PM Malaysia Bertemu Ketum PP Muhammadiyah, Bahas Persoalan Umat Islam

0
22
Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim (kiri) diterima Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir. (Muhammadiyah.or.id)

Jakarta, KLIKMU.CO – Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim bertemu dengan Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir di Jakarta, Senin (4/8). Muhammadiyah mengucapkan tahniah atas Hari Kemerdekaan Malaysia yang diperingati setiap 31 Agustus.

Kepada PM Malaysia Anwar Ibrahim, Haedar Nashir juga berterima kasih karena sudah diberikan izin mendirikan perguruan tinggi di sana. Dalam pertemuan ini, Haedar menyampaikan rencana kerja sama multisektor dengan Malaysia.

Di negeri jiran, Muhammadiyah memiliki satu perguruan tinggi, yakni Universiti Muhammadiyah Malaysia (UMAM) di Perlis, Malaysia. Haedar tidak memungkiri peran Anwar Ibrahim atas terbitnya izin pendirian UMAM di Malaysia. Bahkan, Haedar menyebut peran Anwar Ibrahim atas UMAM sejak sebelum dia menjadi Perdana Menteri Malaysia.

“Kami juga memohon izin, sesuai regulasi untuk mendirikan sekolah Muhammadiyah di samping TK yang sudah ada di Malaysia atau Kuala Lumpur. Di samping kita mempunyai Muhammadiyah Australian College, tentu kami juga akan mendirikan sekolah Muhammadiyah di Malaysia,” ujar Haedar pada Senin (4/8) di Jakarta.

Dalam pertemuan tersebut, PP Muhammadiyah juga menyampaikan dukungan agar Muhammadiyah meningkatkan mitra di Malaysia. Selain menjalin kerja sama dengan pemerintah, Haedar berharap Muhammadiyah dapat membangun sinergi dengan swasta di negeri jiran tersebut. Termasuk dalam program ekonomi.

“Ini termasuk problem besar umat Islam di Indonesia, Malaysia, maupun di negara-negara ASEAN,” lanjut Haedar.

Dia menambahkan, ikatan baik yang terbangun antara Muhammadiyah dan Anwar Ibrahim sudah terjalin sejak lama. Sebab, sebelum jadi Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim merupakan aktivis pergerakan Islam yang akrab dengan Muhammadiyah dan tokoh-tokohnya.

Karena itu, Haedar berharap antara pemerintah Indonesia dan Malaysia bisa saling mendukung untuk backup peran dan movement dari kaum muslim Indonesia-Malaysia agar bertumbuh menjadi kekuatan elaboratif, kolaboratif, dan kohesif. 

Seain itu, perlu disambung mata rantai gerakan Islam muda modernis agar Islam Malaysia dan Indonesia terus bersambung untuk memainkan peran muslim muda Indonesia-Malaysia menyambut masa depan bangsa.

Sebagai negara dengan kekuatan Islam terbesar di dunia, Indonesia dan Malaysia juga diharapkan menjadi kekuatan yang berperan dalam menciptakan persatuan dan perdamaian global. Bersama negara-negara Islam lainnya seperti Turki, diharapkan negara-negara muslim ini menjadi kekuatan alternatif dan kolaboratif dengan bangsa dan negara lain di tengah perkembangan geopolitik yang kompleks.

“Karena dunia memerlukan sumber nilai agama, dalam hal ini Islam sebagai rahmatan lil alamin sebagai kekuatan yang mendamaikan, mempersatukan, yang memajukan kehidupan. Lebih dari sekadar persaingan politik, ekonomi global. Saya pikir kekuatan paradigma muslim bisa menjadi kekuatan baru,” kata Haedar.

Sementara itu, PM Malaysia Anwar Ibrahim mengenang perjumpaannya dengan tokoh-tokoh muslim Indonesia. Ia juga mengapresiasi gerakan poros kaum muda Indonesia-Malaysia untuk berkolaborasi. Muhammadiyah diharapkan bisa mengambil prakarsa melalui pelatihan dan aktivitas lainnya.

“Muhammadiyah memang diharapkan oleh yang mulia untuk menjadi katalisator untuk mengambil prakarsa, menyatukan dan membangun kolaborasi kaum muda Indonesia dan Malaysia. Dan untuk peran dunia Islam, tentu memerlukan kebersamaan dengan negara-negara muslim dan Malaysia memang melakukannya dengan bertahap. Saya pikir memang tidak bisa dengan tergesa-gesa, tetapi perlu sistemik yang berkelanjutan,” pungkas Haedar. (AS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini