Nikmat Mana Lagi Yang Kaudustakan?

0
47
Ace Somantri, dosen UM Bandung dan Wakil Ketua PDM Kabupaten Bandung. (Dok pribadi)

Oleh: Ace Somantri

KLIKMU.CO

Kenikmatan dirasakan manusia di berbagai belahan dunia, dari barat sampai timur dan dari utara hingga selatan. Berbagai jenis etnis, ras, dan suku bangsa manapun ketika dia seorang manusia sudah pasti mendapatkan kenikmatan jasmani maupun rohani. Kenikmatan jasmani yang dirasakan begitu nikmat tiada tara, varian warna kulit, baik itu warna hitam, putih, cokelat, bule dan kuning langsat tetap sama memiliki sensor yang dapat merasakan langsung ketika bersentuhan dengan benda lain.

Ketika mata berfungsi melihat segala hal yang dapat dilihat, kenikmatannya sulit untuk dibayangkan seandainya mata kita tidak berfungsi. Bukan hanya fungsi, namun juga memiliki makna yang menjadi tambahan lain bagi fisik manusia. Kedua telinga yang telah menjadi kelengkapan sempurna berfungsi mendengar setiap bunyi atau suara, baik pelan maupun keras.

Hidung diciptakan tidak sekadar mencium harum dan bau sesuatu yang terhirup, melainkan alat bantu pernapasan setiap saat. Termasuk sesuatu hal yang benar-benar menyaring kotoran masuk melalui hidung. Begitu juga mulut sebagai alat indra untuk mengecap berbagai varian rasa, bukan hanya manis, asin, asam, dan pahit. Namun memiliki kemampuan mendeteksi rasa yang terkolaborasi dalam paduan macam ragam rasa.

Termasuk bukan hanya mampu mengecap rasa perpaduan rasa nusantara, melainkan rasa di berbagai negara di dunia. Sekelumit narasi tentang panca indera yang menjadi alat fungsional untuk komunikasi ketika manusia berinteraksi dengan mahluk apa pun dan benda-benda yang ada di alam semesta.

Sedikit sekali uraian di atas akan fungsi salah satu bagian tubuh yang dirasakan wujudiyah material pada tubuh manusia. Pancaindra bukan hanya fungsional secara faktual nyata, melainkan mengantarkan otomatis tersimpan pada storage otak manusia. Selanjutnya setelah tersimpan dengan baik diolah satu per satu bagian untuk disusun menjadi masing-masing rangkaian bangunan ilmu, kemudian dikembangkan sebuah produk gagasan yang bernilai guna bagi manusia itu sendiri.

Daya tampung dalam storage otak diperkirakan 1000 terabyte kapasitasnya. Pertanyaannya, sudah berapa terabyte keilmuan yang disimpan, diolah, dan dikembangkan menjadi produk gagasan dan ide brilian? Memang sulit untuk mengukurnya, tetapi kesadaran mengukur diri dapat disadari tingkat kemampuan yang dimiliki.

Nikmat mana lagi yang kita dustakan? Jikalau jujur penuh kesadaran, pertanyaan di atas jawaban yang tepat sepertinya lebih banyak mendustakan daripada mensyukurinya, ya Allah ampuni dosa diriku, keluarga, dan sahabat kerabat kami. Jauh untuk meyakini merasa paling beriman dan berislam manakala masih banyak mendustai nikmat-Mu. Benar dan sebenar-benarnya penuh kesadaran, dari pancaindra saja tak terhitung, belum anggota tubuh lainnya, sangat-sangat mengakui keberadaan fisik panca indera menjadi kesempurnaan jasad yang menawan nan rupawan, apalagi fungsinya baik-baik. Sehingga sulit bagi kita untuk tidak mengakui, toh faktanya nyata dan ada. Bukan sekedar tempelan semata yang tidak ada nilai guna, baik bagi agama, bangsa dan negara, dan juga dunia alam semesta.

Ketika cerita dan kisah Dahlan Iskan berobat ke luar negeri, kagetnya tidak kepalang. Bukan persoalan duit, melainkan ada hal yang mengagumkan dalam diri manusia, yaitu ketika pengobatan yang dilakukan pencangkokan organ tubuh. Ternyata saat itu Dahlan Iskan mengetahui hal ihwal terkait organ tubuh bahwa harus ada perbaikan pembuluh darah. Saat itu konon kabarnya yang harus diperbaiki pembuluh darahnya sepanjang 50 sentimeter, sepanjang itu biaya yang harus dikeluarkan sebesar 500 juta rupiah.

Artinya, dia pikir seandainya satu meter panjangnya yang diperbaiki, maka biaya yang dibutuhkan 1 miliyar rupiah. Sementara panjang total dari ujung ke ujung pembuluh darah manusia jika dibariskan membentang informasinya 60.000 mil, maka dikonversi ke kilometer menjadi 100.000 kilometer. Bumi saja jarak tempuhnya apabila dikelilingi hanya 25.000 mil atau 40.000 kilometer.

Kalkulasi matematika, jika dihitung berapa ribu triliun yang terinvestasikan dalam tubuh manusia? Subhanallah mahasuci Allah, kita ini sebenarnya sangat kaya sekali. Dengan fakta tersebut kita benar-benar harus bersyukur akan nikmat Allah yang telah diberikan. Sangat dungu, tolol, dan tidak tau malu ketika manusia hari ini tidak syukur nikmat yang Allah berikan.

Kesempurnaan tubuh jasad, dengan pancaindra lengkap terlihat cakap dan rupawan, sangat mungkin mahluk lain iri akan kesempurnaan manusia. Kekayaan yang dimiliki sangat luar biasa, alam semesta sebagai objek tidak untuk mahluk lain, sekalipun ada hewan melata lain cukup saja mereka menikmati sampahnya. Allah Maha Besar yang telah memperlihatkan kebesaran, keagungan, dan kekuasaan-Nya. Wallahu ‘alam. (*)

Bandung, Oktober 2022

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini