Pendidikan Muhammadiyah Butuh Rumusan Dakwah Baru

0
8
Prof Munir Mulkhan. (Istimewa)

KLIKMU.CO – Kemajemukan atau pluralitas merupakan sebuah keniscayaan. Pasalnya, dalam Al-Quran juga telah disebutkan perbedaan dan berbagai macam varian manusia.

“Pluralitas akan ada sampai kiamat,” kata Prof Munir Mulkhan, Guru Besar Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), dalam Kajian Kamisan Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah, Kamis (25/7/2024).

Jika kenyataan itu dikaitkan dengan tujuan Muhammadiyah, lanjut Prof Munir, tujuan Muhammadiyah tidak ingin memaksa seluruh umat manusia memeluk agama Islam. Melainkan ingin mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

“Harus disadari bahwa keberagaman, pluralitas warga dunia ini akan tetap seperti itu sampai akhir zaman. Karena itu, perlu perumusan ulang yang lebih fungsional tentang tujuan dan dakwah,” bebernya.

Dengan perumusan ulang yang lebih fungsional ini, Prof Munir berharap supaya para agen dakwah Muhammadiyah tidak selalu merasa gagal. Selain itu, melalui perumusan ulang akan didapatkan pola dakwah yang sesuai kebutuhan zaman.

Oleh karena itu, kesadaran pluralitas ini harus hidup di warga persyarikatan. Dalam Risalah Islam Berkemajuan (RIB), terkait dengan pluralitas terdapat lima pokok hak dan kewajiban manusia terhadap lainnya yang berbeda dengan dirinya.

Kelima hak dan kewajiban itu meliputi memberikan kebebasan untuk beragama, hak untuk hidup, hak untuk menjaga akal (untuk mengembangkan ilmu pengetahuan), hak melanjutkan keturunan, serta hak untuk perlindungan harta.

“Dengan demikian, amal usaha pendidikan Muhammadiyah menjangkau semua peserta didik dari beragam suku, bangsa, ras, dan agama. Sikap inklusif tersebut merujuk pada filsafat pendidikan Muhammadiyah. Ini merujuk Keputusan Muktamar Jogja 2010,” ungkapnya.

Filsafat Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) pendidikan, imbuh dia, mengedepankan kualitas, keterbukaan, ilmu pengetahuan, dan rasionalitas. Dalam RIB, semangat Islam Berkemajuan di sistem pendidikan Muhammadiyah itu mengajak umat untuk secara positif menyikapi kemajuan.

(*/AS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini