Oleh: Ace Somantri
KLIKMU.CO
Dunia belum terusik. Pelanggaran demi pelangaran sistematis yang dilakukan elite politik partai garis keras India terhadap muslim India semakin membabi buta. Pemerintah India abai dan cenderung mem-back up pelaku pembantaian sadis pada warga muslim India. Islamofobia sudah menjadi isu internasional.
Beberapa negara besar, termasuk Amerika, menyikapinya untuk tidak memunculkan sikap islamofobia. Apalagi Indonesia negara terbesar warga muslim di dunia, melihat peristiwa yang membuat hati tersayat melihat saudara seiman mendapat perlakuan sadis.
Pemerintah Indonesia melalui diplomasi kebijakan luar negeri harus memberikan sikap tegas atas perlakuan warga India yang melakukan pembantaian pada warga muslim India. Hal tersebut bentuk kepedulian dan kepekaan sesama manusia dan terlebih saudara seagama. Islam mengajarkan bahwa umat Islam seperti satu tubuh, ketika ada salah satu anggota tubuh sakit maka seluruh tubuh merasakan sakit.
Di mana pun berada umat Islam, berbeda etnis, suku, ras, dan kebangsaan tidak menjadi penghalang untuk saling menghormati, menghargai, dan menyayangi. Bahkan bukan hanya pada manusia, Islam mengajarkan kasih sayang juga kepada makhluk lain, seperti hewan atau binatang dan tumbuh-tumbuhan.
Sebagaimana penegasan ajaran Al-Qur’an, Allah menciptakan bersuku-suku dan berbangsa-bangsa untuk saling kenal dan mengenal satu dengan lainnya. Makna saling kenal banyak arti, bukan hanya mengenal secara simbolik dan formal, melainkan harus saling membantu, menolong, dan melengkapi dalam kebaikan.
Belum lama ini ada peristiwa pembantaian yang kembali terjadi. Rumah-rumah aktivis muslim India dibuldoser tanpa ampun. Sejauh pengamatan penulis melalui media massa, tindakan sadis dan kejam kelompok warga India atas sikap islamofobianya telah membawa kebencian akut pada umat Islam, khususnya muslim India. Sangat mungkin apabila dunia diam tidak bicara dan tidak mengutuk perbuatan sadis dan biadab tersebut akan memancing tindakan kekerasan global. Sama halnya seperti tindakan sadis dan kejam di Myanmar pemerintah melalui militer terhadap etnis muslim Ronghiya.
Terlepas ada interest atau tidak dalam perspektif politik pada peristiwa tersebut memancing psikologis bangsa dan negara lain, baik dampak positif maupun buruk. Dunia melalui PBB segera bertindak, karena tindakan kejam dan biadab warga India terhadap muslim India termasuk pelanggaran HAM berat internasional.
Apa pun alasannya, tindakan kekerasan secara terstruktur, sengaja, dan terbuka dengan mengatasnamakan komunitas legal di sebuah negara sehingga mengakibatkan cacat fisik termasuk menghilangkan jiwa pada korban merupakan pelanggaran HAM berat dan bisa diajukan ke pengadilan internasional. Apabila terbukti secara langsung dan tidak keterlibatan elite partai garis keras yang mengusai negara dan pemerintahan. Sehingga tindakan yang dilakukan para pelaku tindakan kekerasan mendapatkan legitimasi politis secara tidak langsung maupun tidak langsung oleh negara atau pemerintahan.
Tekanan dunia Islam pun harus disampaikan secara resmi untuk menekan pemerintah India agar memberikan sanksi kelompok tertentu melakukan intimidasi bahkan terindikasi ada pembantaian. Namun, sangat disayangkan banyak negara muslim di dunia belum ada kata sepakat untuk memberi tekanan politik luar negeri untuk pemerintah India. Sangat memperihatinkan bagi muslim India yang terus mendapatkan tekanan dan teror, kenyamanan dan ketenteramannya terganggu. Bahkan tidak sedikit di antara anggota keluarga kerabat dekat yang cacat fisik dan meregang nyawa akibat tindakan kekerasan kelompok islamofhobia penuh kebencian terhadap umat Islam.
Berbagai cara termasuk opini pun, sebagai sesama umat Islam memiliki tanggung jawab untuk bersuara melalui tulisan kecil ini. Semoga dapat memberi sedikit sentuhan kepada pihak yang berkepentingan untuk segera memberi sikap resmi terhadap pemerintah India. (AS)
Bandung, Juni 2022