Pimpinan Daerah Aisyiyah  Bersama RCCE Surabaya Masifkan Sosialisasi Bulan Imunisasi Anak Nasional

0
156
Foto diambil dari dokumen RCCE Kota Surabaya

KLIKMU.CO – Majelis Kesehatan Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (PDA) Surabaya menggelar rapat periodik di kantor PDA Jalan Pengampon 4 nomor 5 Surabaya, Senin (4/7/2022). Dalam rapat tersebut disampaikan sejumlah materi penting yang disampaikan oleh Trainer RCCE Kota Surabaya Yayuk Tri Harawati dan Ketua Majelis Kesehatan PDA Surabaya Bu Masriyah.

Saat itu, Yayuk Tri Harawati mengajak semua warga persyarikatan untuk terus menjalankan protokol kesehatan dalam kegaitan sehari-hari. Sebab, saat ini sejumlah virus masih tetap beredar meskipun Covid-19 sudah mulai mereda. Ia juga menyampaikan sejumlah kegiatan webinar yang biasa digelar oleh PP Muhammadiyah.

Yang tak kalah pentingnya, dia juga mensosialisasikan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) dan manfaat dari imunisasi. Bahkan, ia juga mengajak PDA Surabaya untuk terus memasifkan sosialisasi BIAN ini hingga ke tingkat bawah. “Ini harus terus disosialisasikan karena ini sangat imunisasi itu sangat penting bagi anak-anak kita,” tegasnya.

Setelah penyampaian materi, sejumlah peserta pun menyampaikan berbagai pertanyaannya. Salah satu yang disampaikan kala itu adalah masih ada masyarakat yang tidak mau imunisasi, mempertanyakan kehalalan imunisasi hingga meminta cara atau tips cara merubah pola pikir masyarakat yang tidak mau melakukan imunisasi itu.

Ketua Majelis Kesehatan PDA Surabaya Bu Masriyah pun menjawab satu persatu pertanyaan tersebut. Soal ada masyarakat yang tidak mau imunisasi, ia menyampaikan bahwa memang tidak boleh memaksa warga untuk melakukan imunisasi. Sebab, sampai saat ini belum ada dasar hukumnya bahwa itu wajib.

“Namun, kita harus mengajak mereka untuk berdiskusi tentang penyakit yang ditimbulkan oleh virus-virus yang akan menyerang mereka di masa yang akan datang, terutama ketika mereka tidak mau diimunisasi,” katanya.

Sedangkan terkait merubah pola pikir masyarakat yang tidak mau imunisasi, ia menyampaikan bahwa mengubah pemikiran seseorang itu memang sulit, makanya dia meminta kepada anggotanya itu untuk menyampaikan saja tanpa harus ada pemaksaan.

“Dengan berdiskusi dan menelaah kasus-kasus yang terjadi dari efek tidak mau diimunisasi, tentunya itu akan menimpa pada diri kita sendiri yang menolak imunisasi,” katanya.

Bahkan, ia mencontohkan kasus virus rubella yang akan terasa saat perempuan sudah menikah dan tidak mempunyai keturunan. Hal itu bisa menyebabkan terjadinya keguguran dan itu akan mudah menimpa pada penderita yang terkena virus rubella. “Salah satu penyebabnya yaitu tidak mau divaksin MMR,” ujarnya.

Selain itu, Bu Masriyah juga menjelaskan tentang kehalalan imunisasi. Menurutnya, kemajuan teknologi dan riset terus berkembang, sehingga bahan-bahan dari vaksin atau imunisasi yang diberikan sudah banyak yang menggunakan bahan-bahan yang halal.

“Ibaratnya orang yang menanam pohon mangga dan dia memakai pupuk kandang. Pupuk kandang itu dari kotoran hewan yang haram dan najis, tetapi apakah mangga yang diberi pupuk kandang akan menjadi haram atau najis juga?, tentu jawabannya tidak haram mangga itu. Nah, begitu juga dengan imunisasi yang tentu halal,” pungkasnya. (RF)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini