Plus Minus AI di Dunia Pendidikan: Awas Praktik Plagiarisme Baru!

0
10
Ilustrasi Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan. (Image by rawpixel.com on Freepik)

Surabaya, KLIKMU.CO – Keberadaan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan memiliki sejumlah manfaat untuk membantu pekerjaaan manusia. Bahkan dalam dunia pendidikan terus mengalami perkembangan secara pesat. Beragam jenis tools AI sudah bisa diakses baik secara gratis ataupun berbayar.

Meski demikian, AI tetap memiliki kekurangan dan kelebihan. Punya banyak manfaat, tapi sekaligus dapat menimbulkan ancaman bagi dunia pendidikan.

Dosen Desain Komunikasi Visual (DKV) UM Surabaya Radius Setiyawan menyebut ada tiga hal yang harus menjadi fokus perguruan tinggi di tengah kecanggihan AI hari ini.

Pertama, AI berpotensi memunculkan praktik plagiarisme baru. Ia mengatakan, chat menggunakan platform AI atau chat GPT (generative pre trained transformer) jelas akan mereduksi peran pendidikan secara substansial.

“Tentunya, jika hal ini tidak menjadi perhatian dosen dan institusi, kehadiran AI akan mereduksi peran pendidikan dalam mengupayakan kerja keras dan sikap kritis. Upaya membangun etos intelektual jelas akan terganggu. Akibatnya, mahasiswa tidak lagi berusaha dan cenderung malas untuk melakukan kajian tulisan dengan metode ilmiah yang benar,” ujar Radius, Sabtu (5/8).

Dampak yang kedua adalah shock future. Menurut pria yang juga sekretaris MPID PWM Jawa Timur tersebut, hadirnya AI dalam dunia pendidikan juga mengakibatkan shock future atau kegagapan menghadapi fenomena-fenomena baru hari ini dan yang akan datang.

“Kondisi ini tentu akan memicu kekhawatiran. Namun bagaimanapun, perkembangan teknologi yang berkembang secara pesat tidak bisa dicegah. Karena itu, dosen di perguruan tinggi harus benar-benar memahami perkembangan teknologi dan perilaku mahasiswa adalah digital native,” katanya.

Dosen pengampu mata kuliah kajian media dan budaya tersebut menambahkan, dengan memahami pola digital native, dosen akan mampu melihat peluang baru dan menciptakan solusi inovatif yang mengubah cara berinteraksi, bekerja dan menjalani aktivitas dalam dunia pendidikan.

Ketiga, adaptasi. Artinya, sebuah lembaga atau institusi harus mampu beradaptasi dalam melihat inovasi pembelajaran.

Ia mengatakan, adaptasi institusi pendidikan terhadap perubahan itu sangat penting untuk memaksimalkan pembelajaran.

Menurutnya, semangat institusi untuk terus beradaptasi harus menjadi fokus. Kultur di dalam institusi perlu dibangun agar penggunaan teknologi khususnya AI ini dapat dimanfaatkan secara benar dan tepat.

“Di tenggah kecanggihan AI hari ini. Perguruan tinggi perlu membuat dan beradaptasi terkait kurikulum yang mampu merespons perkembangan teknologi dengan menemukan kembali dari segi metode dan pengajaran. Tentu dengan dukungan semua stakeholder pendidikan,” tuturnya.

“Dosen dan mahasiswa harus punya pelatihan dan akses yang memadai untuk memanfaatkan teknologi AI dengan tepat tanpa mereduksi fungsi pendidikan,” pungkasnya. (AS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini