Ngaji Reboan #13: Keteladanan Nabi Ibrahim Sebagai Khalilullah

0
143

KLIKMU CO-

Oleh: Mahsun Djayadi*

Jumlah Nabi dan Rasul Allah tercatat 25 orang, nomor satu Nabi Adam, nomor duapuluhlima Nabi Muhammad. Di antara 25 nabi dan rasul Allah tersebut ada yang memiliki gelar kehormatan misalnya Nabi Muhammad bergelar Al-Amin, Al-Mahi, Al-Aqib. Nabi Yusuf bergelar al-Aziz. Nabi Idris bergelar Asadul Usud (raja segala singa).

Nabi Ibrahim juga mempunyai beberapa gelar, salah satunya yang menonjol adalah “Khalilullah” (kekasih Allah swt). Mengapa Nabi Ibrahim digelari Khalilullah? Berikut ini jawabannya :
Pertama, Salah satu alasan Allah memberikan gelar khalilullah atau kekasih Allah kepada Nabi Ibrahim adalah karena selalu mendahulukan perintah Allah daripada perintah yang lain.

Kedua, Nabi Ibrahim termasuk salah satu nabi kelompok ulul azmi bersama dengan beberapa nama nabi dan rasul lainnya yakni Nabi Muhammad, Nabi Nuh, Nabi Musa, dan Nabi Isa. Ulul azmi sendiri merupakan gelar yang diberikan untuk nabi dan rasul dengan ketabahan luar biasa. Hal ini seperti sebuah ayat Alquran yang menjelaskan mengenai nabi dan rasul tergolong ulul azmi, sebagaimana firman Allah :
وَإِذْ أَخَذْنَا مِنَ ٱلنَّبِيِّۦنَ مِيثَٰقَهُمْ وَمِنكَ وَمِن نُّوحٍ وَإِبْرَٰهِيمَ وَمُوسَىٰ وَعِيسَى ٱبْنِ مَرْيَمَ ۖ وَأَخَذْنَا مِنْهُم مِّيثَٰقًا غَلِيظًا
Artinya: Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari nabi-nabi dan dari kamu (sendiri) dari Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa putra Maryam, dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang teguh.

Ketiga, Gelar khalilullah artinya memang sangat mendalam yang diberikan karena penyebab tertentu. Salah satu makna dari pemberian gelar khalilullah artinya untuk Nabi Ibrahim tercantum dalam surat An-Nisa ayat 125 yang berbunyi,
Keempat, Nabi Ibrahim adalah pembawa “Millah” yakni agama tauhid yang lurus, sebagaimana firman Allah :
وَمَنْ اَحْسَنُ دِيْنًا مِّمَّنْ اَسْلَمَ وَجْهَهٗ لِلّٰهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ وَّاتَّبَعَ مِلَّةَ اِبْرٰهِيْمَ حَنِيْفًا ۗوَاتَّخَذَ اللّٰهُ اِبْرٰهِيْمَ خَلِيْلًا
Artinya : Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya.” (QS. An-Nisa: 125)

Kelima, Nabi Ibrahim dikenal teguh pendirian, berbuat baik dalam bentuk ucapan perbuatan mengikuti perintah Robb-nya, menjauhi keyakinan yang rusak serta ajaran batil. Ketika berhadapan dengan raja Namrud, Nabi Ibrahim tidak gentar sedikitpun menghadapinya.
Keenam, Nabi Ibrahim selalu makan bersama tamu sampai suatu ketika ada sebuah riwayat yang menjelaskan mengenai kisah Nabi Ibrahim yang rela menempuh perjalanan jauh untuk mencari seseorang yang diajak makan bersama. Inilah mengapa menjadikan Nabi Ibrahim dengan sebutan gelar khalilullah.
Ketujuh, Nabi Ibrahim gemar bersedekah dan memberi makan. Hal ini sesuai dengan sejumlah riwayat dari Imam Qurthubi meriwayatkan hadis dari Jabir bin Abdillah, Nabi Muhammad SAW bersabda : Allah menjadikan Ibrahim sebagai khalil karena dia gemar memberi makanan, memasyhurkan salam, dan salat malam pada saat banyak orang sedang tertidur.
Kedelapan, Nabi Ibrahim selalu bertawakal kepada Allah SWT walaupun setiap ujian menghampirinya. Salah satunya ketika malaikat mengujinya dengan harta dan anak. Di mana saat malaikat menyamar menjadi seorang pria yang kemudian meminta anak dan harta kekayaan, Nabi Ibrahim memberikannya karena melihat malaikat yang menyamar tersebut tengah berdzikir kepada Allah SWT.

Di samping itu, Nabi Ibrahim mempunyai beberapa gelar kehormatan, yakni :
Nabi Ibrahim bergelat Ulul Azmi
Nabi Ibrahim bergelar Abul Anbiya’
Nabi Ibrahim bergelar Abut Tauhid.

KETELADANAN NABI IBRAHIM
Pertama, Berjiwa Demokratis.
Dalam banyak ayat al-Qur’an Nabi Ibrahim diskenariokan oleh Allah yakni, mengenal Allah lewat proses pertanyaan, yaitu ketika melihat bintang gemintang, melihat bulan, melihat matahari berturut-turut disangka “Robb” tetapi akhirnya ditolaknya sendiri.
Ketika memberitahu kepada anaknya Ismail bahwa Allah memerintahkan untuk menyembelih anaknya, nabi Ibrahim masih memberi ruang dialog “Fanzhur maadzaa Taroo”.
Kedua, Mematuhi segala perintah Allah.
Nabi Ibrahim pernah diperintahkan Allah SWT untuk meninggalkan istri dan anaknya, Siti Hajar dan Ismail, di sebuah lembah. Lembah tersebut tak berpenghuni dan tidak ditumbuhi sebatang pohon pun sehingga sangat gersang serta tandus.
Saat itu, putranya Ismail masih bayi. Meski tidak tahu apa arti wahyu yang diperintahkan padanya itu, Nabi Ibrahim dengan ikhlas dan tawakal menempatkan keluarganya di tempat asing tersebut. Akhirnya, ketika Siti Hajar haus, Allah memerintahkan Jibril untuk membuat mata air Zam Zam. Lembah tersebut kemudian berubah menjadi kawasan makmur yang hingga saat ini terkenal sebagai kota Mekkah.
Ketiga, Tak lalai meski memiliki banyak harta.
Disebutkan dalam kitab Misykatul Anwar, Nabi Ibrahim memiliki 1.000 domba, 300 lembu, dan 100 ekor unta. Ada riwayat lain yang mengatakan jika Nabi Ibrahim memiliki 12.000 ekor ternak. Jumlah fantastis di zamannya tersebut menjadikan Nabi Ibrahim sebagai seorang yang kaya raya. Namun, ketika ditanya milik siapa ternaknya itu, ia menjawab bahwa seluruhnya adalah kepunyaan Allah. Jika Allah sewaktu-waktu menghendaki, Nabi Ibrahim rela menyerahkan semua hartanya tersebut.
Keempat, Teguh memegang aqidah dan keyakinannya.
Meskipun ayahnya sendiri “Azar” seorang musyrik dan pembuat patung berhala namun Nabi Ibrahim tak sedikitpun gentar apalagi bergeser keimanannya. Nabi Ibrahim tetap mendakwahi ayahnya agar meninggalkan kesyirikan. Tegas tanpa kompromi, tetapi tetap hormat dan berbuat baik kepada sang ayah.

 

 

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini