Praktik Seni Lukis, Belajar Asyik dan Bermakna pada Kurikulum Merdeka

1
1536
Kegiatan pembelajaran melukis pada jam pelajaran SBDP oleh Roni Handoko SSnM. (Rizka Dwi Darmawan/KLIKMU.CO)

Surabaya, KLIKMU.CO – Kegiatan pembelajaran di beberapa sekolah sudah menerapkan kurikulum baru, yaitu Kurikulum Merdeka. Termasuk di SD Muhammadiyah 18 Surabaya. Pembelajaran dikemas dengan fleksibel sehingga guru bisa leluasa mengajar sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa.

Guru pun bebas menentukan kegiatan pembelajarannya. Salah satunya guru seni budaya di SD Muhammadiyah Surabaya Roni Handoko SSnM yang sudah mulai menerapkan pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna bagi siswanya Rabu (8/3) pada pelajaran SBDP.

Roni Handoko berpendapat bahwa di era implementasi Kurikulum Merdeka ini para guru perlu menanamkan pengalaman belajar, khususnya untuk siswa kelas 3, 4, 5, dan 6.

“Dalam teori ada ide atau gagasan, namun belum tentu siswa dapat melakukannya secara langsung. Tetapi teori bisa didapatkan juga melalui praktik. Sehingga lebih baik dilakukan praktik yang bisa membuat siswa mendapatkan teori dan bisa mengimplementasikanya secara langsung,” jelasnya.

Adapun pembelajaran seni budaya yang dpraktikkan di kelas 3, 4, 5, dan 6 saat ini yaitu seni melukis. Menurutnya, perlu kegiatan praktik melukis untuk mengekspresikan kreativitas siswa.

Siswa diarahkan terlebih dahulu untuk mengenal seni rupa, khususnya seni murni yaitu seni lukis selama dua jam tatap muka. Sebuah lukisan harus dapat menerjemahkan apa yang ada dalam objeknya dengan memperhatikan corak, gaya, teknik, bahan, dan alat pada karya.

“Objek dari seni Lukis juga beragam seperti manusia, flora, fauna, alam dan bentuk motif dekoratif geometris atau nongeometris,” paparnya.

Roni lantas memerinci langkah-langkah yang baik supaya bisa menghasilkan lukisan yang terbaik juga. Langkah-langkah dalam melukis yaitu, pertama, menentukan ide atau gagasan. “Hal ini bisa dilakukan dengan cara melihat objek di sekitar, melihat buku atau bisa juga mengembangkan imajinasi yang ada di pikiran kita,” jelasnya.

Kedua, mulai membuat sketsa. Setelah menentukan gagasan, kita bisa mulai membuat sketsa gambar dengan prototipe. Ketiga, menentukan alat dan bahan.

“Alat dan bahan yang digunakan masing-masing pelukis berbeda. Bahan dan alat yang digunakan sesuai dengan perasaan dan keinginan melukis saat itu untuk mencurahkan isi hati dan perasaan ke dalam sebuah lukisan,” imbuhnya.

Keempat, menentukan teknik. Roni menyampaikan banyak teknik melukis yang bisa dilakukan oleh siswa. Ada teknik basah, yaitu mengencerkan cat minyak terlebih dahulu, teknik kering dengan cara menorehkan cat langsung menggunakan kuas yang kering atau bisa menggunakan, dan teknik campuran basah dan kering.

Penerapan pembelajaran bermakna dan asyik dengan melukis ini mampu meningkatkan semangat dan daya tarik siswa dalam belajar lewat lukisan. Menurut Muhammad Irzaldy Farellio El Akbar, salah satu siswa kelas 5 Bimasakti, dirinya senang hari ini pembelajaranya melukis dengan membawa kanvas dan cat air.

“Ustadz Roni juga meminta kami menentukan sendiri tema yang akan saya gambar. Saya memilih menggambar gunung karena sedang kangen dengan suasana desa yang bisa melihat gunung,” jelasnya.

Kegiatan bermakna ini diharapkan bisa dilakukan di semua pembelajaran sehingga siswa memiliki daya tarik dan lebih semangat dalam belajar. (Rizka Dwi Darmawan/AS)

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini