Yogyakarta – Pada malam puncak Resepsi Milad Ke-111 Muhammadiyah Sabtu (18/11) besok, PP Muhammadiyah akan me-launching program Gerakan Infak Pendidikan (GIP) 111.
Gerakan ini bertujuan untuk meratakan pertumbuhan pendidikan Muhammadiyah di seluruh Indonesia.
Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Agung Danarto menyampaikan hal itu dalam Konferensi Pers Kamis (16/11) lalu di Universitas Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta.
Agung menjelaskan, kualitas pendidikan di Indonesia tidak sepenuhnya merata. Kesenjangan terlihat antara yang di pusat kota dengan yang di daerah 3T. Padahal pendidikan merupakan kebutuhan mendasar bagi bangsa Indonesia.
“Muhammadiyah berusaha membangun fondasi yang kuat untuk pendidikan yang ada di Indonesia. Dan ini konsen Muhammadiyah sejak lama dan dalam rangka untuk meneruskan fondasi pendidikan bangsa,” terang Agung.
Berbeda dengan penggalangan yang lain, GIP 111 ini langsung berada di bawah koordinasi PP Muhammadiyah. Sebagaimana diketahui, instansi pendidikan Muhammadiyah membuka peluang untuk pemerataan akses pendidikan bagi seluruh bangsa.
Maka, sudah menjadi pengetahuan umum bahwa pendidikan Muhammadiyah di daerah 3T, termasuk di pedesaan, masih sangat membutuhkan bantuan. Selain untuk perbaikan sarana dan prasarana, gaji guru juga masih jauh di bawah standar.
“Untuk memberikan subsidi gaji guru sekolah Muhammadiyah,” tambahnya.
Kondisi keuangan yang sulit, kata Agung, guru-guru di sekolah swasta seperti sekolah Muhammadiyah rentan tergoda untuk pindah profesi. Namun, yang tidak kalah ironis, banyak guru swasta yang diterima PPPK dan ditarik ke sekolah negeri yang menyebabkan sekolah swasta asalnya kelabakan bahkan sampai ada yang gulung tikar.
“Tentu harus ada upaya serius untuk meningkatkan gaji guru-guru kita, yang ada di berbagai daerah dan provinsi di samping juga untuk membangun sekolah-sekolah baru, seiring dengan kebutuhan masyarakat terhadap pendidikan yang semakin besar,” tuturnya.
Agung menekankan, berinfak untuk pembangunan lembaga pendidikan Muhammadiyah sama dengan membangun pendidikan bangsa secara umum. Sebab, lembaga pendidikan Muhammadiyah diperuntukkan bagi seluruh bangsa.
“Karena Muhammadiyah berkeyakinan kemajuan suatu bangsa itu tidak hanya ditentukan oleh sekelompok golongan. Tetapi seluruh anak bangsa harus terdidik sehingga dana pendidikan ini akan ditujukan untuk mencerdaskan seluruh anak bangsa,” katanya.
Menurut Agung, dana yang terkumpul dari GIP 111 ini juga akan digunakan untuk memberikan beasiswa bagi peserta didik yang tidak mampu dari masyarakat kelas menengah ke bawah.
(AS)