19 Desember 2024
Surabaya, Indonesia
Berita

Muhadjir Effendy: Kamus Sejarah Urusan Dirjen, Silakan Investigasi biar Tak Jadi Fitnah

Muhadjir Effendy (kiri) dan Nadiem Makarim. (Foto Liputan6.com)

KLIKMU.CO – Muhadjir Effendy memberikan penjelasan mengenai polemik Buku Kamus Sejarah Indonesia yang alpa mencantumkan nama pendiri NU KH Hasyim Asy’ari. Menurut Menko, itu urusan Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid.

“Itu programnya direktorat sejarah. Urusannya hanya sampai di Dirjen (Kebudayaan). Tidak sampai ke menteri,” kata Muhadjir, Rabu (21/4/2021).

Hal itu menjawab pernyatakan Nadiem Makarim bahwa kamus sejarah yang menyulut kontroversi itu sudah ada sebelum dirinya menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud).

Muhadjir Effendy kembali menjelaskan bahwa kamus sejarah tersebut merupakan program Direktorat Sejarah. Muhadjir menilai wajar tidak semua program kementerian dilaporkan kepadanya. Biasanya hanya program prioritas yang dilaporkan kepada menteri.

“Memang tidak semua pekerjaan harus lapor ke Menteri. Bisa bikin menteri habis waktu untuk baca laporan. Tidak sempat kerja. Kecuali program program prioritas, atau program yang harus dikoordinasikan dan disinkronkan lintas satuan kerja,” kata dia.

Selain itu, Muhadjir menyarankan Kemendikbud membentuk tim investigasi soal persoalan ini agar permasalahannya lebih jelas.  “Toh meskipun direktoratnya sudah bubar kan orang-orangnya masih ada. Biar jelas duduk persoalannya. Dan tidak jadi fitnah,” tegas dia, dikutip dari Kumparan.

Muhadjir lantas berbicara mengenai penyelesaian Museum Islam Nusantara KH Hasyim Asy’ari. Museum tersebut diresmikan Presiden Jokowi sejak dua tahun silam.

“Kalau yang melanjutkan penyelesaian gedung Museum Islam Nusantara KH Hasyim Asy’ari, di Jombang memang inisiatif saya atas permintaan almarhum Gus Solah dan mendapat persetujuan Bapak Presiden. Kemudian diresmikan oleh Bapak Presiden, tanggalnya mudah diingat, yaitu 12-12-2018,” papar Muhadjir.

Di samping itu, dalam kepemimpinan Muhadjir Effendy juga diterbitkan dua buku biografi khusus. Pertama, buku biografi KH Hasyim Asy’ari. Buku tersebut ditulis melibatkan sejarawan NU. Kedua, buku biografi KH Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah.

“Memang waktu saya Mendikbud, juga ada penyusunan buku biografi Hadratusy Syeikh KH Hasyim Asy’ari. Dalam rangka memperingati 106 tahun kebangkitan nasional. Tim penulisnya dipimpin oleh sejarawan NU, KH Agus Sunyoto,” tutur mantan rektor UMM tersebut. (AS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *