PSI Tunjuk Kaesang Jadi Ketua Umum, Pengamat: Dulu Partai Progresif, Sekarang Oportunis

0
39
Kaesang Pangarep berpidato setelah resmi jadi ketua umum PSI, Senin (25/9). (Youtube PSI)

Surabaya, KLIKMU.CO – Menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, jagat politik Indonesia kembali dibuat heboh. Masyarakat dibuat terkejut dan terheran-heran terkait dengan pergerakan politik para elite, terutama sikap politik keluarga Presiden Jokowi.

Berita politik terbaru terkait dengan anak bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep, yang didapuk menjadi ketua umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Kehebohan politik tersebut dikarenakan ada fenomena ganjil dan tidak lumrah terkait penunjukan instan Kaesang Pangarep menjadi ketua umum PSI. Pasalnya, dia baru masuk dan menjadi anggota partai, dua hari kemudian sudah langsung menjadi ketua umum. 

“Hal itu terkesan menabrak semua aturan lumrah organisasi partai politik di Indonesia sehingga menjadi pro-kontra bagi masyarakat politik di Indonesia,” kata Sholikh Al Huda, pengamat politik dari UM Surabaya, kepada KLIKMU.CO, Rabu (27/9).

Sebagaimana yang disampaikan oleh Direktur Lingkar Madani (LIMA) Indonesia Ray Rangkuti bahwa penunjukan Kaesang sebagai Ketum PSI tanpa kaderisasi seperti pertunjukan sulap. Ia pun merasa geli karena Kaesang diplot menjadi Ketum PSI seperti sim salabim.

“Tidak ada yang paling menggelikan dalam bulan ini di ruang politik kecuali PSI memilih Kaesang sebagai ketua umum partai itu. Seperti sim salabim,  baru sehari bergabung langsung didapuk menjadi ketua umum,” ujar Ray Rangkuti dikutip dari politik.rmol.id (25/9).

Pandangan miring tersebut, menurut Sholikh, merupakan hal wajar. Sebab, selama ini publik menyaksikan pergerakan politik PSI di jagat perpolitikan Indonesia tampak sangat segar, maju, kreatif, tegas, lugas, berani, dan inovatif yang mencerminkan politik yang idealis berkemajuan dan progresif.

“Politik gaya anak muda milenial,” ucapnya.

Menurut sekretaris DPD KNPI Jatim tersebut, masyarakat Indonesia berharap besar kepada PSI menampilkan gaya politik baru dan keluar dari hegemoni dan pola politik gaya lama atau gaya “orang tua” yang cenderung oportunis, transaksional, bahkan cenderung koruptif.

“Namun, fakta di lapangan kita menyaksikan tampilan orkestra politik PSI jauh dari harapan kita sebagai partai politik kaum muda progresif-idealis. Malah tampak sekali oportunistik-pragmatis,” imbuhnya.

Hal itu tampak dari sikap politik PSI yang instan dalam penunjukan Kaesang Pangarep menjadi ketua umum PSI. Penunjukan Kaesang Pangarep sebagai ketua umum PSI, kata dia, menunjukkan pola dan gaya politik PSI yang sangat oportunistik-pragmatis.

“Sebab, seandainya Kaesang bukan anak presiden, apa akan dilakukan seperti ini di PSI? Saya yakin tidak akan terjadi,” kata Sholikh.

Dia lantas menyinggung bagaimana aturan organisasi PSI, terutama dalam proses rekrutmen dan perkaderan anggota partai. Dengan pola tersebut, terkesan banyak aturan organisasi yang ditabrak dan dilewati demi kepentingan sesaat.

Hal ini tentu menjadi cermin atau potret politik yang kurang bagus bagi generasi muda Indonesia, yang diajari sikap instan politik tanpa proses perjuangan.

“Penunjukan Kaesang tentu dapat dibaca sebagai langkah ‘politik jalan tol’ PSI untuk masuk parlemen dengan menjual Kaesang dengan harapan dapat backup bapaknya yang presiden, tanpa susah payah menjual program-program progresif seperti dulu ke masyarakat,” tandasnya.

(AS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini