Ngaji Reboan #20: Momentum 1 Muharram sebagai Aktualisasi Hijrah dan Pencerahan

0
226
Ilustrasi Mujahid Dakwah

KLIKMU CO-

Oleh: Mahsun Djayadi*

Tepatnya pada hari Sabtu 31 Juli 2022 M., adalah titimangsa yakni “pas” dengan tanggal 1 Muharram tahun 1444 H., yang diperingati sebagai tahun baru Hijriyyah bagi kita umat Islam sedunia.

Menurut maklumat majelis Tarjih dan Tajdid : ijtima’ terjadi pada hari Jum’at tanggal 29 Juli 2022 pukul 00.57.45 WIB. Pada saat matahari terbenam di Yogyakarta pukul 17.39.18 WIB., tinggi bulan 06.51.03. dengan demikian tanggal 1 Muharram 1444 H., jatuh pada hari Sabtu tanggal 31-Juli-2022 M.

PENENTUAN AWAL KALENDER ISLAM
Penentuan dimulainya sebuah hari dan tanggal pada Kalender hijriyah berbeda dengan Kalender Masehi. Pada sistem Kalender Masehi, sebuah hari dan tanggal dimulai pada pukul 00.00 dini hari waktu setempat. Sedang pada sistem Kalender Hijriyah, sebuah hari dan tanggal dimulai ketika terbenamnya matahari di tempat tersebut atau ketika memasuki waktu Maghrib.

Pemilihan peristiwa hijrah Nabi Muhammad saw sebagai awal tarikh Hijriyah, terjadi pada masa khalifah Umar Ibnul Khattab.

Adalah, Abu Musa Al-Asyári sebagai salah satu gubernur pada zaman Khalifah Umar r.a. menulis surat kepada Amirul Mukminin yang isinya menanyakan surat-surat dari khalifah yang tidak ada tahunnya, hanya tanggal dan bulan saja, sehingga membingungkan. Khalifah Umar lalu mengumpulkan beberapa sahabat senior waktu itu. Mereka adalah Utsman bin Affan r.a., Ali bin Abi Thalib r.a., Abdurrahman bin Auf r.a., Sa’ad bin Abi Waqqas r.a., Zubair bin Awwam r.a., dan Thalhah bin Ubaidillah r.a.

Khalifah Umar Ibnul Khattab melakukan Brainstorming dengan para sahabat senior tersebut tentang perlunya umat Islam mempunyai tarikh penanggalan sendiri, dan menentukan peristiwa apakah yang sebaiknya pantas dijadikan tonggak sejarah tarikh Islam tersebut. Ada yang mengusulkan berdasarkan milad (kelahiran) Rasulullah Saw., Ada yang mengusulkan berdasarkan turunnya wahyu yang pertama, ada yang mengusulkan pada peristiwa isra’ mi’raj Nabi, Ada juga yang mengusulkan berdasarkan pengangkatan Nabi Muhammad Saw menjadi Rasul. Dan yang diterima adalah usulan dari sahabat Ali bin Abi Thalib r.a. yaitu berdasarkan momentum hijrah Rasulullah Saw dari Makkah ke Yatstrib (Madinah).

Semua sahabat setuju dengan usulan Ali r.a. dan ditetapkan bahwa tahun pertama dalam kalender Islam adalah pada masa hijrahnya Nabi Muhammad Saw., meskipun peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad saw sebenarnya terjadi pada malam tanggal 27 Shafar dan sampai di Yastrib (Madinah) pada tanggal 12 Rabiul awal. Adapun jumlah dan nama bulan tetap menggunakan yang telah ada yakni 12 bulan. Firman Allah dalam QS Attaubah ayat 36 :
إِنَّ عِدَّةَ ٱلشُّهُورِ عِندَ ٱللَّهِ ٱثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِى كِتَٰبِ ٱللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ مِنْهَآ أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ ٱلدِّينُ ٱلْقَيِّمُ ۚ فَلَا تَظْلِمُوا۟ فِيهِنَّ أَنفُسَكُمْ ۚ وَقَٰتِلُوا۟ ٱلْمُشْرِكِينَ كَآفَّةً كَمَا يُقَٰتِلُونَكُمْ كَآفَّةً ۚ وَٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلْمُتَّقِينَ
Artinya: Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.

MOMENTUM HIJRAH DAN SEMANGAT PENCERAHAN.

Bagi kita umat Islam, tahun baru hijriyyah kita peringati bukan sekadar bersenang-senang sebagai mana umat agama lain memperingati tahun barunya. Kita wajib memperingati tahun baru kita secara khas Islami dan kita jadikan inspirasi bagi perjuangan dakwah Islam secara universal. Berikut ini ada tiga momentum utama :

Pertama, 1 Muharram 1444 H., adalah awal dimulainya tarikh Islam yang menggunakan momentum peristiwa hijrah Nabi Muhammad saw dari Makkah ke Madinah.

Substansi filosofis dari peristiwa hijrah ini merupakan tonggak dimulainya pembentukan tatanan hidup bermasyarakat, dan dimulainya peletakan fondasi peradaban Islam (Islam sebagai Din al-Hadharah).

Kita wajib membangun visi keislaman ke depan ke arah yang lebih maju dan mencerahkan. Perubahan yang dinamis dalam pemahaman dan aplikasi nilai-nilai keagamaan Islam merupakan sebuah keniscayaan.

Kedua, 1 Muharram 1444 H., harus kita jadikan sebagai momentum untuk bermuhasabah (baik muhasabah secara internal diri sendiri, internal umat Islam, maupun eksternal umat dan bangsa secara universal), sekaligus sebagai momentum untuk merancang dan memproyeksikan gerak langkah ke depan.

Sebagaimana firman Allah dalam QS Al-Hasyr ayat 18 :
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرٌۢ بِمَا تَعْمَلُونَ
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok; dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Ketiga, 1 Muharram 1444 H., menjadi momentum penguatan ideologi dan integritas sebagaimana penguatan ideologi dan integritas dilakukan oleh Nabi Muhammad saw pasca hijrah. (periode Makkah adalah pembentukan dan penanaman aqidah dan akhlaq sebagai fondasi kehidupan, sedangkan periode Madinah adalah penguatan aqidah dan penentuan hukum/tatanan bagi kehidupan umat secara menyeluruh.

Firman Allah dalam al-Qur’an surat Annisa ayat 59 :
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَطِيعُوا۟ ٱللَّهَ وَأَطِيعُوا۟ ٱلرَّسُولَ وَأُو۟لِى ٱلْأَمْرِ مِنكُمْ ۖ فَإِن تَنَٰزَعْتُمْ فِى شَىْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى ٱللَّهِ وَٱلرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya, dan ulil amri di antara kamu sekalian. Jika kamu berselisih pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama dan lebih baik akibatnya.

Mari kita peringati 1 Muharram 1444 H., sebagai momentum yang strategis bagi sikap dan perilaku keberagamaan kita yang mencerahkan. Keberagamaan yang berbasis aqidah yang kokoh sebagaimana semangat hijrah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw dan kemudian diaplikasikan dengan berbagai kegiatan secara dinamis dan berkemajuan, untuk kesejahteraan umat dan bangsa secara universal.

Foto diambil dari dokumen panitia

*Direktur Ma’had Umar Ibnu Khattab UMSurabaya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini