Milad Ke-101 Muhammadiyah Surabaya: Melanjutkan Perjuangan Mas Mansur, Bung Tomo, hingga Cokroaminoto

0
262
Drs Andi Hariyadi MPdI (Dok pribadi)

Oleh: Drs Andi Hariyadi MPdI

Ketua Majelis Pendidikan Kader PDM Surabaya, Sekretaris Tim Penulisan Sejarah Muhammadiyah Surabaya

KLIKMU.CO

Muhammadiyah Surabaya pada Selasa hari ini, 1 November 2022, tepat memasuki usia 101 tahun. Karena 1 November 1921 KH Ahmad Dahlan pendiri Muhammadiyah di Yogyakarta pada 18 November 1912 itu melantik jajaran Pimpinan Cabang Muhammadiyah Surabaya dengan ketuanya KH Mas Mansur. Kemudian langsung melakukan dakwah yang mencerahkan dan teladan kepedulian untuk memperkuat dakwah di berbagai bidang. Baik dari aspek keagamaan, pendidikan, sosial, ekonomi, dan pergerakan kebangsaan, sehingga bisa berdiskusi, berinteraksi, dan melakukan aksi sinergi bersama tokoh  bangsa seperti HOS Cokroaminoto, Soekarno, Dr Sutomo, Bung Tomo, dan lainnya untuk mewujudkan, mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan.

Perjuangan ini sungguh menginspirasi pada generasi bangsa untuk melanjutkan perjuangan. Mengingat tantangan kekinian dan masa depan semakin kompleks.

Sebagaimana tema Muktamar Ke-48, yaitu “Memajukan Indonesia, Mencerahkan Semesta”, tema ini sangat tepat dan aktual menghadapi beragam permasalahan bangsa dan semesta sehingga peran  Muhammadiyah diharapkan semakin nyata.

Memajukan Indonesia, sebagai upaya sistematis, terukur, dan akurat serta transparansi untuk memperkuat sinergi memajukan Indonesia yang adil dan makmur, bersatu dalam keragaman, menghormati perbedaan dengan penuh kerukunan.

Komitmen Muhammadiyah memajukan Indonesia, aktif berdakwah mencerahkan, bukan mengejek dan memaki. Peduli berbagi, bukan merampok negeri untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya. Memajukan Indonesia dengan Iman, ilmu, dan amal sehingga tangguh, mandiri, dan berdaulat. Memajukan Indonesia dengan memadamkan keangkuhan dan arogansi serta diskriminasi. Memajukan Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran, bukan kemiskinan dan kesombongan. Konsistensi Muhammadiyah memajukan Indonesia tidak sekadar wacana dan bahan diskusi, tetapi mampu menumbuhkan persatuan Indonesia yang siap berkompetisi dalam arus global.

Perjuangan Muhammadiyah tidak berhenti untuk memajukan Indonesia saja, tetapi punya tanggung jawab mencerahkan semesta. Sebagai bagian dari masyarakat dunia tentunya kontribusi Muhammadiyah sangat dibutuhkan untuk menata kehidupan yang lebih baik.

Ada banyak persoalan yang perlu diselesaikan secara bersama dengan masyarakat dunia lainnya, seperti persoalan kemanusiaan akibat kekerasan dan peperangan, kerusakan ekologi akibat keserakahan yang tiada henti mengeksplorasi sumber daya alam yang ada, terjadinya diskriminasi akibat persepsi dan interpretasi untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya sehingga kehidupan penuh kecurigaan, permusuhan, hingga pembunuhan.

Muhammadiyah hendaknya aktif mencerahkan semesta di mana interaksi beragama dengan harmoni, komunikasi sosial dengan kesantunan dan peduli, menghormati dan menghargai keragaman budaya, bukan membully.

Tata kelola semesta dengan prinsip amal soleh, ukhuwah, ta’awun, fastabiqul khoirat untuk terwujud khoiroh ummah menjadi bingkai dan prinsip perjuangan Muhammadiyah. Sehingga melalui pendidikan menjadi ruang penguat kepribadian dan keahlihan, melalui dakwah keagamaan menjadi ujung tombak  mencerahkan dan memberdayakan pribadi dan komunal, ritual, dan spiritual terimplementasikan dalam kehidupan yang konstruktif bukan destruktif. Layanan sosial dan kebencanaan sebagai bentuk kontribusi dan partisipasi penyelamatan jiwa.

Prof Amin Abdullah menyatakan, dalam perspektif yang luas, awal berdirinya Muhammadiyah sebenarnya didorong oleh “kegelisahan” dan “keprihatinan” yang mendalam terhadap model dakwah dan pola pemahaman keagamaan Islam yang berlaku saat itu. Dan generasi Muhammadiyah, sejatinya, harus selalu siap dengan pergumulan dan pergolakan zaman yang berbeda sehingga mereka dituntut untuk berpikir keras terus-menerus seperti ketika para generasi awal pendiri Muhammadiyah berpikir, bertindak, dan bergerak.

Pada 101 tahun yang lalu, KH Mas Mansur ketika memimpin Muhammadiyah Surabaya langsung menggerakkan dakwah yang mencerahkan di masa kolonial. Maka di saat global sekarang ini diharapkan muncul kader-kader Persyarikatan Muhammadiyah setangguh Mas Mansur dan Dr Sutomo, seheroik Jenderal Sudirman dan Bung Tomo, setegar HOS Cokroaminoto dan Soekarno.

Selamat Milad Ke-101 Muhammadiyah Surabaya. Layar terkembang lahan dakwah terbentang untuk meneruskan perjuangan yang mencerahkan. (*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini