Pintu Masuk Narkoba Ternyata Berasal dari Dua Kebiasaan Ini

0
240
Muchammad Arifin mengisi materi di pelatihan Dai Antinarkoba di SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya. (Habibie/KLIKMU.CO)

KLIKMU.CO – “Saat otak sudah konslet (korsleting, Red), maka semuanya akan rusak. Jantung, hati, kulit, dan lainnya.”

Hal itu disampaikan Ketua Lembaga Dakwah Khusus (LDK) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur Ustadz Muchammad Arifin SAg MAg dalam Pelatihan Dai Antinarkoba LDK PDM Kota Surabaya. Acara ini berlangsung di The Millennium Building (TMB) SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya, Ahad (26/6/2022).

Ustadz Muchammad Arifin menambahkan, efek narkoba sangat membahayakan. Pertama, depresan. “Efek narkoba yang bisa menekan sistem saraf pusat dan mengurangi aktivitas fungsional tubuh sehingga bisa terjadi bahkan tidak sadarkan diri,” katanya.

Kedua, halusinogen. Yaitu efek halusinasi pada seseorang saat melihat sesuatu hal atau melihat benda yang tidak ada menjadi ada. Ketiga, stimulan. Yaitu efek narkoba yang mengakibatkan kerja organ tubuh seperti jantung dan otak lebih cepat dari biasanya. Dan keempat, adiktif. Yaitu efek narkoba yang menimbulkan kecanduan.

Menurutnya, pintu masuk narkoba berasal dari dua kebisaan ini: merokok dan mengonsumsi alkohol. “Jika masih kecil kita biarkan seperti ini (sambil memperlihatkan ke slide, Red), hidupnya akan susah. Banyak anak-anak yang mengunakan narkoba melalui rokok elektrik karena narkoba banyak yang cair,” tutur Ketua Takmir Masjid Attaqwa Pogot itu.

“Ketika orang sudah kena Aids, maka semakin hari akan semakin habis. Meskipun tidak mati langsung, tetapi hidupnya sangat menderita,” jelasnya.

Sekarang ini, lanjut dia, Indonesia sudah darurat narkoba. Narkoba masuk ke Indonesia sangat mudah karena Indonesia terdiri dari beribu-ribu pulau. “Negara Kepulauan Indonesia begitu mudah masuk. Di dalam lapas juga begitu mudah masuk, bisa melalui rentengan Kopi Kapal Api,” tambah intruktur alat detektor narkoba terbaik nasional BNN RI itu.

Ustadz Arifin, biasa dia dipanggil, menjelaskan terkait modus peredaran narkoba. “Narkoba beredar bisa kapan saja, di mana ada kesempatan, siapapun bisa jadi sasaran tanpa pandang bulu, siapapun bisa dijadikan kurir, guru, karyawan, bahkan tokoh agama,” tukasnya. (Habibie/AS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini