13 Desember 2024
Surabaya, Indonesia
Berita

Prof Abdul Mu’ti: Pemahaman terhadap Islam Harus Selalu Kita Refresh

Prof Dr Mu’ti MEd saat mengisi Baitul Arqam Guru dan Tenaga Kependidikan PCM Ngagel. (Mul/KLIKMU.CO)

Surabaya, KLIKMU.CO – Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Prof Dr Abdul Mu’ti MEd menjadi salah satu pemateri dalam acara Baitul Arqam Guru dan Tenaga Kependidikan PCM Ngagel Kota Surabaya, Sabtu-Ahad (8-9/4).

Kegiatan yang digelar di Auditorium Smamda Tower SMA Muhammadiyah 2 Surabaya ini bertajuk “Peneguhan Ideologi dan Peningkatan Profesionalisme”.

Materi pertama yang dibawakan oleh Prof Dr Mu’ti MEd tentang pandangan Muhammadiyah terhadap kehidupan secara pribadi (aqidah, akhlak, ibadah, dan muamalah duniawiyah).

Abdul Mu’ti menyampaikan bahwa iman, Islam, dan ihsan merupakan satu kesatuan yang saling berkesinambungan. Ketiganya direpresentasikan dengan aqidah, ibadah, dan muamalah.

Pertama, aqidah. Ia menyebutkan bahwa kata aqidah diambil dari kata “aqada” yang berarti akad atau ikatan. Maka orang yang kokoh aqidah pasti ada keterikatan antara manusia dengan Allah dan juga dengan sesama manusia.

Saat ditanya tentang mengapa masih ada yang lisannya menyakiti dan perbuatannya meresahkan padahal ia khusyuk ibadahnya, ia pun mengaitkan dengan kesinambungan tiga hal di atas: aqidah, ibadah, dan muamalah.

“Artinya, orang yang demikian hanya memandang ibadah dari sisi syariatnya. Tapi meninggalkan nilai ihsannya,” ujar tokoh kelahiran Kudus tersebut.

Ia pun memberi contoh lainnya. Sama seperti orang yang sedang haji/umrah membayar joki dan sodok kanan sodok kiri demi mengejar fadhilah mencium hajar aswad. Atau orang yang shalat berjamaah di kereta dengan berdiri.

“Jangan menganggap shalat sambil berdiri lebih afdhal dibanding shalat sambil duduk. Padahal Allah jelas memberi rukhshoh,” jelasnya.

Sempat viral pula sekelompok santri berjejer di pinggiran Jalan Malioboro mengaji bersama dengan tujuan syiar. “Padahal perintah membaca Al-Quran itu dengan khusyuk dan mengharap ridha Allah. Sehingga pemahaman kita terhadap agama harus senantiasa kita refresh,” sarannya.

Prof Dr Mu’ti MEd menyampaikan materi di hadapan peserta Baitul Arqam secara daring. (Erfin/KLIKMU.CO)

Seorang peserta Baitul Arqam juga mengeluhkan perihal Nyepi yang dihargai masyarakat Bali. Sedangkan umat Islam berpuasa tidak dihargai dengan tetap bukanya warung makan.

Prof Mu’ti pun berpesan untuk tidak iri dengan orang Bali. Karena ajaran Islam adalah saling menghargai. Agama ada dalam ranah pribadi.

Prof Mu’ti di akhir materinya menyampaikan agar GTK, AMM, dan PRM Cabang Ngagel tidak mencari ibadah yang berat jika yang ringan diperbolehkan. Namun juga jangan mencari-cari yang ringan jika tidak ada keringanan.

“Karena agama yang paling baik di sisi Allah adalah alhanafiyatus samhah. Yaitu yang lurus dan tidak mengurangi dan melebih-lebihkan. Maka, mari beragama dengan gembira dan menyenangkan,” tandas guru besar UIN Jakarta itu. (Erfin/AS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *