18 Desember 2024
Surabaya, Indonesia
AUM Panti Asuhan Kabar

Puskesmas Tambak Wedi Edukasi Kesehatan Reproduksi pada Santri PAM Kenjeran

Petugas puskesmas Tambak Wedi memberikan pengarahan di Panti Asuhan Muhammadiyah Kenjeran Surabaya. (Nashiiruddin/KLIKMU.CO)

Surabaya, KLIKMU.CO – Petugas Puskesmas Tambak Wedi memberikan edukasi kesehatan, khususnya mengenai reproduksi remaja, kepada santri Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Panti Asuhan Muhammadiyah (PAM) Kenjeran, Surabaya, Sabtu (15/7).

Ketiga petugas itu adakah Nove Rositasari SPsi (psikolog), Siti Nurbaiti Puspawigati AmdGz (petugas gizi), dan Lina Septi Danasari SKM (petugas promosi kesehatan).

Edukasi mengenai pubertas kesehatan reproduksi napza ini sangat penting untuk dijadikan sebagai pembekalan supaya santri PAM Kenjeran bisa memahami pentingnya menjaga kesehatan sejak dini.

Sebelum kegiatan berlangsung, santri putri diberi pemahaman mengenai tablet penambah darah. Tujuannya, mencegah terjadinya anemia karena wanita tiap bulan mengalami haid.

“Kapsul ini diminum khusus untuk santri putri. Anjurannya yaitu satu minggu satu kali saat malam hari supaya kondisi saat haid tidak merasa lemas. Kenapa kapsul penambah darah ini diminum saat malam? Karena ada efeknya, yaitu mual. Kapsul ini boleh diminum bagi santri putri yang sudah haid,” terang Lina Septi.

Sementara itu, Nove Rositasari sebagai psikolog Puskesmas Tambak Wedi menjelaskan bahwa selain memberikan pemahaman mengenai anemia kapsul tambah darah, pihaknya juga menjelaskan tentang pubertas atau masa pertumbuhan yang bisa dilihat dari kaum remaja. Pubertas merupakan hal yang alamiah dan semua orang akan mengalaminya.

Ia lantas menjelaskan ciri-ciri pubertas. Antara lain terjadinya perubahan fisik bagi laki-laki dan perempuan. Bagi kaum adam ditandai dengan pertumbuhan kumis, rambut pada dagu, badannya lebih tegap, kemudian terjadi mimpi basah. Sedangkan bagi kaum hawa terjadi menstruasi dan adanya perubahan pada bagian fisik.

“Kesehatan reproduksi ini berhubungan dengan pertama perkawinan anak melakukan pernikahan dini. Mungkin sebagian kita pernah dengar anak-anak usia seperti kalian sudah menikah. Risikonya terjadi pada perempuan karena organ reproduksinya ibarat buah itu belum matang. Masih setengah matang, setelah itu hamil. Nanti timbullah risiko kesehatan dan keselamatan juga,” ujarnya.

Kemudian, kata Nove, masalah kesehatan reproduksi itu biasanya berhubungan dengan infeksi virus yang disebabkan oleh virus yang bisa menular ke orang lain. Salah satunya hubungan seksual yang dilakukan dengan berganti-ganti pasangan atau seks bebas. Infeksi menular seksual ini memiliki banyak macam yang menyerang laki-laki maupun perempuan.

“Infeksi menular itu ada kencing nanah, daging tumbuh di area kelamin, dan banyak hal macam lainnya. Itu adalah gejala dari infeksi seksual menular. Kalau ada keluhan seperti itu, segera periksa karena bisa menularkan ke orang lain dan bisa membahayakan kesehatan diri sendiri,” tuturnya.

“Jadi, untuk seks bebas juga bisa terkena HIV itu adalah virus yang hampir sama dengan infeksi penular seksual. Penularan melalui darah yang terkadang kebanyakan dialami oleh pecandu narkoba melalui jarum suntik yang bergantian,” imbuhnya.

Menurutnya, penyakit HIV itu menyerang kekebalan tubuh dan hingga sampai saat ini belum ada obatnya. Itu sangat membahayakan untuk nyawa pengidap, terutama bisa menular ke orang lain.

Sementara itu, AIDS merusak kekebalan tubuh sehingga kekebalan menjadi menurun dan rusak hingga tidak bisa diperbaiki.

“Nah, kita ini mempunyai sistem kekebalan tubuh yang mencegah biar tidak terkena penyakit. Bila kekebalan tubuh menurun, kita juga rentan terkena penyakit flu dan batuk. Itu tanda daya tahan tubuh kita sedang turun,” tuturnya.

Sementara itu, bentuk kekerasan seksual ini antara lain dialami oleh remaja. Kebanyakan dialami dari orang-orang yang dikenal atau yang baru kenal. Biasanya remaja putri itu baperan dikenal dari media sosial seperti Facebook, Instagram, dan sebagainya.

“Awalnya mengajak pertemuan, selanjutnya mengajak berteman terus gandengan, pelukan, terus ciuman. Selanjutnya melakukan hal-hal lainnya,” pungkasnya. (Nashiiruddin/AS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *