PCIM = Duta Besar Persyarikatan Muhammadiyah

0
92
Ace Somantri, dosen Universitas Muhammadiyah Bandung (Dok pribadi)

Oleh: Ace Somantri

KLIKMU.CO

Gerakan Islam di Muhammadiyah sudah on going di abad kedua. Pesan dan amanah yang disampaikan di berbagai forum  pengajian bahwa di era abad kedua Muhammadiyah yang sudah melintasi zaman diharapkan benar-benar mencerahkan semesta. Pemaknaan mencerahkan semesta bukan sekadar ada dalam peta, melainkan membawa dan membangun gerakan dakwah amar ma’ruf nahyi munkar berskala Internasional.

“Bertebaranlah kamu sekalian di muka bumi!” begitu dalam ajaran Islam. Konsekuensinya penyiapan kader-kader militan berskala internasional harus sungguh-sungguh direncanakan dengan matang. Mencerahkan semesta, membumikan gerakan Islam berkemajuan dalam kancah internasional menjadi sebuah keniscayaan. Isu-isu strategis keumatan masyarakat global tanpa sekat batas negara menjadi tema dan topik wacana dan diskursus lebih terarah.

Masyarakat global tidak bisa dibendung, lalu lintas komunikasi dan interaksi sudah menjadi tradisi. Modal sosial sudah dimiliki, dengan banyak berdirinya Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) di berbagai negara harus didesain dengan kerangka gerakan dakwah yang lebih akseleratif.

Kekuatan dan potensi warga persyarikatan yang terkumpul dan terdiaspora di berbagai negara jangan dibiarkan asal ada hanya cukup dengan struktur organisasi. Melainkan, PCIM di berbagai negara selain menjadi kepentingan jaringan internal organisasi seharusnya juga menjadi agen penebar dan penyebar paham gerakan Islam Muhammadiyah di negara di mana PCIM berada. Kantor atau sekretariatnya dapat dijadikan kantor duta besar persyarikatan Muhammadiyah di berbagai negara.

Gerakan Islam di persyarikatan Muhammadiyah selama ini mengalami kejemuan dan kejenuhan. Selain ritme gerakan yang dipola terkesan tidak ada perubahan dinamikanya dan kurang menarik. Akhirnya banyak warga persyarikatan dan simpatisan Muhammadiyah dalam memperkuat ideologinya tidak maksimal. Program kegiatan strategis yang dirancang, indikator ketercapaiannya hingga saat ini masih memperlihatkan jumlah amal usaha yang berdiri tanpa dibarengi peningkatan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia. Tingkat kekeroposan militansi kader-kader sangat memungkinkan meruntuhkan wibawa persyarikatan di internal maupun eksternal organisasi.

Isu-isu dunia Internasional bidang pendidikan yang menyangkut kerjasama peningkatan mutu base on learning out come lebih difokuskan melalui penguatan laboratorium, beasiswa, double degree, dan standarisasi internasional lainnya. Bidang kesehatan, memperkuat peningkatan kerjasama kualitas mutu industri alkes dan farmasi. Dan bidang ekonomi, membangun kerjasama investasi jangka pendek, menengah, dan panjang.

Penguatan market share produk persyarikatan maupun warga Muhammadiyah yang layak ekspor. Yang harus menjadi catatan, setiap MoU dan MoA wajib ada proses transfer konwledge teknologi dan sumber daya manusia. Bidang  Termasuk diaspora pakar diberbagai bidang dengan saling tukar keahlian yang terkoneksi dengan berbagai entitas negara maupun entitas masyarakat langsung.

Selain isu-isu di atas, Muhammadiyah sudah saatnya membuat wacanan isu strategis penguatan keamanan dan pertahanan berskala global. Walaupun hal ihwal pertahanan dan keamanan kewajiban negara, tidak ada salahnya Muhammamdiyah menggagas sistem pertahanan global berbasis kekuatan social engginering. Diplomat warga pesyarikatan Muhammadiyah tersebar di berbagai PCIM yang sudah terbentuk. Mereka wajib mendapatkan wawasan kebangsaan dengan diperkuat skill diplomasi, baik hard maupun soft.

Kekuatan warga persyarikatan yang berada di PCIM sudah dipastikan mereka memiliki dasar-dasar keilmuan yang tidak diragukan. Karena lebih dari 90 persen pengurus PCIM adalah orang-orang terpelajar, mulai sebagai mahasiswa bachelor, magister, dan doktoral. Tidak menutup kemungkinan ada pengurus sebagai anggota diplomat resmi dari negara.

Momentum muktamar ini, para delegasi PCIM diberikan space untuk membuat rancangan strategis untuk dibawa kembali ke kantor sekretariat diplomat PCIM masing-masing. Keberadaan PCIM ini benar-benar sangat strategis untuk net working Muhammadiyah go to international bukan sekadar ada. Bila perlu masing-masing PCIM diberikan kesempatan memberikan laporan singkat gerakan dakwah di masing-masing negara di mana PCIM menjadi duta besar Muhamamdiyah.

Selain ada rasa bangga bagi para diplomat duta besar Muhammadiyah, pun menjadi spirit dan motivasi bagi warga persyarikatan yang berada di luar negeri semakin percaya diri dan terus meningkatkan kuantitas dan kualitas diplomasi gerakan dakwah di luar negeri. Tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah Ta’ala, selama hamba-Nya berikrar menegakkan ajaran Islam sebenar-benarnya, yakin Allah SWT memberi jalan kemenangan. Wallahu ‘alam. (*)

Bandung, Oktober 2022

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini