Muhammadiyah: Konsisten Membangun Peradaban di Mana pun Berdiri

0
247
Muhammadiyah. (Foto istimewa)

Oleh: Ace Somantri

KLIKMU.CO

113 tahun melewati berbagai dinamika sosial, politik, dan ekonomi masyarakat. Muhammadiyah hadir tidak sekadar hadir, melainkan memberi kontribusi dan dedikasi pada negeri ibu pertiwi. Bahkan tidak berhenti dalam lingkup sebuah negeri, melainkan semua alam semesta yang dapat disinari oleh mentari.

Karena Muhammadiyah hadir dan berdiri menyinari seluruh negeri di mana pun umat manusia berdiri dan menghuni. Tanpa sekat batas wilayah bangsa dan negara, Muhammadiyah tetap konsisten membangun peradaban negeri-negeri di muka bumi di mana matahari menyinari. Sehingga tidak ada satu pun tempat ketika Muhammadiyah berdiri menjadi duri, melainkan selalu memberi solusi.

113 tahun bukan waktu yang sebentar dan singkat, namun memberi arti dan makna yang berarti bagi semua penghuni bumi di mana pun manusia berdomisili. Di mana pun bumi diinjak, di situ langit dijungjung, sebuah peribahasa suatu suku dan etnis tertentu dapat menjadi filosofi kehidupan di mana manusia tinggal di atas bumi.

Muhammadiyah hadir di mana pun tetap berkontribusi untuk memberi inspirasi setiap generasi dengan bukti bukan janji tak bertepi. Banyak negeri berseri tanda bahagia sebagai bukti bahwa Muhammadiyah singgah bukan menjadi parasit, melainkan membumi menjadi penguat struktur bumi hingga tumbuh berdiri menjulang tinggi. Jauh berbeda dengan ormas Islam lainnya yang cenderung banyak mengekor dan terkesan banyak diperdayai.

Dengan spirit Ali Imron dan Al Ma’un, Muhammadiyah melalui berbagai amal usahanya terus beruasaha keras mengeksplorasi potensi sumber daya yang berada di sekitar lokasi di mana Muhammadiyah berdiri. Di dalam negeri NKRI maupun di luar negeri, Muhammadiyah tetap mandiri di atas kaki sendiri. Perjuangan demi perjuangan untuk menancapkan kaki di negeri kanguru, Muhammadiyah mulai berdakwah melalui dunia pendidikan tingkat dasar.

Sejak mengantongi izin operasional penyelenggraan pendidikan, sudah mulai warga negara setempat mendaftarkan warganya untuk mendapatkan pembelajaran pendidikan sekolah Muhammadiyah. Tidak ketinggalan di negara tetangga yang satu rumpun etnis Malaysia pun Muhammadiyah sudah mengantongi izin penyelenggaraan pendidikan tinggi.

Konsistensi Muhammadiyah tidak diragukan lagi. Batas-batas negara tidak menjadi penghalang untuk tetap berkontribusi. Terma Moderasi di Muhammadiyah tidak berhenti hanya beragama, melainkan dalam politik, ekonomi, dan pendidikan pun menunjukkan sikap moderat. Isu globalisasi bukan barang baru, Islam jauh sebelum peradaban eropa sudah memiliki konsep globalisasi.

Qur’an Surat Al Hujurat ayat 13 menjelaskan, manusia diciptakan laki-laki dan perempuan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku untuk saling kenal mengenal. Kemuliaan seseorang ditentukan oleh produktivitas ibadanya dan Allah hanya memberi predikat suatu bangsa atau pun suku manapun sama, yang membedakan adalah ketaqwaan atau ketaatan kepada Allah SWT.

Di Muhammdiyah pun sama, siapa pun sama setiap orang yang memiliki kartu anggota Muhammadiyah dia memiliki hak sama. Yang membedakan ketaataan dan kontribusi karya pada Muhammadiyah. Bukan sebaliknya hanya menjadi tempat bersemayam selama masih bisa menduduki jabatan dengan dalih berjuang. Lebih parah menjadi batu loncatan untuk mendapatkan nilai pragmatis sesaat.

Klaim seseorang paling bermuhammadiyah, tidak ada bedanya klaim seorang muslim paling beriman. Hal itu biasanya untuk menjadikan dirinya paling berhak untuk sesuatu yang harus di dapatkan. Orang merasa paling beriman maka paling berhak mendapatkan surga dan begitu pula klaim paling bermuhammadiyah, maka paling berhak menduduki jabatan strategis di Muhammadiyah baik itu dalam organisasi persyarikatan maupun di amal usahanya. (*)

Bandung, Juli 2022

Ace Somantri adalah Wakil Ketua PD Muhammadiyah Kabupaten Bandung dan dosen UM Bandung. (Pribadi/KLIKMU.CO)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini