Oleh: Andi Hariyadi, Ketua Majelis Pustaka, Informatika, dan Digitalisasi PDM Surabaya, peminat sejarah

Kecanggihan teknologi telah disalahgunakan untuk pembunuhan massal. Arogansi kekuasaan untuk mendapat pengakuan sebagai negara yang kuat dan ditakuti lawan serta bisa mendapatkan apa yang diinginkan melalui perang adalah bentuk kedunguan para elite penguasa.
Karena akal sehatnya sudah rusak akibat keserakahan tanpa batas, sehingga bebas menjajah melalui peperangan. Tidak peduli adanya korban kemanusiaan, kedunguan terus berlangsung sebagai bentuk ambisi yang tersesat, saling berbalas menyerang yang mematikan dianggap kesuksesan dan kehebatan.
Belum hilang dari ingatan kita ketika pada 6 Agustus 1945 Kota Hiroshima Jepang dibom atom oleh Amerika Serikat sebagai pemimpin Sekutu dalam Perang Dunia Kedua. Kota Hiroshima benar-benar luluh lantak. Dan masih dilanjut kembali pada 9 Agustus 1945, Kota Nagasaki juga di-bom atom.
Ini merupakan penggunaan senjata nuklir yang pertama dalam sejarah peradaban manusia. Setidaknya ada sekitar 129.000 jiwa yang meninggal dunia dan bisa jadi lebih dari itu. Ditambah korban luka bakar yang parah dan cacat fisik. Meski ada yang hidup dengan kondisi mental yang rapuh dengan trauma yang menyakitkan sepanjang hidupnya, juga kerusakan lingkungan akibat radiasi yang mematikan.


Peristiwa perang yang mengerikan dan mematikan dengan penggunaan bom atom ini sudah 79 tahun berlalu. Seharusnya menjadi pelajaran peradaban manusia bahwa peperangan, penjajahan, hingga genosida sudah harus ditinggalkan untuk menciptakan tata kelola kehidupan dunia yang baru penuh perdamaian.
Warisan berbuat kejam, dengan membunuh insan-insan yang tidak berdosa sebagai sesama manusia, sepertinya masih terus dilakukan. Sepertinya kengerian bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki Jepang sudah dilupakan. Derita korban dan kerusakan lingkungan tidak diperhatikan.
Tradisi kedunguan dengan berperang dianggap sebagai satu-satunya jalan penyelesaian, sehingga berlomba mempercanggih mesin perang menambah kekuatan ledakan, akurasi sasaran, dan penghancuran yang lebih parah semakin dikembangkan. Masih maraknya industri senjata perang untuk membunuh dikemas sedemikian rupa sebagai ajang bisnis yang prospek dengan keuntungan materi yang menggiurkan meski dengan pembunuhan.
Bagaimana kita lihat begitu leluasanya Zionis Israel membantai warga Gaza Palestina. Melakukan genosida adalah bentuk kekejaman yang dilegalkan, sehingga suasana di kawasan Timur Tengah menegangkan karena ancaman perang yang lebih besar.
Warga dunia semakin sadar betapa kejamnya genosida yang dilakukan Zionis Israel, melebihi dahsyatnya bom atom yang diledakkan di Hiroshima dan Nagasaki, sehingga mengutuk apa yang dilakukan Zionis Israel dan mendukung upaya kemerdekaan Palestina untuk menciptakan perdamaian dunia.
Karena itu, mari kita sambut gerakan perdamaian dunia. Kita akhiri segala bentuk peperangan yang berdampak besar pada kerusakan kehidupan. Bangun komunikasi dan diplomasi untuk perdamaian!