Pengalaman Mengesankan Hidup Berhari-hari Bersama Para Santri

0
138
Kepala dan Kaur PAM Kenjeran selesai melakukan kegiatan pelepasan tiga mahasiswa UM Surabaya (Nashiiruddin/KLIKMU.CO)

Surabaya, KLIKMU.CO – Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Panti Asuhan Muhammadiyah (PAM) Kenjeran Surabaya menjadi tempat berkegiatan mahasiswi UM Surabaya “Mafathir Fastabiqul Khairat In Ramadhan”, Selasa (11/4).

Tiga mahasiswi ini adalah Cinta Aulia Rienda Putri dari prodi studi agama-agama semester 4, Ummi Athifah studi agama-agama semester 6, dan Sakina Shaumi mahasiswi Ma’had Umar bin Al Khattab.

Tiga mahasiswi tinggal di PAM Kenjeran untuk melaksanakan kegiatannya selama 20 hari dimulai pada awal bulan Ramadhan. Tentunya mereka juga merasakan kehidupan santri yang tinggal di asrama putri. Selain itu, ketiganya selalu mengikuti dan mendampingi aktivitas semua santrinya.

Tiga mahasiswi itu juga melakukan kegiatan di antaranya memberikan materi kegiatan mengenai edukasi, tadarus Al-Qur’an, mengingatkan santri untuk selalu mengajak shalat berjamaah, mengingatkan dan mempersiapkan santri ketika ada acara, gotong royong membersihkan asrama, menjaga toko Isma Mart, mengajak bermain game dan menonton film berkisah. Ini menjadikan awal pengalaman mereka tinggal bersama anak-anak yatim.

Cinta Aulia Rienda Putri merasa dirinya saat itu kurang dekat dengan anak-anak. “Memang awalnya saya merasa kurang dekat dengan santri, tetapi seiring waktu ada juga beberapa santri yang ingin dekat dengan saya untuk komunikasi. Ini juga menjadi pengalaman bagi saya supaya selalu bersabar ketika mengingatkan anak-anak,” katanya.

“Saya juga di awal menjelaskan kepada santri tujuan kami datang untuk melaksanakan tugas kampus sehingga mereka bisa memahami kami semuanya,” imbuh mahasiswi asli Kalimantan itu.

Cinta menceritakan, mereka di asrama juga tidak boleh bermalas-malasan dan selalu melatih kedisiplinan. Pasalnya, mereka juga mempunyai kewajiban membangunkan adik-adik ketika sahur dan mempersiapkan ketika ada kegiatan.

Kesan yang sama juga dirasakan Ummi Athifah. “Saya berterima kasih kepada PAM Kenjeran yang sudah memberikan kesempatan kepada kami mohon. Maaf apabila ada salah dari tutur kata dan dari materi pengajaran kami pada anak-anak yang mungkin kurang baik,” ucapnya.

“Mohon maaf karena kita di sini masih belajar. Tentunya kami juga banyak mendapatkan pembelajaran mengenai arti bersyukur dari hal yang terkecil sampai dengan hal yang terbesar,” ujarnya.

Dia juga menceritakan, di sini mereka juga merasa selalu beribadah tepat waktu yang sebelumnya tidak tentu bisa beribadah tepat waktu dengan shalat berjamaah. Ini adalah pembiasaan yang selalu diterapkan di PAM Kenjeran.

Sedangkan Sakina Shaumi ketika singgah di asrama putri sempat merasa asing bagi santri putri PAM Kenjeran karena dirinya merasa belum terlalu akrab dengan santri.

“Kebetulan saya juga satu kamar dengan beberapa santri. Sebagian santri juga curhat dengan saya mengenai kehidupannya dan cara ini juga bisa menjalin keakraban antarsesama,” ujarnya.

“Tidak lama akhirnya saya bisa berbaur untuk berbagi pengalaman. Bahkan tidak terasa 20 hari sudah saya melaluinya. Saya dan santri PAM Kenjeran akan berpisah sebagian dari mereka juga sedih dengan perpisahan ini,” imbuhnya.

“Semoga santri-santri ini bisa menjadi anak-anak saleh dan salehah yang juga mampu membanggakan keluarga dan saudaranya,” pungkas mahasiswa dari Kota Kediri itu.

Sementara itu, Kepala PAM Kenjeran M. Wasyib Tirtanang SH MPd menyampaikan permohonan maaf apabila ada sesuatu yang kurang berkenan di hati mahasiswa.

Pihaknya juga mengucapkan terima kasih selama 20 hari ini mahasiswi UM Surabaya sudah menemani perjalanan anak-anak. Dia berharap silaturahmi jangan sampai terputus.

“Silaturahmi kita ini harus bisa terus berlanjut sampai kapanpun dan di manapun kalau memang nanti. Ketika saya di jalan bertemu akan saya sapa begitu pun sebaliknya,” ujarnya.

“Sekali lagi kami semuanya yang ada di sini mengucapkan terima kasih atas kontribusinya dan pemikirannya. Semoga Allah selalu memberikan kemudahan dan kesehatan untuk mahasiswa dan para dosen UM Surabaya,” imbuh Wasyib yang juga sebagai pendidik di SD Muhammadiyah 10 Surabaya.

Di akhir kegiatan, kepala PAM Kenjeran memberikan Al-Qur’an dan sertifikat kepada tiga mahasiswi UM Surabaya. (Nashiiruddin/AS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini