Muhadjir dan Emil Ternyata Sama-Sama Keturunan Kiai Ageng Basyariyah

0
94
Emil Dardak (dua dari kiri) dan Muhadjir Effendy (empat dari kiri) saat menghadiri Haul Akbar Syekh Kyai Ageng Basyariyah. (Humas UMM)

Madiun, KLIKMU.CO – Ribuan tamu memenuhi acara Haul Akbar Syekh Kiai Ageng Basyariyah dan Doa Bersama untuk Bangsa sekaligus memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1445 H bersama 1.000 Ulama Se-Nusantara, Sabtu (30/9) lalu.

Dalam haul yang dilaksanakan di Masjid Al-Basyariyah Sewulan, Madiun, itu turut hadir Menteri Koordinator PMK Muhadjir Effendy, Wakil Gubernur Jatim Emil Dardak, dan sederet kiai, ulama, dan bahkan tokoh dari luar Jawa.

Tidak banyak yang tahu bahwa Muhadjir merupakan keturunan ke-6 dari Kiai Ageng Basyariyah atau Raden Bagus Harun. Nenek moyang yang sama dengan Presiden Republik Indonesia KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

Banyak pula tokoh nasional dan pesantren yang dilahirkan, baik itu pada masa lampau maupun sekarang. Misalnya, Mbah Sambu Lasem, Mbah Maimun Jubair KH Ahfas Faishol Baidlowi Lasem, hingga Gus Baha, dan lainnya. Hal itu juga yang membuat Muhadjir sangat dekat dengan para kiai di kalangan Nahdhatul Ulama (NU).

Beberapa saat sebelumnya, Muhadjir juga menerima gelar Raden Pangeran Anom dari Kasepuhan Majan di Serambi Masjid Kasepuhan Majan Tulungagung, Jawa Timur. Gelar yang disematkan secara langsung oleh Ketua dan Dewan Sesepuh Adat Kasepuhan Majan tersebut merupakan bentuk penghargaan kepada keturunan keluarga Sentono Dalem Majan. Terutama berkat jasanya kepada negara serta memiliki jiwa penuh semangat serta amanah pada tanggung jawab yang diemban.

Turut hadir KH Ahmad Muwafiq yang menjelaskan bahwa ada beberapa alasan mengapa penyebaran Islam di Pulau jawa sangatlah cepat. Salah satunya ialah peradaban Jawa yang cukup maju saat Nabi Muhammad menyebarkan Islam di Makkah, tepatnya pada abad ke 600 M.

Hal itu dibuktikan dengan adanya banyak kerajaan yang berdiri di Pulau Jawa. Sehingga proses penyebaran agama Islam yang dibawa ulama Timur Tengah juga menjadi lebih cepat dan mudah.

Selain itu, menurutnya, konsep penyebaran Islam di Pulau Jawa melalui pedagang merupakan diksi yang kurang cocok.

“Yang benar adalah bahwa para ulama menjadi seorang pedagang untuk mampu membaur dengan masyarakat. Konsep inilah yang juga seharusnya diterapkan para pemimpin untuk bisa membaur dengan masyarakat,” kata Gus Muwafiq.

Ada juga hal menarik disampaikan oleh KH Moh Hasib Wahab Hasbulloh dari Ponpes Bahrul Ulum Tambak beras saat diminta untuk memimpin shalawatan. Ia mengatakan bahwa Muhadjir merupakan tokoh yang pandai bershalawat. Muhadjir juga dinilai cocok untuk mewakili masyarakat untuk memajukan umat dan bangsa Indonesia.

“Dedikasi beliau untuk bangsa dan negara sudah teruji. Maka, mari kita berdoa juga agar beliau mampu memberikan yang terbaik untuk Indonesia,” katanya.

Di sisi lain, Wagub Jatim Emil ternyata juga merupakan salah satu keturunan dari Kiai Ageng Basyariyah. Dia menyampaikan, Jawa Timur merupakan tempat banyak kiai lahir dan memberikan pengaruh yang besar. Terbukti dengan banyaknya pondok pesantren yang berdiri dan berkiprah di Jawa Timur.

Lebih lanjut, Emil juga menegaskan bahwa pada 2022, Jawa Timur mendapatkan gelar Adinata syariah nasional. Penghargaan tersebut merupakan penghargaan atas capaiakn ekonomi syariah yang terus meningkat.

“Tentu hal itu tidak lepas dari barokah dan doa dari para kiai serta para elemen masyarakat yang menerapkan konsep ekonomi syariah,” ujarnya. (Wildan/AS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini