7 April 2025
Surabaya, Indonesia
Berita

Ngaji Reboan #21: Mengejar Akhirat, Dunia akan Mengikuti

Republika

KLIKMU CO-

Oleh: Mahsun Djayadi*

مَنْ أَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ باِلعِلْمِ وَمَنْ أَرَادَ الآخِرَةَ فَعَلَيْهِ باِلعِلْمِ وَمَنْ أَرَادَهُمَا فَعَلَيْهِ باِلعِلْمِ
Artinya : Barangsiapa yang menginginkan (kebahagiaan) dunia, maka hendaknya dengan ilmu. Dan barangsiapa yang menginginkan (kebahagiaan) akhirat, maka hendaknya dengan ilmu. Dan barangsiapa yang menginginkan (kebahagiaan) dunia akhirat, maka hendaknya dengan ilmu. (Al Baihaqi meriwayatkan perkataan di atas dalam kitab manaqib Asy Syafi’i. Riwayat tersebut, dari imam syafi’i, bukan dari nabi Muhammad saw,).

Siapa yang ingin sukses urusan dunia asalkan berbekal ilmu tentang “ke-duniawian” maka orang itu akan mendapatkan keberhasilan mengumpulkan dunia meskipun tidak sholat, tidak zakat, tidak puasa, tidak hajji, bahkan meskipun tidak beragama.

Siapa yang ingin sukses urusan akhirat asalkan berbekal ilmu tentang “ke-akhiratan” maka orang itu akan mendapatkan kelancaran beramaliah bekal akhirat.

Berdasarkan kenyataan logis tersebut, maka ada beberapa alternatif pilihan bagi manusia (umat Islam) untuk menentukan sikap/ pilihan dalam menghadapi kehidupan ini :

Pertama, Kejarlah dunia jangan lupa Akhirat.
Jika ini yang menjadi pilihan, maka kemungkinan anda akan sukses dunia karena memang hiasan dunia tidak lebih hanyalah permainan, atau mungkin juga akan gagal dunia. Sedangkan urusan akhirat akan sekedar ingat saja sehingga masih teka teki hasilnya nanti.
Allah berfirman dalam al-Qur’an :
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ ٱلشَّهَوَٰتِ مِنَ ٱلنِّسَآءِ وَٱلْبَنِينَ وَٱلْقَنَٰطِيرِ ٱلْمُقَنطَرَةِ مِنَ ٱلذَّهَبِ وَٱلْفِضَّةِ وَٱلْخَيْلِ ٱلْمُسَوَّمَةِ وَٱلْأَنْعَٰمِ وَٱلْحَرْثِ ۗ ذَٰلِكَ مَتَٰعُ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا ۖ وَٱللَّهُ عِندَهُۥ حُسْنُ ٱلْمَـَٔابِ
Artinya: Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). QS Ali Imron : 14.
ذٰلِكَ مَتٰعُ الْحَيَوٰةِ الدُّنْيَا ۖ = Yakni hal-hal yang telah disebutkan di atas adalah kesenangan hidup di dunia, bisa dikumpulkan oleh siapa saja, dari apa yang dinikmati di kehidupan ini. Pada gilirannya nanti kemudian akan pergi tak tersisa. (Syekh Sulaiman Al-Asyqar: Fath al-Qadir).

Kedua, Kejarlah Akhirat Jangan Lupa Dunia.
Jika ini yang menjadi pilihan, maka ada harapan besar sukses di akhirat. Sedangkan urusan dunia mungkin akan sukses, atau mungkin sekedar bisa merasakan saja (mungkin seseorang bisa menjadi kaya dan mungkin menjadi miskin).
Allah berfirman dalam al-Qur’an :
وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الآخِرَةَ وَلا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الأرْضِ إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ
Artinya : Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. QS Al-Qashash : 77.

Ketiga, Mengejar Akhirat, Dunia akan mengikuti.
Ternyata urusan akhirat tidak harus seimbang dengan urusan dunia begitu pula sebaliknya, kepentingan dunia tidak harus seimbang dengan kepentingan akhirat.
Allah berfirman dalam al-Qur’an :
وَلَلْاٰخِرَةُ خَيْرٌ لَّكَ مِنَ الْاُوْلٰىۗ
Artinya : Dan sungguh, yang kemudian itu (kehidupan akhirat) lebih baik bagimu dari yang permulaan (kehidupan dunia). QS Ad-Duha : 4.
Rasulullah saw menyuruh Umatnya agar mengejar akhirat sebagai tujuan utama. Dengan mengejar akhirat, maka dunia akan mengikutimu dengan mudah. Setiap urusan dunia akan di mudahkan oleh Allah. Contoh : saya ingin menjadi seorang muzakki (urusan akhirat) maka otomatis saya harus bekerja keras agar mendapat sejumlah harta benda (urusan dunia) sehingga memenuhi nishab untuk berzakat.

Barang siapa menjadikan dunia sebagai tujuan utamanya, maka Allah akan cerai beraikan urusannya, lalu Allah akan jadikan kefakiran selalu menghantuinya, dan rezeki duniawi tak akan datang kepadanya kecuali hanya sesuai yang telah ditakdirkan saja. Sedangkan, barang siapa yang menjadikan akhirat sebagai puncak cita-citanya, maka Allah akan ringankan urusannya, lalu Allah isi hatinya dengan kecukupan, dan rezeki duniawi mendatanginya padahal ia tidak minta (HR. Al-Baihaqi dan Ibnu Hibban).

Keempat, Do’a Selamat Dunia Akhirat.
Demi memperoleh keselamatan di dunia dan akhirat, tidak ada salahnya untuk selalu membaca do’a selamat dunia akhirat. Do’a selamat dunia akhirat ini bisa dibaca usai selesai menjalankan ibadah sholat, kapan saja dan dimanapun berada.
Adapun do’a selamat dunia akhirat adalah sebagai berikut:
اَللّٰهُمَّ اِنَّانَسْئَلُك َسَلَامَةً فِى الدِّيْنِ، وَعَافِيَةً فِى الْجَسَدِ وَزِيَادَةً فِى الْعِلْم ِوَبَرَكَةً فِى الرِّزْقِ وَتَوْبَةَ قَبْل َالْمَوْتِ وَرَحْمَةً عِنْدَالْمَوْتِ وَمَغْفِرَةً بَعْدَالْمَوْتِ، اَللّٰهُمَّ هَـوِّنْ عَلَيْنَافِيْ سَكَرَاتِ الْمَوْتِ، وَالنَّجَاةَ مِنَ النَّارِوَالْعَفْوَعِنْدَالْحِسَابِ
Artinya : Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu keselamatan dalam beragama, kesehatan badan, limpahan ilmu, keberkahan rezeki, tobat sebelum datangnya maut, rahmat pada saat datangnya maut, dan ampunan setelah datangnya maut. Ya Allah, mudahkanlah kami dalam menghadapi sakaratul maut, berikanlah kami keselamatan dari api neraka, dan ampunan pada saat hisab.

Kelima, Mengingat dan mengamalkan 5 perkara, sebagaimana pesan Nabi saw :
إتق المحارم تكن أعبد الناس وارض بما قسم الله لك تكن أغنى الناس وأحسن إلى جارك تكن مؤمنا وأحب للناس ما تحب لنفسك تكن مسلما ولا تكثر الضحك فإن كثرة الضحك تميت القلب
Artinya : 1) Hindarilah apa saja yang diharamkan oleh Allah, niscaya engkau menjadi manusia ahli ibadah atau paling bagus kualitas ibadahmu. 2) Merasa ridho dan senang dengan apa yang Allah berikan kepadamu, niscaya engkau menjadi manusia yang paling kaya. 3) Berbuat baiklah kepada tetanggamu, niscaya engkau menjadi mukmin yang baik. 4) Cintailah orang lain seperti engkau mencintai dirimu sendiri, niscaya engkau menjadi muslim yang baik. 5) Jangan terlalu banyak tertawa berlebih-lebihan, sebab hal itu (terlalu banyak tertawa) akan mematikan hati. (HR. Tirmidzi).

*Direktur Ma’had Umar Ibnu Khattab UMSurabaya

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *