Ratusan Mahasiswa FKIP UMM Nyantrik di 35 Sekolah

0
952
Sejumlah mahasiswa FKIP UMM siap nyantrik di SMP Muhammadiyah 8 Kota Batu. (Husamah/KLIKMU.CO)

KLIKMU.CO – Dekan FKIP UMM Prof Dr Trisakti Handayani MM, Senin (26/8/2024) secara resmi melepas 338 mahasiswa semester ke-7 untuk mengikuti program Pengalaman Lapang Persekolah II (PLP-2).  Para mahasiswa ini berasal dari lima program studi di lingkungan FKIP UMM.

Program PLP-2 diawali dengan pembekalan, penyamaan persepsi, dan penyerahan kepada para kepala sekolah mitra di Malang Raya. Pelaksanaan PLP-2 ini melibatkan 35 sekolah mitra yang terdiri atas 20 SD, 9 SMP, dan 6 SMA.

Para mahasiswa akan melakukan aktivitas asisten mengajar (nyantrik) kepada guru-guru yang telah berpengalaman.

Dalam sambutannya, Prof Trisakti Handayani menegaskan bahwa PLP-2 ini merupakan kelanjutan dari PLP-1 yang sudah melibatkan sekolah mitra pada tahun 2023. Pada kegiatan PLP-1 terdahulu mahasiswa, mengalami proses pengenalan kultur sekolah yang disebut sebagai profil sekolah.

“Untuk PLP-2, diharapkan mahasiswa mampu meneguhkan pengalamannya untuk menjadi calon guru yang mampu menghadirkan pembelajaran inovatif, modern, dan reflektif. PLP-2 ini secara rasional merupakan keberlanjutan dari pencapaian keterampilan dasar mengajar paripurna yang telah terbentuk pada fase sebelumnya, yaitu microteaching,” pesan Guru Besar Prodi PPKn tersebut.

Sementara itu, Wakil Dekan I FKIP UMM Dr Sugiarti MSi menyampaikan, sebagaimana regulasi nasional yang dinotifikasikan dalam Permenristekdikti Nomor 55 Tahun 2017 tentang Standar Nasional Pendidikan Guru (SNPG), pendidikan guru diskenario melalui dua program, yaitu progam akademik (strata-1) dan program profesi (PPG).

“Pada program akademik (S-1), setiap LPTK diwajibkan menyelenggarakan matakuliah Pengenalan Lapangan Persekolahan-1, microteaching, dan Pengenalan Lapangan Persekolahan-2,” ujarnya.

“Sementara itu, pada program profesi disajikan program Praktik Pengalaman Lapang-1 dan Praktik Pengalaman Lapang -2. Antara PLP dengan PPL terdapat perbedaan substansial dan intensitas karena jenjang KKNI-nya berbeda. Pendidikan akademik berada di KKNI level 6, sedangkan pendidikan profesi berada dalam KKNI level 7,” terang dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia tersebut.

Para mahasiswa tiba di SDN Junrejo 01. (Husamah/KLIKMU.CO)

Senada, Kepala LMT FKIP UMM yang membidangi PLP sekaligus Ketua Divisi PPL PPG FKIP UNN, Dr Nurwidodo MKes, melakukan reformulasi program PLP-2 dengan platform PPL-1. Dengan demikian, program PLP-2 pendidikan akademik dilakukan melalui sejumlah langkah. Yakni, observasi, orientasi dan inquiry, asistensi guru, mengajar terbimbing,  dokumentasi video, dan refleksi.

Pada kegiatan observasi, peserta PLP-2 ini akan melakukan tugas mengamati profil sekolah, iklim akademik sekolah, dan melakukan investigasi terhadap faktor-faktor yang mendorong siswa  aktif dalam pembelajaran.

“Hasilnya digunakan untuk orientasi dalam menyiapkan perangkat dan praktek pembelajaran yang nantinya akan dipraktekkan. Oleh karena itu, kegiatan observasi berkaitan dengan inquiry, yaitu menemukan masalah pembelajaran yang perlu dicarikan solusi,” tuturnya.

Pada langkah orientasi, mahasiswa memusatkan perhatian pada reencana solusi masalah pembelajaran melalui penerapan model PBL atau PjBL. Pada langkah asistensi guru, mahasiswa menyusun perangkat pembelajaran untuk kelas, materi (elemen), dan model yang dipilih sesuai dengan arahan guru pamong dengan platform kurikulum merdeka.

Sementara pada kegiatan mengajar terbimbing, mahasiswa mengimplementasikan rencana pembelajaran ke dalam real teaching sebagaimana kesepakatan dengan bimbingan guru pamong. Kegiatan mengajar terbimbing ini diobservasi oleh teman sejawat dosen pembimbing dan guru pamong untuk memastikan bahwa mahasiswa telah memperoleh pemahaman dan keterampilan mengajar dengan baik.

“Bersamaan dengan praktek mengajar, juga dilakukan dokumentasi berupa video pembelajaran. Pada akhir program, mahasiswa bersama guru pamong dan dosen pembimbing melakukan refleksi untuk menguatkan good practices yang terbentuk dan mengantisipasi kendala yang terjadi,” jelas Nurwidodo.

Para kepala sekolah yang dilibatkan dalam PLP-2 ini memberikan respons positif dan bersiap mewujudkan skenario utama PLP-2. Baik dalam hal pencapaian target akademis maupun tata kelola praktik pembelajarannya.

Dr Basuki Purnama MPd, Kepala SMAN 1 Kota Malang, menyampaikan bahwa sekolahnya siap merealisasikan PLP-2 ini dengan seluruh tahapan dan kualifikasi prosesnya.

“Sekalipun secara teoretikal membutuhkan waktu lama, tetapi tetap bisa dilaksanakan, walaupun secara praktikal di kalender sekolah memiliki waktu yang terbatas. Oleh karena itu, pelaksanaan PLP-2 ini harus dikelola secara intensif,” ujarnya.

(Husamah/AS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini