Ngaji Dino Iki 1754: Pentingnya Kompetensi

0
2
Dr Imam Syaukani MA, Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Surabaya. (Dok pribadi/KLIKMU.CO)

Oleh: Dr Imam Syaukani MA

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Competence shows the personality of an individual and can be used to predict an individual’s behavior and performance in carrying out activities.

(“Kompetensi menunjukkan kepribadian individu dan dapat digunakan untuk memprediksi perilaku dan kinerja individu dalam melaksanakan aktivitas.”)

Allah swt telah berfirman:

وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ وَمِنْ رِبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُونَ بِهِ عَدُوَّ اللَّهِ وَعَدُوَّكُمْ وَءَاخَرِينَ مِنْ دُونِهِمْ لَا تَعْلَمُونَهُمُ اللَّهُ يَعْلَمُهُمْ

Against them make ready  your strength to the utmost of your power, including steeds of war, to strike terror into (the hearts of) the enemies, of Allah and your enemies, and others besides, whom ye may not know, but whom Allah doth know.

Artinya:

“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, dan musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya.” (QS Al Anfal: 60)

Secara lebih dalam, kalimat ini mengungkapkan di dalam buku Competence at Work, bahwa: kompetensi dibagi ke dalam dua kategori: visible (knowledge skill) dan hidden (motif, watak dan konsep diri).

Bak gunung es, yang visibel mudah dikembangkan melalui berbagai pelatihan, namun hanya meliputi 20 persen profil individu. Sementara yang hidden ternyata mencakup 80 persen dan sulit diubah.

Karakteristik hidden ini yang disebut intent (niat), yang menurut Spencer memperlihatkan tindakan seseorang yang berdampak terhadap kinerja (job performance) dan juga melahirkan motif perbuatan indisipliner, baik yang sepele, maupun besar seperti fraud atau korupsi.

Selain penegakan regulasi (hukum) yang baik, perusahaan bisa melakukan pendekatan ruhiyah (agama) yang akan melahirkan pribadi, “…ikhlas berserah diri kepada Allah, lagi mengerjakan kebaikan.”

Sebagaimana firman-Nya:

وَمَنْ أَحْسَنُ دِينًا مِمَّنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لِلَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ وَاتَّبَعَ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا وَاتَّخَذَ اللَّهُ إِبْرَاهِيمَ خَلِيلًا

Who can be better in religion than one who submits his whole self to Allah, does good, and follows the way of Abraham the true in faith? For Allah did take Abraham for a friend.

Artinya:

“Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia pun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya.” (An-Nisa: 125)

Semoga bermanfaat

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Dari sahabatmu

Dr Imam Syaukani MA
Wakil ketua PDM Surabaya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini