Munas Fokal IMM: Mendobrak Kejumudan Berpikir

0
91
Ace Somantri, dosen Universitas Muhammadiyah Bandung, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Barat. (Dok pribadi/KLIKMU.CO)

Oleh: Ace Somantri

KLIKMU.CO

Alhamdulillah akhirnya tergelar Musyawarah Nasional V Forum Keluarga Alumni (Fokal) IMM Pusat setelah sempat tertunda karena ada kendala Ketua Kornas Fokal IMM Pusat Bang Armyn Gultom dalam kondisi sakit. Berharap sembuh, panitia mencoba untuk memundurkan waktu pelaksanaannya. Namun, tidak selang waktu yang lama kondisi kesehatan ketua Kornas Fokal IMM Bang Armyn Gultom tak kunjung membaik, justru perkembangannya memprihatinkan.

Lebih memilukan hati para alumni, kader dan junior Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah tadinya berharap sembuh kembali dan akan menggelar Munas Fokal IMM dapat dihadiri oleh ketua Kornas, Allah SWT berkehendak lain. Akhirnya Bang Armyn Gultom tutup usia. Semoga almarhum mendapatkan kebaikan di sisi Allah SWT, aamiin yaa rabbalaalamiin.

Fokal IMM seluruh Indonesia berkabung atas kepergian kader terbaiknya. Akhirnya, sesuai kesepakatan pengurus harian Kornas Fokal IMM dan panitia, bersepakat untuk digelar kegiatan di bulan Juni tahun 2023 di Kalimantan Timur. Atas izin-Nya pada 24-25 Juni 2023 dapat terlaksana dengan lancar, sukses, dan berkah.

Semoga pelaksanaan Munas Fokal IMM dapat memberi motivasi, inspirasi, serta kontribusi pada gerak laju organisasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, terkhusus memberi warna dalam gerakan dakwah amar maruf nahi munkar yang menjadi platform gerakan persyarikatan Muhammadiyah.

Kehadiran Fokal IMM hingga saat ini belum terasa lebih keberadaannya. Bargaining position-nya belum bergitu markatable dalam kancah nasional dan internasional dibanding dengan eksistensi PB KAHMI.

Harapan dan keinginan maju harus benar-benar memberi warna dalam gerakan dakwah, baik melalui jalur ekonomi, politik, hukum, hankam dan jalur-jalur lain yang memungkinkan menjadi media beramal sholeh untuk mewujudkan ajaran Islam yang berkemajuan dan sebenar-benarnya.

Fokal IMM lahir karena ada tujuan yang mulia, selain memfasilitasi silaturahmi antarkader alumni Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah seluruh Indonesia, namun juga perlu ada giat dan gerak langkah taktis dan strategis untuk mendiaspora para kader terbaik pada passion masing-masing skill yang dimiliki. Sekaligus memfasilitasi dan mengendorse kader-kader berpotensi yang belum termanfaatkan keahliannya dalam ruang-ruang publik, baik dalam lingkup internal persyarikatan maupun di luar yang lebih strategis. Apalagi ruang publik yang berapiliasi dengan ranah kekuasaan penting ada pengawalan secara khusus dan serius.

Hindari konflik kepentingan yang parsial dan tidak mendidik kader ikatan, jauhkan budaya primordialisme kelompok suku, etnis, dan golongan. Karena tujuan dibentuknya Fokal IMM semata-mata kebersamaan dan keberjamaahan. Saling dorong dan saling dukung dalam ruang-ruang publik menjadi keniscayaan dan kemestian, jauhkan sikap elit Fokal bersikap dan berperilaku diskriminatif kepada kader alumni ikatan.

Selama tidak berbuat pelanggaran hukum publik dan privat serta pelanggaran moralitas, mereka pantas mendapatkan akselerasi dan advokasi yang layak dan pantas. Pun sama, saat berkompetisi menguji diri dalam ruang kepemimpinan di persyarikatan Muhammadiyah tetap memberi motivasi, akselerasi, dan advokasi untuk menghantarkan pada kepemimpinan puncak. Bukan sebaliknya justru ada tindakan tanpa disadari tidak memberi ruang lebar dan mempersempit akses hanya karena like or dislike pada sosoknya.

Munas Fokal IMM saatnya menata dan mendata kader-kader terbaik di berbagai ranah publik, distribusi terencana dan terstruktur memfasilitasi kader-kader ikatan menjadi pemimpin kekuasaan negara, pimpinan persyarikatan berbagai level dan minimal mendapatkan apresiasi menjadi pimpinan di berbagai amal usaha Muhammadiyah.

Memang tidak mutlak harus demikian, tentunya atas dasar dedikasi dan prestasi kader ikatan. Tidak mudah, namun sebenarnya dapat dilakukan manakala ada niat dan komitmen bersungguh-sungguh menggerakkan dan memberdayakan kader sesuai minat, bakat, dan skill serta kompetensinya. Bukan kesan dipaksakan harus jadi pimpinan karena dia kader yunior dalam paksi yang sama serta mudah dikendalikan, padahal nol prestasi.

Momentum yang tepat musyawarah nasional Fokal IMM untuk menata dan mendata kader ikatan dalam persyarikatan Muhammadiyah. Penyelenggaraannya yang pasti menghabiskan dana rupiah yang tidak sedikit, rela berkorban waktu untuk bersilaturahmi bukan tanpa modal dan biaya. Berharap lahir formatur atau pimpinan Kornas Fokal IMM yang unggul berkemajuan, baik maju dalam pembangunan sumber daya manusia dalam ikatan maupun maju berbagai hal yang ada relevansinya dengan peradaban Islam.

Kehadiran Fokal IMM bukan sekadar ada dalam catatan buku harian bangsa dan negara, melainkan berkontribusi lebih agresif dan progresif. Syukur lahir pemimpin bangsa dari alumni kader ikatan, kenapa tidak jikalau Fokal IMM bersuara dan berbicara dengan masing-masing keahliannya tidak mustahil saat ruang-ruang publik dikuasi akan menjadi momentum sharing ide dan gagasan brilian yang selama ini tersembunyi. Termasuk kader-kader yang selama ini  membisu tak berdaya, karena ruangnya dibungkam oleh ketidakmampuan organisasi yang tidak memiliki leadership visioner.

Derap derukan langkah…kibarkan panji-panji… Begitu kutipan lirik mars IMM yang saat berbagai kegiatan sakral IMM dikumandangkan. Mampukah saat ini ditahun politik punggawa Kornas Fokal IMM bersuara dan berbicara lantang, lugas dan tegas memberi kontribusi kepada bangsa yang saat ini sedang sakit parah. Pilih para pemimpin yang memiliki sikap pendobrak kejumudan berpikir dan bertindak, melankolis gerakan kornas fokal IMM harus diubah sesuai tuntutan kebutuhan terkini, apalagi ini adalah entitas organisasi alumni ikatan yang tidak mengikat dalam lingkaran kekuuasaan.

Memang disadari betul, karena kalahiran fokal IMM belum lama dilihat dari usianya. Namun tidak harus jadi alasan karena belum lama berdiri, sehingga nyaman dengan kegagapannya dalam belantika gerakan pembangunan bangsa dalam ranah politik kebangsaan. Jikalau berani, saat musyawarah nasional ini membuat gerakan spektakuler yang menggema ke seantero pelosok negeri dengan vibrasinya terasa hingga keseluruh tubuh bangsa dan negara, minimal dapat dirasakan dilingkungan persyarikatan Muhammadiyah.

Melihat dan mengamati dari jarak jauh, sepertinya munas Fokal IMM di Kalimantan Timur masih terkesan seremonial semata. Denyut gagasannya tidak bergetar dan suara programnya tidak menyebar ke berbagai arah mata angin. Sayang jika momentum ini tidak dijadikan waktu dan masa untuk membranding alumni ikatan yang benar-benar berwibawa dan disegani.

Romantisme masa lalu pasti menjadi obrolan kala bertemu, senda gurau dan gelak tawa pasti menghiasi silaturahmi, hingga berbagi cerita dan kisah sebagai aktifis pergerakan. Memang suasana itu dirindukan dan kangen, apalagi banyak pengalaman unik yang tidak pernah terlupakan. Namun, suasana tersebut jangan sampai membius dan meninabobokan agenda substansial untuk merancang bangun bangsa dan negara melalui Fokal IMM, semoga jaya dan jaya IMMKu. Wallahu ‘alam. (*)

Bandung, 24 Juni 2023

Alumnus DPP IMM, Dosen Universitas Muhammadiyah Bandung

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini