Ngaji Reboan #28: Kebersamaan, Kunci Sukses Mewujudkan Amal Usaha

0
99
IDN Times

KLIKMU CO-

Oleh: Mahsun Djayadi*

وَٱعْتَصِمُوا۟ بِحَبْلِ ٱللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا۟ ۚ وَٱذْكُرُوا۟ نِعْمَتَ ٱللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَآءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِۦٓ إِخْوَٰنًا
Artinya: Dan berpeganglah kamu kepada tali (agama) Allah secara bersama-sama, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; QS Ali Imran ayat 103.
Kata kunci dari ayat tersebut adalah “Jamii’an, yakni bersama-sama” dan “Wala Tafarroqu, yakni jangan bercerai berai”.
Kebersamaan, adalah sifat kudrati (fithrah) manusia yang sudah ditetapkan oleh Allah swt terhadap umat manusia di dunia ini.
Kata “Kebersamaan” memiliki makna sebuah ikatan yang terbentuk karena adanya rasa kekeluargaan/persaudaraan, adanya tekad bekerjasama atau hubungan profesional. Dalam sebuah organisasi atau persyarikatan akan terdapat banyak orang yang memiliki pendapat berbeda. Pendapat-pendapat yang berbeda itu merupakan “keragaman dalam berfikir” yang seharusnya dikelola dengan baik akan menghasilkan titik temu yang sangat elegan. Titik temu itu harus disepakati bersama.
Organisasi atau persyarikatan adalah sekelompok orang yang secara formal dipersatukan dalam suatu bingkai kebersamaan, ada kesamaan ideologi, ada kesamaan visi misi, untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan/ditargetkan, serta adanya pimpinan.
Mengapa rasa kebersamaan begitu penting dalam sebuah organisasi atau persyarikatan, atau komunitas? Kata kebersamaan memiliki makna sebuah ikatan yang terbentuk karena asas kekeluargaan / persaudaraan. Persyarikatan Muhammadiyah adalah salah satu organisasi yang menjunjung tinggi kolektifitas dan kebersamaan.

TIGA FONDASI MEMBANGUN KEBERSAMAAN
Setidak-tidaknya ada tiga fondasi untuk membangun kebersamaan. Apabila ketiga fondasi tersebut terbangun dengan baik, maka gerakan persyarikatan untuk mewujudkan “amal usaha” pasti akan menjadi kenyataan :
Pertama, Membangun Kesadaran akan pentingnya Kestabilan ruhaniyah, bahwa secara teologis kita ini adalah manusia yang memiliki jiwa yang lembut, sebagaimana firman Allah dalam surat ali imran ayat 159 :
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ ٱللَّهِ لِنتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ ٱلْقَلْبِ لَٱنفَضُّوا۟ مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَٱعْفُ عَنْهُمْ وَٱسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى ٱلْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلْمُتَوَكِّلِينَ
Artinya: Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.
Kedua, Membangun Kesadaran Kultural, bahwa secara kultural kita ini adalah makhluq yang beragam. Keragaman tidak boleh menjadi alasan untuk berpecah belah, tetapi dijadikan energi positif membangun kebersamaan. Lihat dan pahami QS al-Hujurat ayat 13.
Kebersamaan memiliki 4 unsur yang harus di ciptakan dan dijaga oleh setiap individu yang bernaung di dalamnya, yakni 1). Sehati dan searah dalam berpikir (satu visi). Dalam sebuah persyarikatan akan terdapat sekian banyak orang yang memiliki pendapat yang berbeda. Satu kepala satu ide, seribu kepala seribu ide. Namun jika ingin membuat suatu kelompok yang kuat dan solid maka seharusnya kepentingan bersama lebih di prioritaskan dari kepentingan pribadi ditinggalkan. 2). Tidak Ananiyah atau egois. Jika sifat ini ada dalam sebuah organisasi bisa dipastikan organisasi tersebut hanya punya program tapi tidak ada kegiatan alias jalan di tempat. Jika ingin memiliki organisasi yang solid maka wajib hukumnya untuk belajar menurunkan ego demi kepentingan bersama. 3). Kerendahan hati. Sebuah persyarikatan akan memiliki anggota yang beragam karakternya. Kerendahan hati akan menghindarkan kita dari rasa benci, iri hati dan timbulnya kelompol yang terkotak kotak. 4). Kerelaan berkorban. Setiap individu dalam sebuah organisasi akan memiliki sumbangsih yang berbeda beda. Perbedaan sumbangsih jangan sampai membuat gesekan negatif yang bisa merambat pada perpecahan.
Ketiga, Mengokohkan Ukhuwah Islamiyah. Firman Allah dalam surat al-Hujurat ayat 10 :
إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا۟ بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
Artinya: Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan bertaqwalah kepada Allah, supaya kamu mendapat rahmat. Muhammadiyah bahkan menjunjung tinggi nilai ukhuwah islamiyah ini sebagaimana tercantum dalam naskah Kepribadian Muhammadiyah.
Dari tiga fondasi tersebut bisa disimpulkan bahwa berhidmat di persyarikatan Muhammadiyah itu harus stabil emosinya, ojo ngamu’an, ojo mutungan, dan selalu menjaga kebersamaan.

AMAL USAHA, BUKTI NYATA KBERSAMAAN
Menurut saya kata “Amal Usaha” terdiri dari dari dua kata yaitu “Amal” yang mengindikasikan adanya unsur kejujuran, nilai ibadah, dan keikhlasan. Sedangkan “Usaha” mengindikasikan adanya kerja keras, usaha maksimal, tidak kenal lelah, dan profesionalitas.
Amal Usaha, bisa bermacam-macam bentuknya, misalnya masjid, mushalla, sekolah, panti asuhan, taman pustaka, baitul maal wattamwil, badan usaha milik persyarikatan, mitigasi kebencanaan, Lazizmu, dan lain-lain.
Pilihan pembentukan amal usaha harus didasarkan atas survey kebutuhan atau hajat masyarakat setempat, meskipun di kemudian hari bisa meluas secara regional maupun nasional. Perlu kita camkan bahwa “Berfikir yang besar adalah keutamaan, dan memulai dari yang kecil adalah keniscayaan”.
Amal usaha dibentuk, dengan tujuan sebagai wdah kegiatan dalam rangka mewujudkan maksud dan tujuan persyarikatan. Apapun pilihan untuk membangun dan mewujudkan berdirinya “Amal Usaha” , hal yang pasti adalah harus dilakukan dengan nilai-nilai kebersamaan, kejujuran, Ibadah, keikhlasan, kerja keras, usaha maksimal, tidak kenal lelah, dan profesionalitas.
Sebuah persyarikatan bisa dikatakan eksis jika ada kebersamaan. Dan kebersamaan itu dianggap benar-benar ada jika ada “Amal Usaha” yang didirikan. Dengan kata lain Amal Usaha, adalah bukti nyata dari adanya Kebersamaan dalam Persyarikatan.
Wallahu A’lamu Bis-Shawab.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini