Ngaji Reboan #37: Songsong Ramadhan 1444H dengan Gembira dan Bahagia

0
67
Ilustrasi istimewa

KLIKMU CO-

Oleh: Mahsun Djayadi*

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. QS Al-Baqarah: 183.


Insyaallah pada tahun 2023, dalam waktu yang tidak lama lagi kita kaum muslimin akan memasuki bulan suci Ramadhan 1444 H.


Bulan suci Ramadhan tahun 2023 ini sejatinya mempunyai banyak keistimewaan sehingga patut kita syukuri bersama. Setidaknya ada tiga keistimewaan, sebagai berikut :


Pertama, Kita akan melaksanakan ibadah di bulan suci Ramadhan “pasca pandemi”. Itu artinya akan terbuka kegembiraan kaum muslimin mendatangi masjid, mushalla, atau tempat lainnya yang memungkinkan dilaksanakannya ibadah baik shalat tarawih, baca al-qur’an, dan ibadah lain-lainnya, semoga tidak akan terjadi evoria (kegembiraan yang berlebihan) karena merasa telah bebas dari pandemi Covid-19.


Maklumat kementerian dalam negeri menyatakan bahwa mulai tahun 2023 ini PPKM secara resmi dicabut atau ditiadakan. Tetapi tidak berarti pandemi sudah berakhir total. Kewaspadaan tetap wajib bagi kita semuanya.


Kedua, Ramadhan tahun ini mendekati tahun politik. Insyaallah pemilu akan dilaksanakan pada tanggal 14 Pebruari tahun 2024. Itu artinya mulai tahun 2023 ini atmosfir politik di langit Indonesia akan mulai terasa. Dukung mendukung antar caleg dan antar partai pasti akan terjadi, celakanya sering terjadi saling melontarkan ujaran kebencian, semoga tidak sampai terjadi.


Bagi kita Pemilu merupakan salah satu tahapan proses politik yang wajib kita ikuti bersama, sebagai wujud ketaatan terhadap konstitusi kita serta kecintaan kita terhadap NKRI. Memilih pimpinan yang jelas basis keagamaannya, kejujurannya dan integritasnya merupakan kewajiban kita bersama. Jangan memilih asal memilih, apalagi dengan setumpuk janji.
Memilih tokoh yang jujur dan berintegritas pasti ada di lingkungan kita ini. Kita harus realistis, tidak muluk-muluk, sebab bagaimanapun kita tetap terikat oleh ajaran agama kita.


Ketiga, Akan semakin bersyukur dan mendalam kegembiraan kita bahwa secara historis ternyata diproklamirkannya Negara Republik Indonesia oleh Soekarno-Hatta adalah pada tanggal 17 Agustus 1945 M., bertepatan dengan hari Jum’at tanggal 9 Ramadhan 1364 H., (Api Sejarah-2, A. Mansur Suryanegara). Apa hikmah di balik ini semua? Insyaallah hal ini bukan kebetulan tetapi sudah diatur oleh Allah swt., bahwa ini adalah isyarat bahwa umat yang mayoritas ini sangat jelas kontribusi perjuangannya, dan oleh karena itu kita mempunyai kewajiban mensyukuri atas karunia Allah swt, bahwa peran para syuhada’ waktu itu tidaklah kecil dalam memperjuangkan kemerdekaan RI ini.


Mari kita persiapkan diri sedini mungkin dalam menyambut kedatangan bulan suci Ramadhan tahun 2023 ini. Mari kita songsong datangnya bulan suci Ramadhan dengan gembira dan bahagia, bukan dengan cemberut dan bersedih hati.

BEBERAPA AMALAN SUNNAH DI BULAN RAMADHAN.


Ada beberapa amalan yang nilainya Sunnah tetapi pahalanya insyaallah berlipat ganda di bulan Ramadhan ini, antara lain sebagai berikut :


Mengakhirkan sahur.
Nabi Muhammad saw menganjurkan agar umatnya yang berpuasa untuk makan sahur. Inna fis Sahuri Barakah (dalam sahur itu ada keberkahan). Waktunya adalah selepas tengah malam. Utamanya, diakhirkan jelang datangnya waktu shubuh (kira-kira membaca 40 ayat al-Qur’an). Firman Allah Swt.:
وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الأبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الأسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ ثُمَّ أَتِمُّوا
الصِّيَامَ إِلَى اللَّيْلِ
Artinya: dan makan minumlah hingga jelas bagi kalian benang putih dan benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai malam. (Al-Baqarah: 187).


Menyegerakan berbuka.
Umat Islam yang berpuasa disunnahkan untuk segera berbuka ketika waktu maghrib tiba. Berbuka dianjurkan untuk memakan kurma atau jika tidak ada maka bisa dengan air putih biasa.
Bukhari dan Muslim juga meriwayatkan hadits yang menganjurkan orang yang berpuasa untuk menyegerakan berbuka.


Membaca do’a saat berbuka puasa.
Membaca doa berbuka puasa juga termasuk adab sunah dalam puasa. Sejumlah pendapat menyatakan bahwa doa berbuka puasa dibaca setelah seseorang berbuka atau pertama kali membatalkan puasa dengan air, kurma, atau semacamnya, adapun do’a nya : ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللهُ (Telah hilang rasa haus, dan urat-urat telah basah serta pahala telah tetap, insya Allah).


Menjaga lisan dari ucapan yang sia-sia.
Ucapan-ucapan yang mengundang maksiat, berbohong, mengumpat, ghibah dll. Semuanya itu jika dilakukan akan menggugurkan pahala puasa.
Hal tersebut termuat dalam hadis Bukhari yang berbunyi:
سلامة الإنسان في حفظ اللسان
Artinya: “Keselamatan manusia tergantung pada kemampuannya menjaga lisan.”
Memperbanyak sedekah Ramadan.
Allah berfirman dalam al-Qur’an :
اِنَّ الْمُصَّدِّقِيْنَ وَالْمُصَّدِّقٰتِ وَاَقْرَضُوا اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًا يُّضٰعَفُ لَهُمْ وَلَهُمْ اَجْرٌ كَرِيْمٌ
Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang membenarkan (Allah dan Rasul-Nya) baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah peinjaman yang baik, niscaya akan dilipat gandakan (pembayarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak. (QS. Al-hadid: 18).

Memperbanyak baca Alquran, belajar Al-Quran, menuntut ilmu, berdzikir, berbuat baik di mana pun, walaupun saat berada di jalan.
Nabi Muhammad saw bersabda :
عَنْ عَبْد اللَّهِ بْنَ مَسْعُودٍ رضى الله عنه يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ
بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُولُ الم حرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ ».
Artinya: “Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Siapa yang membaca satu huruf dari Al Quran maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan di lipat gandakan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan الم satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf.” (HR. Tirmidzi).
Memperbanyak i’tikaf di masjid.
فَاْلآَنَ بَاشِرُوهُنَّ وَابْتَغُوا مَا كَتَبَ اللهُ لَكُمْ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ اْلأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ اْلأَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ
ثُمَّ أَتِمُّوا الصِّيَامَ إِلَى اللَّيْلِ وَلاَ تُبَاشِرُوهُنَّ وَأَنْتُمْ عَاكِفُونَ فِي الْمَسَاجِدِ تِلْكَ حُدُودُ اللهِ فَلاَ تَقْرَبُوهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللهُ آَيَاتِهِ
لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ.
Artinya: Maka sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hinggga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri’tikaf dalam masjid. Itulah larangan Allah, maka jangan kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertaqwa.” (QS. al-Baqarah (2):187).

*Direktur Ma’had Umar Ibnu Khattab UMSurabaya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini