8 April 2025
Surabaya, Indonesia
Ngaji Dino Iki

Ngaji Dino Iki 1777: Menyongsong Maut, Menuju Negeri Keabadian

Dr Imam Syaukani MA Wakil Ketua PDM Surabaya. (Pribadi/KLIKMU.CO)

Oleh: Dr Imam Syaukani MA

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

None of you should long for death for if he is a good man, he may increase his good deeds, and if he is an evil doer, he may stop the evil deeds and repent.

(“Janganlah salah seorang di antara kalian yang mengharap kematian, karena jika ia seorang yang berbuat baik, maka barangkali ia akan menambah amal salehnya, dan jika ia seorang yang berbuat buruk, maka barangkali ia menghentikan perbuatan buruknya dan bertobat.”)

Kematian sungguh merupakan hakikat yang menakutkan. Nyaris tidak ada orang yang menginginkan kematiannya datang cepat dan tiba-tiba.

Kita tidak usah takut pada kematian, tetapi takutlah pada hidup setelah kematian.

Sebab Allah swt sudah menetapkan bahwa:

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ

Every soul shall have a taste of death.

Artinya:

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati.” (QS Ali Imran: 185)

Setelah itu kita dihadapkan kepada:

كُلُّ نَفْسٍ بِمَا كَسَبَتْ رَهِينَةٌ

Every soul, for what it has earned, will be retained

Artinya

“Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya.” (QS Mudatsir: 38)

Namun, ajal datang tanpa salam dan permisi. Dan tidak ada yang mampu menolaknya. Serta tidak ada seorang pun kawan yang mampu menahannya.

Rasulullah pernah bersabda:

لَا يَتَمَنَّيَنَّ أَحَدُكُمْ الْمَوْتَ مِنْ ضُرٍّ أَصَابَهُ فَإِنْ كَانَ لَا بُدَّ فَاعِلًا فَلْيَقُلْ اللَّهُمَّ أَحْيِنِي مَا كَانَتْ الْحَيَاةُ خَيْرًا لِي وَتَوَفَّنِي إِذَا كَانَتْ الْوَفَاةُ خَيْرًا لِي

Shahih Bukhari 5239: “Janganlah salah seorang dari kalian mengharapkan kematian karena musibah yang menimpanya, kalau memang hal itu harus, hendaknya ia mengatakan; Ya Allah, hidupkanlah aku jika kehidupan itu baik untukku, dan matikanlah aku jika kematian itu baik bagiku.”

Perbanyaklah mengingat pemutus kenikmatan, yaitu kematian. Karena sesungguhnya tidaklah seseorang mengingatnya di waktu sempit kehidupannya, kecuali (mengingat kematian) itu melonggarkan kesempitan hidupnya.

Dan tidaklah seseorang mengingatnya di waktu luas (kehidupannya), kecuali (mengingat kematian) itu menyempitkan keluasan hidupnya.

Semoga bermanfaat
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Dari sahabatmu
Dr Imam Syaukani MA
Wakil ketua PDM Surabaya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *