Jakarta, KLIKMU.CO – Perdana Menteri Kamboja Hun Sen menyampaikan permintaan maaf kepada Indonesia atas insiden terbaliknya bendera Indonesia pada acara pembukaan SEA Games beberapa waktu lalu.
Hal itu disampaikan PM Kamboja dalam acara puncak Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-42 ASEAN di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, yang dimulai Rabu (10/5).
“Bapak Presiden di sela-sela KTT Ke-42 ASEAN telah melakukan pertemuan bilateral dengan PM Kamboja Hun Sen. Tentunya, Bapak Presiden pertama kali mengucapkan selamat datang di Labuan Bajo dan mengucapkan selamat atas keketuaan Kamboja di ASEAN pada tahun lalu,” kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam keterangannya dikutip dari laman Kemlu.go.id.
Retno juga membeberkan beberapa isu yang dibahas Jokowi dan Hun Sen. Pertama, komitmen Indonesia untuk terus kerja sama di bidang ekonomi dan infrastruktur. Selain itu, soal bantuan Kamboja menyelamatkan WNI korban perdagangan manusia.
“Pertama adalah komitmen Indonesia untuk terus meningkatkan kerja sama ekonomi, termasuk keinginan Indonesia untuk terlibat di dalam pembangunan di Kamboja, terutama di dalam pembangunan proyek-proyek infrastruktur,” ujarnya.
“Yang kedua, Bapak Presiden juga menyampaikan terima kasih atas bantuan Kamboja pada saat kita harus menyelamatkan para WNI korban human trafficking, terutama untuk kejahatan online scams,” lanjutnya.
Sementara itu, dalam sambutan pembukaannya Rabu (10/5), Presiden Jokowi menyatakan bahwa dunia sedang menghadapi kondisi yang tidak stabil. Seperti ekonomi global yang belum sepenuhnya pulih, rivalitas yang kian tajam, hingga dinamika dunia yang semakin tidak terprediksi.
Akan tetapi, Jokowi yakin negara-negara di kawasan ASEAN bisa mengatasi persoalan-persoalan tersebut. “Asalkan satu kuncinya, yakni persatuan,” tegasnya.
Menurut Jokowi, ASEAN memiliki aset kuat sebagai pusat pertumbuhan. Selain itu, ASEAN juga memiliki ekonomi yang tumbuh jauh di atas rata-rata dunia, bonus demografi, hingga kestabilan kawasan yang terjaga.
”Ke depan, ASEAN harus makin memperkuat integrasi ekonominya, mempererat kerja sama inklusi. Termasuk implementasi RCEP (regional comprehensive economic partnership) dan memperkokoh arsitektur kesehatan, pangan, energi, dan stabilitas keuangan,” tegasnya. (AS)