Surabaya, KLIKMU.CO – Momen peringatan Milad Ke-111 Muhammadiyah Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Surabaya juga disertai dengan peluncuran museum visual.
Ketua Majelis Pustaka, Informatika, dan Digitalisasi PDM Surabaya Andi Hariyadi menjelaskan, museum visual ini merupakan langkah awal penggalian dokumentasi melalui beberapa gambar dan arsip yang ada.
“Fungsinya tidak hanya untuk pengamanan benda-benda yang bernilai historis saja, tetapi lebih jauh untuk upaya mengonstruksi dan transformasi gerakan dakwah Muhammadiyah Surabaya,” tuturnya usai peluncuran di Gedung Dakwah Muhammadiyah PDM Surabaya, Sabtu (18/11).
Mengingat sudah 102 tahun Muhammadiyah Surabaya berdakwah. Namun, kata Andi, kita masih minim data.
Karena itu, dengan hadirnya museum visual ini diharapkan bisa didapatkan benda-benda bersejarah yang masih berserakan. MPID PDM Surabaya pun siap menerima koleksi benda bersejarah.
“Maka, melalui museum ini juga menjadi bahan edukasi dan kaderisasi. Penggalian data dan koleksi benda historis melibatkan beberapa pegiat sejarah dari kalangan muda serta silaturahmi dengan keluarga tokoh Muhammadiyah,” beber peminat sejarah itu.
Dari koleksi museum visual ini, Andi menyebut kita bisa mengetahui sekilas profil tokoh-tokoh awal pergerakan Muhammadiyah Surabaya. Seperti KH Mas Mansur, Wisatmo (salah satu dari Wali Rongpoloh yang digagas KH Mas Mansur), dan Abdul Latif Zein (pemilik toko buku Peneleh sekaligus ketua PKO Muhammadiyah Surabaya pertama yang rumahnya berhadapan dengan rumah HOS Cokroaminoto).
Tempat itu menjadi lokasi diskusi kebangsaan bersama KH Ahmad Dahlan, KH Mas Mansur, Soekarno, dan lainnya. Juga terdapat koleksi foto gerakan dakwah Muhammadiyah d ibidang pendidikan, kesehatan, dan sosial. Sinergi dakwah bersama tokoh lainnya seperti dr Soetomo, dr Soewandi, Bung Tomo, dan lainnya.
”Juga ada koleksi spesial berupa kartu tanda anggota Muhammadiyah milik KH Mas Mansur,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua PDM Surabaya M Ridlwan menyampaikan, sudah seabad lebih Muhammadiyah Surabaya berdakwah mencerahkan peradaban untuk terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Harus terus dijaga sinergisitas dan kontinuitas dakwah Muhammadiyah yang terus berikhtiar menyelamatkan semesta. Salah satu di antaranya belajar sejarah melalui museum untuk lebih mengetahui perjuangan dan keteladanan sebagai bekal kehidupan yang mencerahkan.
“Keberadaan museum bagi Muhammadiyah Surabaya tidak sekadar koleksi benda bersejarah saja, tetapi museum bisa untuk sarana dakwah dan edukasi, sehingga generasi bangsa dapat menggali dan menemukan spirit perjuangan dan keteladanan. Launching museum visual ini sebagai langkah awal untuk berdirinya sebuah museum yang representatif di Kota Surabaya,” kata M Ridlwan usai apel Milad Ke-111 Muhammadiyah Sabtu (18/11).
(Andi/AS)