NIYAT DALAM BERMUHAMMADIYAH

0
1219

”Dan mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan (ikhlas) kepada-Nya dalam (menjalankan) agama sepenuhnya dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus ( jauh dari kemusyrikan dan kesesatan). (QS. 98 / al-Bayyinah ; 5)

Rapat Kerja Pimpinan Daerah Muhammadiyah Surabaya tahun 2013 berserta unsur pembantu dan ortomnya sudah usai digelar, dengan antusias dan semangat para pesertanya yang luar biasa.

Rapat Kerja (raker) untuk mengevaluasi hasil kinerja tahun 2012 dan menyusun prgoram kerja tahun 2013 itu, diselenggarakan di sebuah hotel pendidikan  UMM Inn Malang pada tanggal 29 – 30 Desember 2012. Raker diikuti oleh sekitar 70 orang peserta, terdiri dari anggota PDM plus penasihatnya, Ketua dan Sekretaris Majelis/Lembaga maupun Organisasi Otonom Muhammadiyah Daerah kota Surabaya.

Dalam pidato pengarahan, Prof. DR. H. Thohir Luth, MA. mengajak kepada seluruh peserta untuk menata kembali niyat mereka dalam berjuang di  Muhammadiyah. Para anggota pimpinan yang kini memimpin Muhammadiyah maupun ortomnya, hendaknya mengikhlaskan niat yang setulus-tulusnya, yakni karena Allah semata dan bukan karena yang lainnya.

Beliau  memberikan contoh riil di lapangan, bahwa berbagai konflik persyarikatan yang muncul di berbagai daerah di Jawa Timur,  yang menghabiskan waktu dan energi dewasa ini, penyebabnya adalah karena faktor niyat yang berbeda dari para personal pimpinannya. Aktif dalam persyarikatan bukan untuk memajukan dan menghidupkan suburkan da’wah Muhammadiyah, tetapi hanya untuk mencari kehidupan dan atau kepentingan pribadi serta kelompoknya.

Oleh karena itu menurut beliau, para pimpinan Muhammadiyah di Surabaya tidak boleh terjebak oleh konflik internal akibat berbagai kepentingan. Perlu ditangani dengan bijak dan tegas, namun harus terus tetap berjuang untuk mengembangkan program dan tujuan da’wah Muhammadiyah yang lebih besar.

KEIKHLASAN ALA PAK A.R.

Abdur Rozaq Fachruddin (yang dikenal Pak AR) adalah salah seorang tokoh Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang ikhlas dan bersahaja dalam beramal  serta berjuang di Muhammadiyah. Banyak pimpinan Muhammadiyah terutama dari luar jawa yang kecele pada beliau, karena belum  tahu siapa sebenarnya beliau, gara-gara sederhananya dalam penampilan dan berkomunikasi dengan setiap orang  yang ditemuinya.

Karena penampilan beliau yang mirip Pak Bon di Kantor PP. Muhammadiyah Jl. K.H.A Dahlan Yogyakarta itu, sehingga sering kali disuruh orang-orang  yang datang dari berbagai penjuru Indonesia, untuk membawakan barang-barang mereka, seperti tas, kopor dan lainnya. Mereka baru tahu dan memohon maaf, disertai rasa malu dan penuh penyesalan, setelah tahu bahwa yang mengangkut barang-barang mereka itu ternyata adalah ketua PP Muhammadiyah yang jauh-jauh ingin mereka temui . Namun apa jawab pak AR. Nggak apa-apa, bukankah ajaran agama Islam memerintahkan kita untuk menghormati tamu kita.”

Pada suatu hari, saat beliau naik sepeda ontel menjuju kantor PP. Muhammadiyah, tiba-tiba ada pejabat negara era presiden Soeharto yang lewat, lalu beliau ditawari agar berkenan naik mobil bersamanya, sebagai pernghomatan kepada beliau. ternyata apa jawab Pak AR. ”mboten sah.., matur nuwun.., wong kulo nyambi gerak badan kok” (tidak usah, terima kasih, wong saya sambil olah-raga kok).

Dan masih banyak lagi praktek-praktek keikhlasan beliau lainnya, sehingga Bapak Prof. Drs. A. Malik Fadjar, M.Sc. Ketua PP. Muhammadiyah saat ini, sangat mengagumi sosok beliau, lalu  mengabadikan nama beliau menjadi nama Masjid di Kampus Muhammadiyah terbesar di Jawa Timur (Universitas Muhammadiyah Malang), yakni Masjid A.R. Fachruddin.

Suatu saat ada seorang peneliti gerakan Islam di Indonesia bertanya kepada beliau, Pak A.R. , menajemen apa yang dipakai oleh Muhammadiyah sehingga menjadi bersar dan punya amal usaha yang banyak seperti sekarang ini? Jawab beliau : manajemennya ikhlas mas.

Beliau mendasari setiap niat dalam beribadah dan berjuang dalam kehidupan ini  dengan firman Allah dalam surat al-Baiyyinah ayat 5 di atas, serta surat al-An’am  ayat  162 :

 …”Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.

Dalam beribadah dan memperjuangkan Islam  melalui Muhammadiyah, perlu kita berguru pada Pak A.R., sosok yang tulus, arif dan bersahaja. Kita bersihkan jiwa kita dari berbagai niat dan perilaku jahat yang hasilnya cuma sesaat, namun bisa membuat kehidupan jam’iyah ini bak kiamat.

Mari kita landasi semu pengabdian hidup ini dengan penuh keikhlasan sejati, dalam upaya menggapai kehidupan yang harmoni, saling menyayangi, serta tujuan hidup yang hakiki, berupa  pahala rahmat serta ridho Ilahi.

Oleh : Drs. H. Syamsun Aly, M.A.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini