KLIKMU.CO – Diskusi Ramadhan Virtual (Diravi) kembali digelar oleh Al-Wasat Institute yang bekerja sama dengan UHAMKA dan Genial.id, Ahad (10/5/2020). Diravi kali ketiga ini mengusung tema “Tips dan Trik Menulis Karya Fiksi Best Seller”.
Hadir sebagai narasumber Akmal Basery Basral (novelis senior dan penulis novel Sang Pencerah), Neni Nurachman (penulis novel 21 Senja di Tanah Koala), dan Luluk HF (novelis milenial dan penulis novel Mariposa)
Dalam kata pengantarnya, Faozan Amar selaku direktur Al-Wasat Institute mengatakan, semangat menulis, apa pun genrenya, harus tetap dipupuk dan dilatih. “Dua Diravi sebelumnya membahas tips menulis artikel opini di media masa, sekarang kita membahas tips menulis karya fiksi. Apa pun genrenya, tradisi menulis harus kita kuatkan dan masifkan. Apalagi kalau kita bukan anak raja, maka menulislah!” pesan Faozan mengutip Imam Al Ghazali.
Acara yang dipandu oleh Fahmi Syahirul Alim tersebut mendapatkan respons yang luar biasa dari berbagai kalangan masyarakat. “Ini rekor ya, hingga acara dimulai masih banyak yang mau daftar. Bahkan tidak tertampung di aplikasi Zoom,” ungkapnya.
Dalam materinya, Akmal Nasery Basral menyampaikan pentingnya kegigihan dan kerja keras dalam menulis. “Kita harus ingat kata pepatah ‘Just type and bleed’. Nyalakan laptop, mulai ngetik, dan berdarah-darahlah. Berjuang menulis hingga selesai” ungkapnya.
Adapun Neni Nurachman berpesan pentingnya memasukkan muatan moral dan nilai-nilai luhur dalam sebuah cerita fiksi. “Karena pembaca kita beragam, apalagi jika dibaca oleh anak-anak, maka penting untuk menyelipkan pesan-pesan moral untuk kehidupan sehari-hari”
Sementara Lulu HF bercerita bahwa menurut riset beberapa penerbit mayor, karya fiksi lebih diminati oleh kaum milenial. “Oleh karena itu mulailah menulis, jangan takut tidak diterima penerbit. Karena sekarang sudah banyak platform untuk menampung tulisan fiksi, salah satunya Wattpad,” pesan novelis milenial yang karyanya dibaca jutaan kali di aplikasi Wattpad itu.
Salah satu peserta Diravi dari Surabaya, Dyah Asih, mengatakan walaupun tidak bisa masuk di Zoom karena sudah full, dirinya tetap bersyukur karena bisa menyimak dengan baik paparan narasumber di YouTube. “Alhamdulillah, saya mendapatkan banyak manfaat dari Diravi kali ketiga ini. Semoga di acara selanjutnya saya bisa bergabung di Zoom meeting, jadi bisa berinteraksi langsung dengan narasumber dan peserta lain dari berbagai daerah,” harapnya (FSA/Achmad San)