Oleh: Ace Somantri
KLIKMU.CO
Tegas dan jelas, di bulan Ramadhan telah diwahyukan ayat-ayat Ilahi Robbi Al-Qur’an Al Karim yang berfungsi sebagai petunjuk jalan keselamatan, penjelas arah hidup dan kehidupan, serta pembeda di antara kebenaran dan kebatilan. Kesucian yang melekat dalam bulan Ramadhan dimaknai salah satu yang menjadi pembeda dari bulan-bulan yang lainnya, yaitu bulan diwajibkannya untuk beribadah vertikal ta’abudi shaum selama satu bulan penuh sekaligus di antara waktu dan masa di bulan ini diturunkanya wahyu Allah SWT yang suci sehingga ketika saat dalam keadaan tidak memiliki kesucian dilarang untuk menyentuhnya.
Dua hal tersebut menjadi penciri khas kesucian bulan tersebut sebagai pembeda yang khusus. Begitu pun manusia dan makhluk lain telah diberikan penegasan bahwa di bulan ini menjadi sesuatu yang diistimewakan oleh pemilik alam semesta untuk hamba-hamba yang berakal dan berpikir sehat.
Ramadhan yaa Ramadhan, sangat tegas disampaikan sebagai bulan petunjuk keselamatan umat. Al Qur’an dimaknai petunjuk dikarenakan: 1) berfungsi sebagai pemberi tanda dan arah keselamatan di dunia maupun di akhirat; 2) memberitahukan segala hal yang harus dilakukan manusia, baik itu perintah dan juga larangan; 3) berfungsi sebagai ajaran nasihat untuk senantiasa mengingatkan manusia dari kelalaian, khilaf, dan salah dalam tindakan dan perbuatan yang dilakukan.
Tidak ada alasan manusia hari ini, esok, dan hari-hari ke depannya berbuat tidak sesuai peraturan dan ketentuan yang telah diajarkan dalam Al-Qur’an. Berbagai permasalahan yang muncul di publik sebaiknya diselesaikan dengan pendekatan disiplin ilmu dan pengalaman yang dibangun atas spirit iman keberagamaan yang diyakini.
Hanya keyakinan atau optimisme sebagai stimulan pertama dan utama gerakan positif yang akan mendorong kuat seseorang melahirkan ide gagasan kreatif, inovatif, dan solutif. Ajaran dan paham tersebut sebuah nilai-nilai filosofi kepribadian seseorang dalam membangun jiwa dan karakter yang kuat.
Jangan khawatir, apalagi putus asa, di bulan Ramadhan penuh rahmah dan maghfirah akan membawa pada situasi dan kondisi menyenangkan dan membahagiakan. Sekalipun adakalanya saat-saat tertentu muncul hal yang membuat tidak nyaman dan juga tidak menenteramkan, itu diakibatkan sikap dan perbuatan yang bersangkutan itu sendiri manakala tidak melakukan perbuatan-perbuatan kebaikan bernilai amar ma’ruf nahi munkar.
Penting disadari bahwa dalam menjalankan hidup sebagai masyarakat beragama akan berusaha mengacu pada aturan yang telah ditentukan dalam ajaran agama yang diyakininya benar, apalagi ajaran Islam sebagai agama yang sudah pasti menyelamatkan. Hanya orang-orang yang mengikuti dan menjalankan ajaran Islam dengan baik dan benar akan membawa keselamatan dunia akhirat.
Peraturan bukan sekadar batasan-batasan baik benar, melainkan juga makna spirit yang terkandung dalam teks-teks ayat yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Saat diwahyukan sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan sosial, sehingga dalam ilmu Al-Qur’an dikenal istilah asbabunnujul atau hal ihwal yang menyebabkan wahyu diturunkan kepada Rasulullah SAW.
Tidak ada alasan manusia untuk tidak mengikuti setiap wahyu Ilahi Rabbi diturunkan, karena sudah teruji dan terbukti dalam perjalanan sejarah kehidupan dialam semesta bahwa siapapun manusia di muka bumi yang mengingkari ajaran-Nya pasti celaka dan binasa, baik di dunia maupun di akhirat.
Seperti kaum Tsamud yang digempakan bumi tempat tinggal mereka, lokasi tersebut di Madain Shaleh terletak antara Yaman Selatan dan Utara Madinah. Begitupun kaum Sodom luluh lantak gempa dan hujan batu hancur lebur, sebagai bukti nyata akibat perilaku umat Nabi Luth yang ingkar kepada ajaran Allah Ta’ala. Dan banyak kisah nyata menimpa negeri-negeri atau individu manusia yang binasa di dunia akibat dari sikap dan perilakunya yang mengingkari dan senantiasa melanggar secara brutal terhadap syariat pemilik alam semesta Allah Subhanhu wata’ala.
Ibrah-ibrah dalam rentang masa sejarah manusia yang terlewati harus menjadi referensi hidup dan kehidupan hari ini dan hari esok yang akan datang. Kemampuan dan kekuatan diri mengabdi tidak mungkin sekejap mata dapat menutup dosa dan noda, melainkan ada proses dalam masa dan waktu perjalanan hidup setiap manusia. Wahyu-wahyu yang tertulis dibaca dengan tartil, untaian perkataan dan susunan kalimat yang terhimpun dalam mushaf sangat indah dengan dialek linguistik bahasa Arab al-Qur’an yang tidak akan ada tandingannya. Terlebih dibaca dengan langgam suara berbagai variasi, lantunan suara merdu terdengar dengan tahsin dan tajwid yang baik dan benar.
Apalagi dipahami makna kata dan kalimat yang terkandung, lengkap dan sempurna kedahsyatan ayat-ayat Ilahi Rabbi terdengar oleh telinga atas dasar keimanan yang tertancap dalam jiwa dan raga. Gemetar terasa panas dingin hingga merinding bulu-bulu kulit akibat dari resapan suara ayat-ayat yang menembus daging dan tulang dalam tubuh. Rasa malu dan sedih tak tertahankan saat simbol kelemahan diri dengan tetesan air mata yang terurai tak terasa. Merasa dosa dan noda tinta hitam keburukan yang diingatkan oleh susunan kata dan kalimat ayat Ilahi Rabbi yang dibacakan.
Ketulusan saat membaca teks memaksa diri untuk memahami dari makna-makna tekstual yang ditarik dalam alam kontekstual. Tidak mudah dan luar biasa sulit memaknai maksud dari syariat yang dimaksud, apalagi mengetahui makna setiap kata apa yang dikehendaki pemilik syariat.
Kita manusia yang lemah dan papa di hadapan Maha Pencipta, namun kita harus kuat, gagah, dan berani saat berhadapan dengan hawa nafsu emosi keburukan, kemaksiatan, dan kemunkaran. Wahyu diturunkan pemberi kontribusi dan solusi dari setiap jengkal jari, tangan dan langkah kaki permasalahan yang dihadapi. Tidak boleh menyerah dan putus asa, selama kita mengimani penuh keyakinan tinggi dengan optimisme kuat, segala kebaikan dan kebenaran pasti ada jalan menuju kesempurnaan hidup didunia.
Wahyu Ilahi pancarannya dalam setiap kata mengandung banyak makna yang selalu menginspirasi dan membangun spirit keluar dari kejumudan berpikir dan berkarya. Ribuan hingga miliaran algoritma dalam teks nash setiap wahyu yang diturunkan dapat menjadi khazanah ilmu yang dapat diaplikasikan sesuai kebutuhan dan tuntutan zaman abad manusia yang hidup di atas bumi dan di bawah langit.
Ramadhan identik dengan wahyu Ilahi Rabbi. Sejak awal generasi Rasulullah yang terkenal salafushaleh. Hidup dan kehidupan mereka terhipnotis penuh bangga dengan ajaran Islam yang diwahyukan sebagai penyempurna ajaran sekaligus penutup nabi-nabi yang terdahulu. Kekuatan keimanan mereka tidak mudah luntur sekalipun godaan menghampiri setiap saat.
Beda dengan kita, dengan tipu daya fatamorgana yang menggoda sehingga pancaindra kita terpesona hingga teperdaya olehnya. Tidak disadari akhirnya masuk perangkap jaring-jaring yang dipasang oleh sang penggoda. Bujuk rayu yang ditebarkan tidak memilah-milah, siapapun mereka yang jauh dan menjauhi wahyu Ilahi Rabbi sudah dipastikan kena perangkap selanjutnya akan menanggung resiko dan akibatnya.
Hanya wahyu Allah Ta’ala sebagai tameng utama dan kuat untuk menangkis serangan hawa nafsu kemaksiatan dan tidak akan pernah tembus dengan tombak keburukan atau panah kemunkaran. Wahyu Allah menggerakkan hati dan anggota tubuh dan mencerahkan kegelapan mata yang tertutup noda keburukan. Hanya kepada-Nya tunduk, rukuk, dan sujud meminta ampun dan memohon perlindungan agar selamat dunia dan akhirat. Wallahu’alam.