8 April 2025
Surabaya, Indonesia
Berita

MUHASABAH AKHIR TAHUN 2024 #2 :Refleksi untuk GEN-Z, dan GEN-ALPHA

.

Oleh: Kyai Mahsun Jayadi

Pada kategori generasi apakah anda saat ini? Millenial, gen-Z? Gen-Alpha? Atau mungkin generasi Pasca Alpha?


Generasi “Zoomers” (Gen-Z), merupakan generasi yang lahir pada 2000-2012. Mereka sekarang berusia kisaran 12-23 tahun. Gen-Z adalah penduduk asli digital. Sedangkan Milenial yaitu generasi sebelum Gen-Z, yang lahir pada 1981-1996 (saat ini berusia 24-39 tahun).


Generasi post Gen-Z atau Generasi Gen-Alpha adalah generasi yang lahir setelah tahun 2013 ke atas. Generasi ini merupakan generasi pertama yang lahir sepenuhnya di abad ke-21 dan terintegrasi dengan teknologi sejak lahir. Istilah “Alpha” diambil dari huruf pertama alfabet Yunani, yang menandakan bahwa generasi ini memulai siklus baru.
Terlepas dari adanya varian type generasi tersebut, ketahuilah bahwa apapun jenis generasi anda sustansinya sama yakni generasi ”Ahsani Taqwim” ( أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ ) yakni generasi ciptaan Allah yang sempurna. Manusia sebagai makhluq yang sempurna karena memiliki kepribadian yang membedakannya dengan makhluq yang lain.
Prof. Buya Hamka, menjelaskan bahwa “kepribadian” manusia adalah hakekat “harga” manusia itu sendiri. Ia merupakan kumpulan sifat dan keistimewaan diri yang menunjukkan kelebihan seseorang dari orang lain, sehingga ada manusia besar dan manusia kecil. Ada manusia yang sangat berarti hidupnya dan ada yang tidak berarti sama sekali. Kedatangannya tidak menggenapkan dan kepergiannya tidak mengganjilkan.


Manusia hidup di dunia ini “di-design” oleh Allah dengan bentuk ciptaan yang sempurna.
Kesempurnaan bentuk ciptaan inilah yang memungkinkan manusia bisa melaksanakan ”amanah” peribadatan dengan baik, misalnya shalat, puasa dan hajji.

Surat At-Tin ayat 1 sampai 5, memberikan ketegasan terkait manusia sebagai ”generasi Ahsani Taqwim”, berikut ini:
وَالتِّينِ وَالزَّيْتُونِ -١- وَطُورِ سِينِينَ -٢- وَهَذَا الْبَلَدِ الْأَمِينِ -٣- لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ -٤-
ثُمَّ رَدَدْنَاهُ أَسْفَلَ سَافِلِينَ -٥- –
Artinya: 1) Demi buah Tin dan buah Zaitun, 2) dan demi gunung tursina, 3) dan demi negeri (Mekah) yang aman ini. 4) Sungguh, Kami telah Menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya, 5) kemudian Kami Kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya.
وَالتِّيْنِ , وَ الزَّيْتُونِ , وَطُورِسِيْنِيْنَ , وَهَذَا الْبَلَدِ الْأَمِينِ . Yang dimaksud dengan “Tin” ialah tempat tinggal Nabi Nuh a.s., yaitu Damaskus yang banyak tumbuh pohon Tin. “Zaitun” ialah Baitul Maqdis yang banyak tumbuh pohon zaitun. Gunung “Tursina” terletak di Semenanjung Sinai, Mesir. adalah gunung tempat Nabi Musa ‘alaihissalam menerima wahyu dan Allah berbicara langsung kepada Nabi Musa ‘alaihissalam. “Baladil amin” adalah negeri Makkah yang aman.

لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسٰنَ فِىٓ أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ (sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya). Kejadian yang baik dan sempurna pada manusia diindikasikan memiliki kepribadian, memiliki potensi besar untuk selalu berada di jalur yang baik dan benar. Dengan indikasi ini manusia memiliki “harga” baik di hadapan manusia maupun di hadapan Allah subhanahu wa ta’ala.
Fokus muhasabah kita kali ini adalah apakah generasi Gen-Z ataupun generasi Gen-Alpha telah membekali diri mereka dengan berbagai kepribadian yang luhur, dalam bahasa agama dipadankan “berakhlaqul karimah”?
Belakangan ini kita miris menyaksikan berbagai kejadian di masyarakat yang dipertontonkan oleh sebagian anak-anak muda yang kelewat batas. Antara lain maraknya kriminalisasi perjudian, narkoba, pencurian. Bahkan dalam minggu ini (antara tgl. 26-29 desember 2024) dilaporkan oleh salah seorang polsek di kota surabaya, telah menagkap 5 (lima) anak yang masih usia sekolah SD yang melakukan pencurian.
Banyak alasan yang memungkinkan mereka melakukan tindakan nista, antara lain: kurangnya empati, mudah terpengaruh lingkungan sekitar mereka, tekanan teman sebaya, kekosongan emosional, kecemburuan sosial, dan harga diri yang rendah. Istilah singkatnya yakni hilangnya fithrah atau ”kepribadian” aslinya.
Generasi Zoomers sangat ketergantungan dengan teknologi gadget, yang memungkinkan suka menyendiri, kurang bermasyarakat kecuali dengan komunitasnya sendiri. Nilai kebenaran diukur oleh informasi medsos bukan oleh nilai agama.
ثُمَّ رَدَدْنٰهُ أَسْفَلَ سٰفِلِينَ (Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya.
Yakni jika generasi Gen-Z atau Gen-Alpha sudah mulai kehilangan kepribadian, kehilangan jati diri (kehilangan akhlaqul karimah) maka Allah akan menjadikannya sebagai makhluq yang se-rendah rendahnya. Makhluq yang rendah derajatnya, tidak lagi diperhitungkan oleh masyarakat yang beradab. Keharirannya tidak menggenapkan, ketidak harirannya juga tidak mengganjilkan. Wujuduhu ka ’adamihi (adanya sama dengan tidak adanya).

IBRAH DARI MUHASABAH INI:
Setelah membaca dan memahami Alquran surat At-Tin, kita dapat mengetahui makna yang terkandung di dalamnya, antara lain:
Pertama, Kita dapat mengetahui sumpah Allah kepada empat nama. Keempat nama tersebut (buah tin, buah zaitun, gunung tursina, negeri Makkah yang aman) adalah lokasi para nabi yang telah gigih memperjuangkan agama Allah swt dengan penuh kesabaran, ketabahan dan ketawakalan. Meskipun mereka mendapat rintangan, hambatan dan tantangan yang menghalanginya.
Kedua, Wahai generasi Zoomers, Seharusnya kita bersyukur kepada Allah, karena Allah swt yang telah menciptakan kita dengan penciptaan yang paling sempurna. Termasuk macam generasi yang manapun anda (gen-Z, atau Gen-Alpha), pada hakekatnya secara substantif disebut generasi Ahsani Taqwim (أَحْسَنِ تَقْوِيمْ).
Ketiga, Kita wajib mengontrol diri, waspada dari perbuatan keji dan mungkar, serta tetap memelihara iman, dan merealisasikannya dalam bentuk amal saleh, sehingga kita menjadi manusia yang berharkat dan bermartabat, menjadi manusia yang mempunyai “Harga”. Juga kita harus membekali diri kita dengan berbagai nilai akhlaqul karimah. Itulah nilai dan Harga manusia.

نَصْرٌ مِنَ اللهِ وَفَتْحٌ قَرِيبْ
*Direktur Ma’had Umar Ibn Khottob Universitas Muhammadiyah Surabaya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *