14 Desember 2024
Surabaya, Indonesia
Berita

Pemimpin Harus Siap Mendapat Ujian Berat seperti Nabi Ibrahim

Drs M Rofiq Munawi MPdI mengisi Kajian Mutiara Hadits di Masjid Al Ma’arif. (Habibie/KLIKMU.CO)

Surabaya, KLIKMU.CO – Kajian Mutiara Hadits di Masjid Al Ma’arif Pimpinan Ranting Muhammadiyah Sidotopo Wetan, Kenjeran, diisi oleh Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Surabaya Drs M Rofiq Munawi MPdI. Acara berlangsung di Masjid Al Ma’arif Jln Platuk Baru 3/5 Kenjeran, Surabaya, Sabtu (1/7).

Ustadz Rofiq, panggilan akrabnya, mengawali pengajian perdana ini dengan melihat sejarah awal pembangunan Masjid Al Ma’arif. “Masjid Al Ma’arif ini jika dibandingkan dengan masjid-masjid yang lain sangat jauh berbeda. Kita bangun ini penuh perjuangan. Dulu masjid ini hampir roboh, sekarang sudah menjadi masjid tingkat tiga. Tinggal kita sekarang mengisi dengan kegiatan positif seperti pengajian ini,” katanya.

“Kalau kita menjadi, pengurus, pimpinan jangan hanya membahagiakan diri kita sendiri, tetapi bagaimana kita juga bisa membahagiakan orang lain, sebagaimana Nabi Ibrahim membahagiakan keluarga dan orang lain,” tutur dia.

Dalam pengajian ini, Rofiq menyampaikan terkait iktibar Nabi Ibrahim. Dalam kehidupannya, Nabi Ibrahim juga melakukan beberapa hal.

Pertama, Nabi Ibrahim mencari Tuhan sebagaimana yang diceritakan dalam Al-Qur’an surat Al An’am ayat 76-78. “Dalam ayat 78 Allah menyampaikan bahwa ‘Kemudian ketika dia melihat matahari terbit, dia berkata, ‘Inilah tuhanku, ini lebih besar.’ Tetapi ketika matahari terbenam, dia berkata, ‘Wahai kaumku! Sungguh, aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan. Al quran Surat Al-An’am Ayat 78,” jelasnya sambil menyitir ayat tersebut.

Kedua, kata dia, Nabi Ibrahim bimbang terhadap kehidupan sesudah Kematian.

“Allah berfirman yang artinya “Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman, “Belum percayakah engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap).” Dia (Allah) berfirman, “Kalau begitu, ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu, kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana. Alquran surat Al-Baqarah Ayat 260,” terangnya.

Ketiga, Nabi Ibrahim kontra dengan Raja Namrud. “Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman: “Mereka berkata, “Bakarlah dia dan bantulah Tuhan-Tuhan kamu, jika kamu benar-benar hendak berbuat. Surat Al-Anbiya Ayat 68,” tutur Muballigh FIAD itu sambil menyitir ayat itu.

Keempat, Nabi Ibrahim kontra dengan Ayahnya. “Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman yang artinya: “Dia (ayahnya) berkata, “Bencikah engkau kepada tuhan-tuhanku, wahai Ibrahim? Jika engkau tidak berhenti, pasti engkau akan kurajam, maka tinggalkanlah aku untuk waktu yang lama. Alquran surat Maryam Ayat 46,” katanya.

Kelima, doa Nabi Ibrahim yang terlarang. “Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman yang artinya: “Tidak pantas bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memohonkan ampunan (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik sekalipun orang-orang itu kaum kerabat(nya) setelah jelas bagi mereka bahwa orang-orang musyrik itu penghuni Neraka Jahanam. Surat At-Taubah Ayat 113,” ucapnya.

Keenam, gelar Uswatun Hasanah. “Nabi Ibrahim juga mendapat gelar Uswatun Hasanah, boleh ditiru kecuali untuk mendoakan orang tuanya karena Musyrik,” tambahnya.

Di akhir tausiyahnya, dia menyampaikan bahwa Nabi Ibrahim bergelar imam karena semua ujian yang diterima dengan sukses.

“Nabi Ibrahim bergelar Uswatun Hasanah, tetapi satu yang dilarang karena berdoa untuk orang tuanya yang musyrik adalah terlarang. Ada imbas pada aqidah tidak dapat harta pusaka atau warisan. Pemimpin harus siap menerima cobaan yang amat berat karena sukses diuji yang berat, maka Nabi Ibrahim termasuk bergelar Ulul Azmi atau tahan uji,” pungkasnya. (Habibie/AS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *