Oleh: Dr Imam Syaukani MA

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Whilst we make use of Ramadhan to quit our bad ways and habits, let us remember that the crescent of Eid does not signal their return.
(“Kita manfaatkan Ramadhan untuk meninggalkan kebiasaan buruk, jadi ingatlah, munculnya hilal Idul Fitri bukanlah pertanda kembalinya kebiasaan (buruk) tersebut.”)
Bulan Ramadhan yang penuh berkah dan maghfirah akan berlalu.
Pemenang sesungguhnya adalah mereka yang bisa tetap istiqamah selama 11 bulan setelah Ramadhan.


Allah SWT berfirman:
فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَمَنْ تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْا إِنَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
Therefore stand firm (in the straight path) as thou art commanded…..
Artinya:
“Beristiqamahlah sebagaimana diperintahkan kepadamu…” (Hud: 112).
Allah SWT juga berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ–أُولَئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ خَالِدِينَ فِيهَا جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Verily those who say, ‘Our Lord is Allah,’ and remain firm (on that Path), on them shall be no fear, nor shall they grieve. — Such shall be Companions of the Garden, dwelling therein (for aye): a recompense for their (good) deeds.
Artinya:
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: ‘Tuhan kami ialah Allah’, kemudian mereka tetap istiqamah, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita. Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al-Ahqaf: 13-14).
Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumiddin berkata:
“Tanda diterimanya amal Ramadan adalah istiqamah dalam kebaikan setelahnya.”
Di akhir Ramadhan ini, ada doa yang masyhur di masyarakat Syam:
اللَّهُمَّ لَا تَجْعَلْهُ آخِرَ الْعَهْدِ مِنْ صِيَامِنَا إِيَّاهُ، فَإِنْ جَعَلْتَهُ فَاجْعَلْنِي مَرْحُومًا وَلَا تَجْعَلْنِي مَحْرُومًا
“Allahumma laa taj’alhu aakhiral ‘ahdi min shiyaamina iyyah, fa-in ja’altahu faj’alnii marhuuman wa laa taj’ani mahruuman.”
(“Ya Allah, janganlah Engkau jadikan puasa ini sebagai yang terakhir dalam hidupku. Seandainya Engkau berketetapan sebaliknya, maka jadikanlah puasaku ini dirahmati, bukan yang hampa semata.”)
Aamiin yaa rabbal ‘aalamiin.
Semoga bermanfaat
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Dari sahabatmu
Dr Imam Syaukani MA
Wakil Ketua PDM Surabaya