Oleh: Dr Imam Syaukani MA
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
“There are days that are not about speed or kilometers it’s just therapy.”
(“Ada hari-hari yang bukan tentang kecepatan atau jarak. Hanya terapi.”)
Zaman cepat berubah dan serba instan, sehingga hidup sering kali tentang perlombaan, kompetisi, bahkan pertarungan. Kiranya ini adalah seleksi alam (meminjam istilah Biologi).
Yang kalah tersingkir. Yang menang terus sukses berkibar.
Dalam kacamata religi pun Allah berfirman:
وَلِكُلٍّ وِجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيهَا فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ أَيْنَ مَا تَكُونُوا يَأْتِ بِكُمُ اللَّهُ جَمِيعًا إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
To each is a goal to which Allah turns him; then strive together (as in a race) towards all that is good. Wheresoever ye are, Allah will bring you together. For Allah hath power over all things.
Artinya:
“Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. ‘Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Di mana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan (amal-amal) kamu semuanya.’ Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS Al-Baqarah: 148)
Pun demikian dalam meraih kebugaran terbaik. Berjiwa kompetitif sah-sah saja.
Namun, adakalanya kita hanya butuh keluar bergerak. Menikmati hawa pagi, menanti siraman mentari terbit. Memancing hormon endorfin mengalir deras. Terapi kedamaian dan kebahagiaan.
Dari Mu’adz bin Abdullah bin Khubaib dari Bapaknya dari Pamannya ia berkata:
كُنَّا فِي مَجْلِسٍ فَجَاءَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى رَأْسِهِ أَثَرُ مَاءٍ فَقَالَ لَهُ بَعْضُنَا نَرَاكَ الْيَوْمَ طَيِّبَ النَّفْسِ فَقَالَ أَجَلْ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ ثُمَّ أَفَاضَ الْقَوْمُ فِي ذِكْرِ الْغِنَى فَقَالَ لَا بَأْسَ بِالْغِنَى لِمَنْ اتَّقَى وَالصِّحَّةُ لِمَنْ اتَّقَى خَيْرٌ مِنْ الْغِنَى وَطِيبُ النَّفْسِ مِنْ النَّعِيمِ
Sunan Ibnu Majah 2132: “Kami sedang duduk-duduk dalam sebuah majelis, lalu Nabi saw datang, sementara di kepalanya masih ada sisa air mandi. Sebagian kami berkata kepada beliau, “Hari ini kami melihatmu tampak bahagia, ” beliau lantas menjawab: “Benar, segala puji bagi Allah.” Setelah itu orang-orang hanyut dalam perbincangan masalah kekayaan hingga beliau pun bersabda: “Tidak apa-apa dengan kaya bagi orang yang bertakwa. “Dan sehat bagi orang yang bertakwa itu lebih baik dari kaya. Dan bahagia itu bagian dari kenikmatan.”
Selamat menikmati karunia Allah swt, jangan lupa bersyukur kepada-Nya dan merawat kebahagiaan kita hari ini, untuk menyongsong kebahagiaan di negeri akhirat.
Semoga bermanfaat
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Dari sahabatmu
Dr Imam Syaukani, MA
Wakil Ketua PDM Surabaya