12 Desember 2024
Surabaya, Indonesia
Ikatan Pelajar Muhammadiyah Kabar

Milad Ke-62: Tujuh Peran IPM agar Tetap Relevan Sesuai Zaman

Ketua Umum PP IPM Nashir Efendi.

Jakarta, KLIKMU.CO – Milad Ke-62 Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) yang jatuh pada Selasa (18/7) mengusung tema “Merajut Karya, Berdaya Bersama”. Dalam pidatonya pada momen milad, Ketua Umum PP IPM Nashir Efendi menjelaskan makna dari tema tersebut.

Menurut Nashir Efendi, merajut karya artinya bahwa IPM tidak hanya sebagai penonton, tetapi menjadi aktor utama dalam menciptakan perubahan positif. Kader IPM harus aktif menggali potensi diri, mengasah kemampuan, dan berani mengambil peran dalam berbagai kegiatan yang bermanfaat.

“Mari kita terus berinovasi dalam menciptakan solusi kreatif terhadap berbagai persoalan yang ada di sekitar kita. Setiap usaha kecil yang kita lakukan dapat menjadi batu loncatan untuk mencapai kesuksesan yang lebih besar,” tuturnya.

Ketika kita merajut karya, lanjut Nashir, kita menggambarkan proses menyusun benang demi benang untuk menciptakan sesuatu yang indah dan bermakna. Begitu pula dalam perjalanan hidup ini, kita perlu merajut mimpi-mimpi dengan langkah-langkah nyata, semangat pantang menyerah, dan dukungan dari orang-orang di sekitar.

“Kita hidup dalam masyarakat yang terhubung secara global. Setiap tindakan yang kita ambil dan keputusan yang kita buat memiliki dampak pada orang lain. Oleh karena itu, kita harus belajar untuk berdaya bersama, saling mendukung, dan mendorong satu sama lain menuju kesuksesan yang berkelanjutan,” bebernya.

Dalam merajut karya, Nashir juga meminta kader untuk menghargai perbedaan dan keragaman. Sebab, setiap individu memiliki bakat dan kemampuan yang berbeda.

“Saat kita saling mengakui dan menghargai keunikan setiap orang, kita dapat menciptakan sinergi yang luar biasa. Mari kita melupakan persaingan yang tidak sehat dan berfokus pada kerjasama yang saling menguntungkan,” imbuh lulusan Universitas Brawijaya tersebut.

Kemudian, terkait berdaya bersama, Nashir menyebut frasa itu mengandung makna pentingnya kerjasama dan solidaritas antar sesama pelajar Muhammadiyah. Dalam menjalankan peran sebagai pelajar, kita perlu saling mendukung, menginspirasi, dan bekerja sama dalam membangun lingkungan yang kondusif untuk belajar.

“Mari kita jadikan IPM sebagai wadah untuk saling berbagi pengetahuan, pengalaman, serta bekal yang dapat membantu kita mencapai cita-cita dan menghadapi tantangan ke depan. Dalam dunia yang semakin kompleks dan cepat berubah ini, sering kali kita merasa terjebak dalam rutinitas dan kepentingan pribadi,” katanya.

“Namun, kita harus mengingat bahwa dalam meraih kesuksesan dan menciptakan perubahan yang berarti, kita tidak dapat melakukannya sendirian. Dibutuhkan kerja sama, dukungan, dan saling melengkapi antara satu sama lain,” imbuh Nashir.

Tujuh Peran IPM

Agar tetap relevan di masa depan, Nashir menyebut IPM perlu mengambil langkah-langkah yang proaktif untuk mengikuti perubahan zaman dan memenuhi kebutuhan generasi muda. Ada tujuh peran yang dapat dimainkan IPM untuk tetap relevan di masa depan.

Pertama, dakwah kreatif. Menurutnya, IPM dapat memainkan peran dalam mempromosikan dan memperkuat nilai-nilai keislaman dalam menghadapi era VUCA. Mereka dapat mengajarkan nilai-nilai seperti keadilan, empati, kesederhanaan, dan kepemimpinan Islami sebagai landasan dalam mengambil keputusan dan bertindak dalam situasi yang tidak pasti dan kompleks.

“IPM dapat menjadi contoh nyata dalam menerapkan nilai-nilai Islami dalam kehidupan sehari-hari dan berkontribusi positif dalam masyarakat,” tutur Nashir.

Kedua, pemberdayaan digital. IPM dapat memainkan peran penting dalam memberdayakan generasi muda dalam pemanfaatan teknologi digital. Kader IPM dapat memberikan pelatihan tentang pemanfaatan teknologi, literasi digital, dan pengembangan keterampilan digital yang relevan dengan era VUCA.

“Dengan memperkuat kompetensi digital generasi muda, IPM dapat membantu mereka mengatasi tantangan yang kompleks dalam dunia digital yang terus berkembang,” jelasnya.

Ketiga, keterampilan resiliensi. IPM juga dapat melatih generasi muda dalam mengembangkan keterampilan resiliensi yang diperlukan dalam era VUCA. Ini meliputi kemampuan untuk mengatasi ketidakpastian, menyesuaikan diri dengan perubahan, dan menghadapi tantangan dengan ketahanan mental dan emosional.

“IPM dapat menyediakan pelatihan, bimbingan, dan dukungan bagi anggotanya untuk membangun ketangguhan dalam menghadapi perubahan yang cepat dan kompleks,” tutur laki-laki asal Lamongan tersebut.

Keempat, pembinaan kepemimpinan intelektual. Nashir menjelaskan, IPM dapat memainkan peran dalam membina kepemimpinan intelektual di kalangan anak muda. Mereka dapat memberikan pelatihan kepemimpinan yang berfokus pada keterampilan berpikir kritis, analisis isu-isu kontemporer, dan pengembangan wawasan keIslaman.

“Pembinaan ini membantu anak muda untuk menjadi pemimpin yang mampu memengaruhi positif masyarakat dengan pemikiran kritis, etika, dan integritas,” tegasnya.

Kelima, generasi interdisipliner. Generasi ini, kata Nashir, menggabungkan elemen-elemen dari berbagai disiplin ilmu untuk memahami dan memecahkan masalah yang kompleks.

Mereka tidak terpaku pada satu disiplin ilmu tertentu, tetapi mampu memadukan konsep, metode, dan pengetahuan dari berbagai bidang untuk mencapai pemahaman yang lebih holistik. Generasi interdisipliner juga memiliki kemampuan untuk melihat hubungan yang tersembunyi dan menemukan solusi yang inovatif melalui integrasi lintas disiplin.

Keenam, penyediaan akses ke sumber daya informasi. Menurutnya, IPM dapat memainkan peran dalam menyediakan akses yang mudah dan luas terhadap sumber daya informasi yang relevan dengan generasi muda. Ini dapat dilakukan melalui platform online, portal informasi, atau aplikasi mobile yang memberikan akses ke berbagai informasi, artikel, buku, dan konten yang mendukung pembelajaran dan pemahaman Islami.

Ketujuh, advokasi dan keterlibatan dalam isu sosial. Di sini, IPM dapat berperan dalam advokasi dan keterlibatan dalam isu-isu sosial yang relevan dengan generasi muda. Mereka dapat menyuarakan isu-isu seperti pendidikan, lingkungan hidup, kesehatan mental, kesetaraan gender, dan masalah sosial lainnya. Dengan menjadi suara generasi muda dalam isu-isu penting, IPM dapat memperkuat relevansi mereka di tengah masyarakat.

“Dengan mengambil langkah-langkah ini, IPM dapat tetap relevan di masa depan dan terus memberikan kontribusi yang berarti bagi generasi muda. Penting bagi IPM untuk terus beradaptasi, memperbarui diri, dan memenuhi kebutuhan generasi muda yang terus berkembang dengan mencerminkan nilai-nilai Islam yang moderat dan relevan dengan konteks zaman,” tandasnya. (AS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *