Pelajar Muhammadiyah Denpasar Dilatih Jadi Content Creator

0
9
Widiya Yutanti saat menyampaikan materi kepada siswa SMA Muhammadiyah 1 Denpasar. (Komunikasi UMM/KLIKMU.CO)

Denpasar, KLIKMU.CO – Publikasi semakin mudah dilakukan. Media juga semakin banyak dan memberikan  fasilitas dalam penyebaran informasi.

Banyaknya media dan semakin mudahnya menyebarkan informasi jika tidak dibarengi dengan keahlian mengemas pesan tidak ada gunanya. Generasi Z tak sekadar menerima pesan, tetapi juga harus memilih dan memilah. Keahlian dalam mengemas pesan menjadi kebutuhan penting.

Kondisi itu mendorong Program Studi Ilmu Komunikasi UMM terbang ke Denpasar untuk memberikan pelatihan dan menggali potensi kepada siswa SMA Muhammadiyah 1 Denpasar. Acara “Pelatihan Citizen Journalism dan Content Creator” yang melibatkan 34 siswa dan guru itu berlangsung selama dua hari di Denpasar, Selasa-Rabu (10-11/10).

Saat memberikan materi “Menjadi Jurnalis? Semua Bisa!”, Widiya Yutanti menekankan bahwa saat ini  banyak media yang memberikan kesempatan masyarakat untuk menyebarkan informasi. Apa saja bisa disebarkan. Bahkan siapa pun bisa menjadi content creator. Siapa saja juga bisa menyebar informasi ke berbagai platform.

“Namun ingat, tidak semua bisa menjadi content creator yang komunikatif. Butuh apa? Target audiens penting. Jadi, tidak sekadar rekam sana rekam sini, lalu upload,” tutur Widiya yang saat ini menjadi Kepala Laboratorium Komunikasi itu. 

Lebih lanjut, dia menjelaskan kiat menjadi content creator. Misalnya, menjadi storyteller. Fokus satu bidang dengan memanfaatkan video sebagai media.

Kemudian, personal branding juga menjadi tekanan video agar identitas menjadi lebih jelas. Adapun isi video bisa aktivitas sehari-hari, hobi, pendidikan, teknologi, motivasi, inspirasi, dakwah, dan humor.

“Video pendek bisa menjadi alternatif melakukan promosi dan informasi sekolah. Mengapa? Karena   generasi Z punya minat tinggi dalam mengonsumsi tayangan video,” kata pemateri Rahadi yang saat ini kepala tim kreatif kampus UMM.

Dosen Ilmu Komunikasi itu juga memberikan tips agar video menarik perlu tak hanya memperkuat  brand, tetapi juga meningkatkan interaksi. Beberapa jenis video yang bisa dibuat seperi tutorial, unboxing, tutorial, dan vlog.

Rahadi menyatakan, SMA Muhammadiyah 1 Denpasar sudah hidup di era modern. Maka, untuk mengenalkan ke publik membutuhkan cara-cara modern. Salah satunya dengan video. Video bisa dibuat sekolah atau siswa dan gurunya.

“Berdayakan mereka untuk ikut mempromosikan sekolah. Sekolah bisa membuat lomba pembuatan video pendek antarsiswa dan harus diupload di media sosial mereka. Ini lomba sekaligus mempromosikan sekolah,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala SMA Muhammadiyah 1 Denpasar Ela Rahmawati SS menyambut baik ide tim Prodi Ilmu Komunikasi UMM. Selama ini jarang ada kampus yang mau turun membantu sekolah terkait promosi yang melibatkan siswa. Bagusnya, pelatihan ini tidak hanya teori, tetapi juga praktik.

“Anak-anak senang karena diajari pembuatan video pendek, sekolah juga terbantu promosi,” ujarnya.

Pelatihan sebagai bentuk pengabdian masyarakat dosen itu juga dilengkapi dengan materi dari dosen Komunikasi UMM lain seperti “Mencari Ide Kreatif” oleh Nurudin dan “Kiat Membuat Copy Writing Menarik” dari M. Himawan Sutanto.

Hari pertama siswa diberikan materi, lalu dibuat kelompok untuk praktik membuat video pendek. Setelah dikumpulkan, di hari kedua video-video tersebut di-review bersama siswa, guru, dan pemateri.

(Nurudin/AS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini