Surabaya, KLIKMU.CO – Nadine Moza tergeletak lemas di depan ruang guru SMP Muhammadiyah 4 Surabaya. Sontak para murid yang lain dibuat terkejut dengan keadaan siswa kelas 9 itu. Mereka pun mengelilingi Nadine seraya mencemaskan keadaannya.
Tandu kuning lantas disiapkan untuk membantu memindahkan Nadine yang lemas tak berdaya untuk mendapatkan pertolongan pertama. Itulah suasana kegiatan awal simulasi evakuasi dan pemindahan darurat yang diselenggarakan ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR), Jumat (10/3).
Ferry Dwi Fernanda, pembina ekstrakurikuler PMR, mengatakan bahwa simulasi ini adalah ajang praktik materi tentang evakuasi yang sudah diberikan sebelumnya. Pada kesempatan ini, ia menyiapkan peralatan berupa tenda dan tali yang dibutuhkan dalam proses evakuasi.
“Inti kegiatan adalah siswa dapat memindahkan korban kegawatdaruratan ke tempat yang aman,” tutur pembina PMR yang juga mahasiswa PGSD ini.
Menurutnya, untuk mengevakuasi dan memindahkan korban secara darurat juga butuh kehati-hatian ekstra. Salah perhitungan sedikit, keadaan korban dapat berubah menjadi lebih parah.
“Makanya saya tadi menekankan pada adik-adik PMR supaya ada aba-aba waktu mengangkat korban dan harus diletakkan secara hati-hati di tenda. Ada tekniknya, mereka sudah menguasai,” tambah pembina yang akrab disapa Kak Ferry ini.
Firda Al Fauziyah, siswa kelas 7 yang juga anggota PMR, mengatakan bahwa kegiatan ini adalah sesuatu yang baru baginya. Di ekstrakurikuler ini, ia merasa mendapatkan pengetahuan dan wawasan baru mengenai pertolongan pertama pada kecelakaan.
“Di kegiatan evakuasi ini, saya bisa belajar sesuatu yang dapat bermanfaat bagi orang lain,” ujar Firda.
Menurutnya, hal yang paling sulit dalam mengevakuasi korban adalah kerja sama dengan teman yang lain. Karena tandu itu ada 4 handle yang harus dipegang 4 orang, aba-aba untuk mulai mengangkat dan menurunkan korban harus terorganisasi dengan baik.
“Harus kompak kalau naik dan turunkan tandu, apalagi kalau membawa korban bencana atau musibah,” terang Firda. (Nadia Larasati/AS)