di antara mereka sesuai dengan kebenaran diberi dua pahala, dan siapa yang salah diberi satu pahala dan kesalahannya diampuni. Maka barang siapa yang mentarjih pendapat Syafi’i, tidak boleh mengingkari orang yang mentarjih pendapat Malik. Siapa yang mentarjih pendapat Ahmad, tak boleh mengingkari orang yang mentarjih pendapat Syafi’i dan sebagainya” (Majmu Fatawa, 20/292).

Kepada umat muslim, khususnya warga Muhammadiyah dalam memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, mari memperingatinya dengan berbuat ihsan seperti apa yang menjadi teladan dari Nabi Muhammad SAW. Dan berbuat ihsan adalah anjuran. Perbuatan ini mencakup tiga aspek dalam kehidupan kita: akhlak, muamalah, dan ibadah.

Tiga aspek ini tidak bisa terlepas dari kehidupan kita. Maka ihsan pun tidak bisa terlepas dari ketiganya. Aspek akhlak dan muamalah menggambarkan hubungan horizontal dengan sesama makhluk, sedangkan aspek ibadah vertikalnya antara kita selaku hamba dengan Allah, Zat yang menciptakan.

Sudah semestinya kita berlomba-lomba menjadi muslim yang muhsin, dengan itu kita menjadi mulia di sisi Allah. Seorang muslim yang tidak ingin mendapatkan ihsan pada dirinya maka ia telah menyia-nyiakan kesempatan yang baik ini.

Nabi Muhammad SAW juga menekankan kepada umat Islam dan para sahabatnya untuk berusaha mengamalkan ibadah dengan spirit ihsan ini. Ia bukan sebatas akhlak mulia saja, tapi ihsan adalah bagian kesempurnaan keislaman kita yang berkaitan erat dengan akidah.

Anjuran Berbuat Ihsan

Dalam Al-Qur’an, terdapat seratus enam puluh enam ayat yang berbicara tentang ihsan dan implementasinya. Dari sini kita dapat menarik satu makna, betapa mulia dan agungnya perilaku dan sifat ini, hingga mendapat porsi yang sangat istimewa dalam Al-Qur’an. Berikut ini beberapa ayat yang menjadi landasan akan hal ini.

وَأَحْسِنُوا إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

“… Dan berbuat baiklah kalian karena sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik. ” (Al-Baqarah: 195)

Rasulullah pun sangat memberi perhatian terhadap masalah ihsan ini. Sebab, ia merupakan puncak harapan dan perjuangan seorang hamba. Bahkan, di antara hadis-hadis mengenai ihsan tersebut, ada beberapa yang menjadi landasan utama dalam memahami agama ini.

Rasulullah menerangkan mengenai ihsan ketika menjawab pertanyaan Malaikat Jibril tentang ihsan dimana jawaban tersebut dibenarkan oleh Jibril, dengan mengatakan:

أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ

“Engkau menyembah Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, dan apabila engkau tidak dapat melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu”.  (HR. Muslim).

Para ulama juga bersepakat bahwa ihsan dalam beribadah kepada Allah dan ihsan dalam perilaku seorang muslim itu perintah dari Allah dan Rasulnya. Karena itu, barang siapa yang telah berbuat ihsan dalam amalannya, maka ia telah melaksanakan perintah Allah dan Rasul-Nya, demikian sebaliknya. (*)

Thoat Setiawan
Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PDM Kota Surabaya

1 Comment

  • Khoirul Faizin 28 September 2023

    Barokallah fikum. Terima kasih penjelasannya ustadz.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *