Pustakawan Maladewa Belajar Manajemen Perpustakaan ke UMM

0
10
Wakil Rektor IV UMM Muhamad Salis Yuniardi menerima kenang-kenangan kepada Aminath Riyaz, salah satu perwakilan dari MNU Maladewa. (Humas UMM/KLIKMU.CO)

KLIKMU.CO – Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) bersama Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia (FPPTI) Jawa Timur kembali terima kunjungan. Kali ini, kunjungan datang dari luar negeri.

Professional Development Workshop on Library and Information Services (PDWLIS) Maldives National University (MNU) Maladewa datang ke UMM pada Rabu (31/7/2024) lalu. Kunjungan itu juga menjadi studi banding pustakawan Maladewa di Indonesia.

Aminath Riyaz, salah satu perwakilan dari MNU, mengapresiasi Kampus Putih –sebutan UMM– yang memiliki berbagai fasilitas yang memadai untuk perpustakaan.

“Kami datang ke sini untuk belajar, transfer ilmu, sekaligus menjalin hubungan dengan UMM. Ke depan, tentu juga akan ada kerja sama khususnya terkait dengan keperpustakaan. UMM ini kampusnya besar sekali dan masih menghidupkan perpustakaan secara maksimal. Terbukti dari banyaknya penghargaan yang diterima,” katanya.

Selain itu, Aminath menyampaikan bahwa saat ini para akademisi perlu mencetak anak muda pemerhati perpustakaan. Dia juga mengucapkan terima kasih kepada UMM yang telah menerima kunjungan tersebut dengan berbagai fasilitas yang diberikan. Mulai penginapan bintang empat Rayz Hotel UMM hingga tur kampus.

Sementara itu, Wakil Rektor IV UMM Muhamad Salis Yuniardi MPsi PhD menjelaskan, kemajuan peradaban itu tidak bisa lepas dari ilmu pengetahuan. Sedangkan salah satu sumber ilmu pengetahuan berasal dari buku dan pasti banyak ditemukan di perpustakaan.

Dia juga mengapresiasi masih banyak orang yang menjadi pemerhati perpustakaan di tengah gempuran zaman.

“Tidak bisa kita mungkiri bahwa saat ini generasi Z mulai malas untuk membaca naskah yang panjang. Apalagi membaca buku yang punya banyak halaman. Mereka lebih suka membaca tulisan singkat dan pesan singkat di gawai,” ungkapnya.

Menurut Salis, permasalahan tersebut bisa dijawab salah satunya dengan mendekatkan anak muda dengan akses informasi dari perpustakaan. Dia juga menyampaikan bahwa saat ini dunia sudah sangat cepat dalam bidang teknologi.

Perpustakaan yang konvensional bisa dimodernisasi dengan mengubahnya menjadi perpustakaan digital yang bisa diakses di mana saja dan kapan saja.

“Perpustakaan digital sepertinya perlu kita kembangkan dengan lebih masif lagi. Melalui perpustakaan itu, semua informasi bisa diakses dengan smartphone dan secara tidak langsung itu juga membuat para generasi Z lebih mudah untuk belajar,” katanya.

(Wildan/AS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini