Oleh: Dr Imam Syaukani MA
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
I am a soul, a mind, a servant of Allah Subhanahu wa Ta’ala.
(“Saya adalah jiwa, pikiran, [dan] hamba Allah Subhanahu wa Ta’ala.”)
Allah swt telah berfirman:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
O ye who believe! fear Allah as He should be feared, and die not except in a state of Islam.
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.”
Nilai seorang manusia ditentukan oleh keindahan jiwa, hati, dan karakter moral (akhlak)-nya. Nilai manusia bukan pada kecantikan atau ketampanan, kekayaan, kedudukan atau jabatan.
Sebagai seorang muslim, kita sepatutnya tidak membebek kepada nilai-nilai materi keduniawian.
Rasulullah saw bersabda:
إِنَّ اللَّهَ لَا يَنْظُرُ إِلَى أَجْسَادِكُمْ وَلَا إِلَى صُوَرِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَشَارَ بِأَصَابِعِهِ إِلَى صَدْرِهِ
Shahih Muslim 4650: “Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada tubuh dan rupa kalian, tetapi Allah melihat kepada hati kalian (seraya mengisyaratkan telunjuknya ke dada beliau).
Penyerahan diri kita adalah sesuatu yang lebih tinggi, tertinggi, yaitu penyerahan kepada Allah Ta’ala.
Al-Quran menetapkan bahwa akhlak itu tidak terlepas dari aqidah dan syariah. Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan menjadi suatu kebajikan.
Akhlak seorang muslim tidak akan pernah terbukti, kecuali jika iman telah meresap di dalam jiwa dan keseluruh pembuluh nadi yang disertai dengan sikap khusyuk, tenang, taat dan amal saleh.
Semoga bermanfaat
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Dari sahabatmu
Dr Imam Syaukani MA
Wakil Ketua PDM Surabaya