Muhasabah Jelang Tahun Baru 1445 H: Kepemimpinan Kora-kora , Maksudnya?

0
27

KLIKMU CO-

Oleh: Ferry Yudi Antonis Saputro*

Surat Al-Anfal Ayat 27:

يا ايها الذين امنوا لا تخونواالله والرسول وتخونواأمنتكم وانتم تعلمون

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui”. (QS: Al-Anfaal ayat 27).

Amanat yang diberikan setiap manusia itu luhur dan suci dimanapun ditempatkan amanat itu, kecil atau besar. Amanat yang diberikan dalam rutinitas persyarikatan seperti Muktamar, Muswil, musda, muscab dan musran sebagai tonggak untuk evaluasi dan perbaikan kepemimpinan. Yang terpilih melanjutkan kebaikan dan menutup kekurangan yang tidak terpilih tetap di persyarikatan dan mengabdi dibidang yang lain untuk tetap bersama dalam wadah persyarikatan. Tidak kemudian yang lama malah dibuang, ini saatnya rezim baru. Melihat fenomena menghabisi kepemimpinan yang lama sangat terasa khususnya permusyawaran di Level PDM dan PCM. Yang menarik di PCM hasil Muscab Se-Surabaya ada beberapa Ketua lama tidak terpilih dijajaran pimpinan. Ibarat sebuah koalisi Pimpinan Ranting menemukan forum “pengadilan” pergantian pimpinan.

Seyogyanya kepemimpinan yang baru merangkul kepemimpinan yang lama mencari akar masalah beberapa program belum selesai dan membuat gebrakan program sesuai dengan hasil musyawarah, tidak ada dikotomi atau pernyataan kora-kora atau cuci piring yang ada adalah bagaimana meneruskan legacy yang ada dan menambal kebaikan yang sudah dibuat.

Ada beberapa pernyataan menggelitik kenapa Pimpinan yang aktif tidak terpilih, sedangkan yang tidak aktif atau tidak punya prestasi di Cabang atau Rantingnya malah yang terpilih. Nah inilah siklus kepemimpinan yang dibangun atas dasar cocok dan pas. Kadang malah ada yang masuk sebagai anggota di Cabang tersebut tiba-tiba terpilih jadi Ketua dengan alasan “menghabisi” pimpinan lama.

Untuk itu kembali ke Khittah garis besar perjuangan yang disampaikan KH. Ahmad Dahlan, sebagai berikut :

  1. Tidak Menduakan Muhammadiyah dengan organisasi lain;
  2. Tidak dendam, tidak marah, dan tidak sakit hati jika dicela dan dikritik; faktanya masih banyak pimpinan yang dikritik dianggap bukan groupnya dan tidak masukkan dalam jajaran kepengurusannya.
  3. Tidak sombang dan tidak berbesar hati jika menerima pujian; Faktanya banyak pimpinan sombong diri karena merasa bisa menyelesaikan masalah sebagian saja dan mengatakan kami yang paling bisa yang ter, ter, ter
  4. Tidak jubria (ujub, kikir, dan ria); Faktanya banyak kita yang ujub, medit pelit.
  5. Mengorbankan harta benda, pikiran, dan tenaga dengan hati ikhlas dan murni;
    bersungguh hati terhadap pendirian.

Semoga tulisan sederhana ini memberikan evaluasi diri kepemimpinan agar tetap Istiqomah dalam perjuangan dan tegak lurus dalam mewujudkan cita-cita Muhammadiyah.

*Wakil Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Wiyung Kota Surabaya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini