Surabaya, KLIKMU.CO – Selain melaksanakan kegiatan Tarhib Ramadhan 1444 H dan melantik lima kepala Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Panti Asuhan Pesantren Muhammadiyah se-Kota Surabaya, Majelis Pelayanan Kesejahteraan Sosial (MPKS) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Surabaya juga memberikan kesempatan kepada alumni santri PAM Karangpilang yang saat ini menjadi pengusaha sukses.
Kegiatan ini dilaksanakan di perguruan Muhammadiyah Kemlaten, Kecamatan Karangpilang, Ahad (19/3).
Santri itu bernama Bagus Pujianto. Ia menceritakan kisah hidupnya ketika tinggal di panti yang dimulai pada tahun 2007 hingga saat ini melalui proses yang sangat panjang hingga akhirnya menjadi pengusaha sukses yang beromzet ratusan juta rupiah. Santri itu tidak pernah melupakan perjalanan semasa hidupnya dulu.
Kerja keras pantang menyerah, ulet, tidak boleh mudah putus asa, selalu bersyukur, dan mudah dalam memberi. Membuat santri dhuafa ini mampu mengangkat perekonomian keluarganya dan saat ini juga mempunyai usaha-usaha lainnya.
“Alhamdulillah saya ucapkan terima kasih kepada pimpinan daerah Muhammadiyah beserta juga Majelis Pelayanan Sosial PDM Kota Surabaya. Memberikan waktu dan kesempatan saya untuk berbagi kisah dengan adik-adik saya saat ini,” katanya.
“Awal mula saya masuk di panti pada 26 Juli 2007 yang saat itu mempunyai 29 santri asrama dan 54 non asrama. Totalnya sekitar 83 santri. Saya menyelesaikan masa perkuliahan sampai tahun 2010. Selanjutnya saya mengabdi dan selalu berusaha menjadi orang yang tidak lupa akan apa yang sudah pengurus dan donatur berikan kepada saya,” ujarnya.
Dia mengabdi selama 4 tahun. Selama itu pula dia juga kuliah. “Alhamdulillah saya bisa duduk di bangku perkuliahan dan saat itu mencari jurusan perkuliahan yang gratis, yaitu di Universitas Muhammadiyah Surabaya fakultas agama Islam di syariah,” imbuhnya.
“Jadi waktu itu fakultas agama Islam jurusan syariah terkenal dengan gratis. Saya mencari bagaimana caranya saya bisa kuliah yang tidak mengeluarkan biaya karena saya juga harus safety pada diri saya sendiri. Jangan sampai di tengah perkuliahan saya putus karena tidak ada biaya,” bebernya.
Ia pun berharap kepada kepala panti saat ini supaya bisa menampung inovasi-inovasi santri yang diciptakan oleh para santri itu sendiri. Sebab, sejatinya anak-anak santri itu mempunyai kreativitas yang berbeda-beda. Selanjutnya kepala panti dan jajarannya juga harus bisa memotivasi supaya bisa berkembang.
“Ketika saya menjadi santri, saya selalu mempunyai angan-angan. Alhamdulillah dulu saya juga mengikuti pelatihan pembuatan sabun. Itu pun awalnya karena ada usul dari beberapa santri. Saya juga senang dengan Ustadz Zaini Abror. Beliau sering mengajak diskusi saat itu. Pengasuh seperti ini yang harus dimiliki panti-panti lain,” katanya.
Bahkan, lanjutnya, dulu lahan yang kosong sempat dia manfaatkan dengan teman-teman untuk budidaya ikan lele. Alat berat pun didatangkan supaya pengerjaan lebih cepat selesai. Inilah yang menjadi semangat dia waktu itu, selalu ada yang mendukung.
“Lima teman dekat saya juga membantu menjadikan lahan yang kosong untuk dijadikan kolam. Ustadz Haji Choirul Anam almarhum begitu luar biasa. Saya sangat trenyuh,” katanya sambil mengenang almarhum.
Pembelajaran membuat sabun didapatkan pada tahun 2008. Bahkan setiap hari Ahad di asrama selalu ada pelatihan. Di Ahad pertama mengenai kesehatan, sementara di Ahad ketiga mengenai pelatihan membuat sabun.
Kemudian, saat pelatihan dia juga selalu bertanya kepada pembina mengenai bahan dan alat pembuatan sabun. Untuk pembelinya di mana dan lain sebagainya.
“Memang saya ingin mencoba, ilmu yang saya dapatkan tidak hanya dari pelatihan itu, tetapi saya kembangkan di penjual bahan sabun. Caranya pembuatan sabun supaya sesuai seperti itu seperti apa. Alhamdulillah menjadi pintu rezeki saya dan kawan-kawan setelah selesai pelatihan. Ada sekitar 20 botol yang saya hasilkan. Saya mencoba menjual ke tetangga kanan kiri saya yang kos-kosan. Alhamdulillah saya untung 20.000 per hari senangnya bukan main. Bagi saya kalau saya dapat uang dari donatur lebih besar saya lebih senang. Apalagi saya bisa menjual produk pembiatan saya sendiri,” kenangnya.
Waktu itu dia mempunyai inisiatif kalau ini ditekuni akan mendapatkan hasil dari program ini.
“Mohon doanya saat ini saya lagi belajar go expore. Saya masih berusaha untuk selalu belajar. Saat ini tim saya sudah berada di Jakarta untuk mengurus surat-surat supaya mempunyai legalitas untuk go expore,” katanya.
“Alhamdulillah, kemarin juga dari negara India menghubungi saya. Media sosial itu sangatlah luar biasa ini peluang bagi saya sehingga saya tidak boleh cuma jual di sini. Harus berani meningkatkan dan memperbaiki diri supaya masyarakat juga bisa merasakan manfaat yang sebaik-baiknya,” ucap Bagus yang saat ini mempunyai 50 karyawan.
Bahkan, kegiatan Tarhib Ramadhan 1444 H juga disponsori oleh Cleantexs Karya Bagus Bermanfaat Produk. Semoga menjadi berkah dan bisa berkembang ke depannya. (Nashiiruddin/AS)