Pendidikan Berbasis Luas, Saran untuk Sekolah Muhammadiyah agar Berbeda dengan Negeri

0
22
Sudarusman mempresentasikan strategi pendidikan berbasis luas di depan Tim Kreatif Sekolah Anak Sholeh SDM 2 Surabaya. (Sudarusman/KLIKMU.CO)

Surabaya, KLIKMU.CO – Direktur Penjamin Mutu dan Branding MBA Spartans Surabaya Ir Sudarusman Sudah mengatakan, sudah seharusnya pendidikan diarahkan untuk membekali peserta didik agar dapat sukses dalam menghadapi problema kehidupan yang amat beragam.

Hal itu disampaikan ketika dimintai analisis oleh tim kurikulum kreatif Sekolah Anak Sholeh SD Muhammadiyah 2 Surabaya tentang konsep pendidikan yang tepat untuk SDM2.

“Sebagai pendidikan yang dikelola oleh persyarikatan Muhammadiyah, harus bisa menjadi role model pendidikan nasional. Tidak boleh sama, apalagi mengekor dengan sekolah negeri alias ikut-ikutan,” tuturnya di ruang kerjanya, Jumat (5/1/2024).

Artinya, kata Sudar, sapaan akrabnya, sekolah harus mencipta/mencari paradigma pembeda dari pendidikan pada umumnya. Salah satunya, sekolah menggunakan pendekatan paradigma pendidikan berbasis luas (broad based education).

“Dengan perbedaan itulah, sekolah akan mendapatkan positioning yang baik dan selanjutnya akan mendapatkan perhatian hingga mulai dibicarakan pada akhirnya diminati masyarakat. Tentu saja ini bukan pekerjaan muda. Dibutuhkan orang-orang yang inovatif dan pekerja cerdas,” imbuhnya.

Mengapa harus pendidikan berbasis luas? Sudarusman menjelaskan, pada pendidikan tersebut yang diutamakan adalah kemampuan anak meraih sukses kehidupan. Bukan sekadar mengejar akademik dengan nilai yang bagus dan bisa melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi.

Maksudnya, tujuan anak sekolah untuk mendapatkan bekal guna menggapai kesuksesan dunia dan akhirat.

“Mendiskusikan konsep pendidikan dengan brand image Sekolah Anak Sholeh, pendekatan paradigma pendidikan berbasis luas sangat tepat, maka SD Muhammadiyah 2 Surabaya harus ada keberanian melakukan rekayasa kurikulum dengan mengintegrasikan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dengan Implemetasi Kurikulum Merdeka. Juga ada keberanian meninggalkan kurikulum berbasis keilmuan (scientific based curriculum),” tandasnya.

(AS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini