KLIKMU.CO – Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Wonocolo menggelar simulasi gempa dan pertolongan pertama pada kegawatdaruratan (PPGD) bersama Tim Tagana Kota Surabaya. Kegiatan yang digagas oleh tim Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (LLHPB) PCA Wonocolo ini berlangsung Ahad (21/7/2024) mulai pukul 08.00.
Tim Tagana yang kurang lebih berjumlah 17 orang sudah berada di lokasi simulasi sejak pagi. Mereka mulai mempersiapkan segala perlengkapan dan kesiapan kegiatan.
Masjid Al Ikhlas Wonocolo menjadi lokasi kegiatan simulasi gempa dan PPGD. Pukul 08.15 acara dimulai.
Kegiatan tersebut turut dihadiri oleh tim LLHPB Pimpinan Daerah Aisyiyah Masriyah dan Atik Suprapti.
Ketua PCA Wonocolo Luklu’ul Islamiyati SPdI menyampaikan, salah satu tujuan kegiatan ini adalah untuk melatih dan meningkatkan kesiapsiagaan seluruh pihak terhadap ancaman bencana yang bisa terjadi kapan saja.
Sementara itu, Sigit Ari Ekianto MKom selaku koordinator tim Tagana setelah memberikan pengarahan kemudian membagi peran.
Ada yang bertugas sebagai korban, tim pencari korban, tim penyelamat, tim evakuasi, tim kesehatan, lurah, dan lain-lain.
“Sepertinya Bu Lil cocok jadi Bu Lurah,” celetuk Elvi yang disambut setuju oleh seluruh ibu-ibu Aisyiyah.
Setelah dipastikan memahami bagaimana dan apa yang harus dilakukan saat terjadi bencana gempa, tim Tagana memberikan instruksi kepada seluruh ibu-ibu Aisyiyah. Yakni, saat simulasi nanti, dibuat secara serius dan seolah-olah terjadi bencana. Semua sesuai tugas dan peran masing-masing.
Tidak lupa ambulans Lazismu Wonocolo yang dikendarai oleh Fatkhur pun ikut stand by mengikuti pelatihan.
“Oke ibu-ibu, kita siap melakukan simulasi ya. kita gladi kotor dulu, setelahnya langsung take video. Lakukan serius ya, ibu- ibu,” ujar komando tim Tagana Tri.
Ibu-ibu pun menjawab dengan lantang, “Siap, Pak.”
Tepat pukul 10, simulasi dimulai. Diawali dengan kajian, lalu tiba-tiba seperti ada gempa. Semua berlarian berhamburan menuju titik kumpul.
Sirene berbunyi. Kepanikan mulai muncul dan sangat dramatis. Ada tim pencari yang bertugas memastikan ada warganya yang tidak lengkap.
Lina berperan sebagai tim pencari korban. setelah memeriksa ada anggota yang tidak lengkap, dia langsung berlari kembali ke lokasi kajian. Tasnya dilempar begitu saja, tampak sangat mendalami peran.
Di dalam ruang kajian sudah ada tim evakuasi korban. Ada korban yang cedera patah tulang, pingsan, dan lain-lain.
“Aduuh, aduuh, ya Allah sakiit, sakiiit,” erang Sutiyah yang berperan menjadi korban dengan penuh penjiwaan.
Tim evakuasi langsung membopong dengan stretcher (tandu di dalam ambulans), membawanya langsung ke ambulans untuk mendapat pertolongan lebih lanjut.
Sementara korban pingsan dan luka-luka ringan ditangani oleh tim kesehatan.
Ibu-ibu sangat antusias dalam mendalami peran. Tim Tagana pun sangat sigap dalam pendampingan.
“Saya mengucapkan terima kasih yang luar biasa atas kerja sama ibu-ibu semua. Sungguh tidak menyangka perannya sangat bagus sekali. Salut,” ucap Sigit Ari Ekianto yang disambut tepuk meriah oleh seluruh peserta.
“Alhamdulillah, terima kasih bapak-bapak dan ibu-ibu Tagana. Terima kasih ilmunya, semoga sehat-sehat selalu dalam menjalankan tugas sosial kemanusiaan,” kata Ismiati.
Tepat pukul 11.15 seluruh rangkaian kegiatan selesai. Diakhiri dengan foto bersama dan pemberian tali asih.
(Kalina Maisari/AS)