Pesta Demokrasi Anak Muda di Era Capital Movement

0
30
Pesta Demokrasi Anak Muda di Era Capital Movement. (Ilustrasi Kompasiana)

Oleh: Syah Alam Heikal Akbar

KLIKMU.CO

Stephenson (2001) mengatakan, dalam proses demokrasi “pemerintah dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat”, Indonesia tetap konsisten dan terus mengembangkan nilai yang dikonstruksikan dari rakyat sehingga menjadi ciri dan cara pemerintah Indonesia dalam melaksanakan penyelenggaraan negara. Hal ini perlu diuji dengan pernyataan: dalam konteks demokrasi, apakah Indonesia telah membawa Indonesia kesejahteraan? Untuk menjawab hal tersebut, perlu melihat ekonomi dan ekosistem di Indonesia.

Sesuai data potret peserta pemilih pemilu 2024, sebanyak 55 persen mayoritas pemilih didominasi generasi muda, yakni milenial dan gen Z. Untuk itu, anak muda tidak hanya memeriksa visi, misi, serta program yang ditawarkan, tetapi juga mempunyai tantangan menjahit potensi critical thinking kuat bersama anak muda dengan creative thinking yang hebat.

Anak muda jangan lagi menggunakan pendidikan politik deduktif. Kita memerlukan pendidikan politik induktif: dari narasi kecil ke narasi besar, dari kebutuhan komunitas dieskalasi menjadi kepentingan politik ini menjelaskan radikalisasi demokrasi. Setiap kelompok bahkan yang menjadi stigma/diskriminasi/marginalisasi aspirasinya wajib dihitung dalam sistem politik kita.

Semua partai tipologinya semakin ke tengah, semakin mirip. Tak ada perbedaan visi-misi, memanfaatkan pragmatisme politik dengan menawarkan gagasan-gagasan progresif. Intinya, partai politik saat ini mengambil isu yang banyak dibicarakan oleh masyarakat, disuarakan anak muda.

Semua isu yang digalang anak muda bisa jadi besar dan punya potensi dimakan para elite politik untuk janji kampanye mereka. Anak muda dilarang disibukkan dengan gosip personal antarkandidat agar kita tidak kehilangan momentum lima tahunan.

Agenda Capital Movement

Mendekati kontestasi pemilu elektoral 2024, kita tidak boleh abai dengan agenda ekonomi. Merujuk penelitian Wilfred Guth dalam buku Export Capital to Less Developed Countries, selama periode 1930 hingga 1950-an motif politik menjadi penentu utama sebagai pergerakan modal internasional.

Sekarang motif ekonomi lebih menguat, di mana perbedaan suku bunga, stabilitas sosial, insentif pajak, dan rasionalisasi bisnis sebagai penentu. Ini merupakan sektor swasta yang mengambil peran besar dalam sebuah proses perdagangan dunia.

Capital movement sebuah situasi pergerakan sumber daya produktif seperti kekuatan modal, tenaga kerja, pengetahuan, dan teknologi yang merupakan bersifat simbiosis mutualisme, di mana ekspor modal dilakukan sesamea negara berkembang yang kini dapat berinvestasi ke negeri maju.

Menurut BPS 2023, per Maret 2023 persentase penduduk miskin di Indonesia berjumlah 11,74 juta orang 12,2 persen. Meski dikatakan turun dibandingkan dengan tahun lalu, kondisi ekonomi ini masih sangat rentan, menandakan ekonomi masyarakat Indonesia untuk berhadapan dengan gejolak ekonomi.

BPS menyebutkan masih banyak tingkat ketimpangan di Indonesia yang mencapai 0,388 per Maret 2023, jauh dari target Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam RPJMN 2024 yang mengharapkan gini ratio turun menjadi 0,374. Hal ini menyebabkan kesenjangan sosial-ekonomi dan tidak hanyut dalam euforia demokrasi.

Di Mana Peran Indonesia?

Seorang filsuf politik Italia Niccolo Machiavelli di dalam bukunya The Prince mengingatkan bahwa pemimpin harus fleksibel dalam menyesuaikan diri dengan perubahan situasi. Pandangan yang realistis tentang peran politik yang selalu berubah.

Yakni, negara tetap memegang peran politis untuk menjamin pertumbuhan, pemerataan, dan keadilan ekonomi untuk peradaban manusia.  Dengan demikian, banyak cara mengubah penerimaan negara di level politik global maupun politik regional dalam tata kelola industri strategis dari hulu ke hilir, dari sandang, pangan, papan, sampai pemandangan.

Hal ini menjelaskan bahwa agenda demokrasi juga tak kalah penting untuk mendesak dengan agenda kesejahteraan, di mana tugas ke depan agenda politik dan kesejahteraan dalam titik ekuilibrium yang sama pentingnya untuk mewujudkan demokrasi ekonomi secara adil dan merata. Keseimbangan dalam proses tersebut memerlukan upaya konteks politik dalam mewujudkan proses kesejahteraan, tidak hanya konteks ekonomi dan kesejahteraan.

Dengan demikian, agenda Pemilu 2024 menjadi ujian demokrasi untuk anak muda mengetengahkan kesejahteraan dengan pembangunan sumber daya manusia dan penyediaan lapangan kerja, seperti program sosial pemberdayaan, pembangunan SDM, agar bisa bersanding dan bertanding dengan generasi muda dari negara lain di masa akan datang.

Syah Alam Heikal Akbar
Ketua Umum PC IMM Bangkalan 2022-2023

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini