Perjalanan Hidup Didin Fatihudin, Guru Besar Ekonomi UM Surabaya yang Baru Dikukuhkan

0
17
Didin Fatihudin, Guru Besar Bidang Ekonomi UM Surabaya. (Humas UM Surabaya)

Surabaya, KLIKMU.CO – Jabatan guru besar merupakan jabatan tertinggi yang diemban seorang dosen di perguruan tinggi. Untuk mencapai titik ini bukan suatu hal yang mudah. Tentu butuh perjuangan dan ketekunan.

Hal itu juga dialami Didin Fatihudin, Guru Besar Bidang Ekonomi UM Surabaya yang baru saja dikukuhkan pada Sabtu (18/2/2024). Di balik kesuksesannya hari ini, rupanya pria kelahiran Kuningan, Jawa Barat, tersebut merupakan anak dari seorang kiai yang memiliki pesantren. Didin merupakan anak ke-10 dari 11 bersaudara. 

Sejak kecil ia memang memiliki ketertarikan yang besar dalam pendidikan. Hal tersebut dibuktikan ketika Didin kecil menempuh sekolah MI dan SD secara bersamaan. Kemudian saat memasuki sekolah menengah pertama, ia mulai memiliki ketertarikan pada ilmu ekonomi.

Sebagai anak yang tumbuh dengan banyak saudara, Didin menjadi anak yang mandiri. Hal tersebut dibuktikan dengan ia mendapatkan beasiswa saat menempuh studi mulai jenjang S1 hingga S3. 

Saat kuliah S1, Didin menerima Beasiswa Supersemar. Kemudian saat melanjutkan S2 di Universitas Airlangga, dia mendapatkan beasiswa Dikti Kemendiknas. Dan, saat S3 di Universitas Airlangga, ia menerima beasiswa BPPS Dikti Kemendiknas.

Di tengah kariernya yang cemerlang, Didin telah menulis 26 buku dan beberapa di antaranya telah diterbitkan oleh penerbit mayor dan menjadi rujukan mahasiswa. Sementara itu, publikasi karya ilmiah dan jurnal sebanyak 35 yang telah diterbitkan pada jurnal ilmiah nasional hingga internasional.

Sebagai pakar yang bergelut pada bidang ekonomi, penelitiannya memang kerap kali menyasar kelompok menengah ke bawah. Di antaranya petani garam dan nelayan.

Bahkan beberapa penelitian di tahun terakhir ini ia menerapkan Model Mengembangkan Kemandirian Petani Garam Melalui Literasi Keuangan-Portofolio Investasi untuk Akses Modal, Produktivitas dan Informasi Pasar (Jabar-Cirebon, Jateng Pati,Jatim-Sampang). Penelitian tersebut berhasil didanai Kemenristek BRIN. 

Penelitian berikutnya, Model Menumbuhkembangkan Kemandirian Budaya Menabung (Investasi) Melalui Pengenalan Literasi Keuangan dan Portofolio Investasi di Kalangan Nelayan dan Pedagang Kaki Lima juga berhasil didanai Kemenristek BRIN. 

“Dari total pendampingan tersebut, setidaknya ada 90 petani garam dan nelayan yang mulai memahami literasi keuangan yang kemudian akhirnya berhasil kami dampingi dan bukakan rekening dana pensiun melalui Dana Pensiun Lembaga Keuangan Bank Rakyat Indonesia. Selanjutnya mereka yang meneruskan,” ungkap Didin saat menyampaikan pidato. 

Menurutnya, hal ini untuk menumbuhkembangkan kemandirian budaya menabung (investasi). Sebab, selama ini banyak masyarakat yang beranggapan bahwa dana pensiun hanya bisa dimiliki PNS atau karyawan-karyawan di sebuah perusahaan.

Ia menjelaskan, persiapan pensiun tentunya dibutuhkan. Semakin dini mulai menabung untuk dana pensiun, tentunya semakin cerah masa depan. Pensiun merupakan masa transisi dari dunia kerja ke masa istirahat. Fase ini merupakan masa ketika seseorang tidak lagi memiliki penghasilan rutin seperti saat masih bekerja.

“Karena itu, penting untuk mempersiapkan dana pensiun sejak dini guna menjaga stabilitas keuangan dan mencegah terjadinya kesulitan finansial di masa pensiun,” imbuhnya. 

Dalam pengukuhan guru besar di UM Surabaya, Didin menyampaikan orasi ilmiah yang berjudul “Implementasi Keuangan Makroekonomi, Korporasi, dan Personal Menuju Sehat Finansila di Era Ekonomi Digital (Financial Behavior)”.

Pengukuhan tersebut turut dihadiri Rektor UM Surabaya Dr dr Sukadiono MM beserta jajaran, Kepala LLDIKTI Wilayah VII Prof Dr Dyah Sawitri SE MM, Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah Prof Dr H Thobroni, dan pimpinan di lingkungan UM Surabaya.  

(Uswatun/AS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini